RI Tawarkan Swedia Proyek EBT dalam RUPTL 2021-2030
Pemerintah mulai menawarkan proyek energi terbarukan yang tercantum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2021-2030. Investasi terbuka buat pihak manapun yang ingin terlibat dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT).
"Kami mengundang Swedia untuk terus berpartisipasi dalam transisi energi terbarukan hingga 10 tahun ke depan seperti di RUPTL," kata Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Dadan Kusdiana dalam Sweden-Indonesia Sustainability Partnership Week, Rabu (24/11).
Dadan menyebut RUPTL yang baru saja diterbitkan untuk 10 tahun mendatang merupakan bentuk komitmen dalam pengembangan energi bersih. Dalam RUPTL tersebut, porsi pembangkit energi baru terbarukan mencapai 51,6% atau 20,9 GW.
Pemerintah membutuhkan dukungan pihak lain guna merealisasikan target yang sudah dicanangkan. Terutama yang berhubungan dengan transfer teknologi dan investasi.
Trade Commissioner Business di Kedutaan Swedia, Erik Odar mengatakan Indonesia mempunyai ambisi besar dalam menggenjot bauran energi bersih. Karena itu, Swedia siap membantu Indonesia guna mencapai hal tersebut.
Sebagai negara yang sudah berpengalaman di bidang energi terbarukan, Swedia akan turut terlibat dalam transisi energi di Indonesia. "Working grup yang terdiri dari perwakilan dua negara ditugaskan untuk mengidentifikasi cara-cara konkrit untuk melakukan kolaborasi dalam bidang energi," ujarnya.
Kementerian ESDM menyampaikan terdapat 21 proyek energi terbarukan berkapasitas 1,2 gigawatt (GW) yang bakal ditawarkan ke investor pada 2021-2022.
Dalam RUPTL terdapat tambahan kapasitas pembangkit listrik mencapai 40,6 GW. Dengan porsi pembangkit energi baru terbarukan (EBT) ditetapkan 51,6% dan fosil 48,4%.
Beberapa proyek tersebut rinciannya yakni Pembagkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kumbih-3 berkapasitas 45 megawatt (MW), PLTA Bakaru-II 140 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Hululais 1 dan 2 110 MW.
Kemudian, Pembangkit hydro Sumatera tersebar 200 MW, PLTP Tulehu 1 dan 2 20 MW, PLTP Songa Wayua 2x5 MW, PLTP Atadei 2x5 MW, PLT Biomassa Halmahera 10 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Sumbawa-Bima tersebar 10 MW, dan konversi PLTD menjadi PLTS dan battery energy storage system (BESS) 500 MW.
Direktur Aneka Energi Terbarukan Kementerian ESDM Chrisnawan Anditya mengatakan pemerintah terus berkoordinasi dengan PLN terkait pengadaan 21 proyek tersebut. Adapun program konversi PLTD menjadi PLTS rencananya akan ditawarkan pada awal tahun 2022.
Selanjutnya, penawaran proyek PLTS dan PLTA akan berlangsung pada semester I dan II. "Kami pantau terus terkait proses pengadaan dan penawaran, karena kami melihat 1,2 GW ini belum cukup," kata dia dalam diskusi The 10th Indo EBTKE ConEx 2021, Senin (22/11).