Dukung Ekosistem Mobil Listrik, Hyundai Raih Award Katadata Hijau
PT Hyundai Motor Indonesia menerima “Katadata Green Initiative Awards” di bidang teknologi dan transportasi. Pabrikan otomotif asal Korea Selatan tersebut dinilai tidak hanya menjual mobil listrik, tetapi turut mengembangkan ekosistem produksi kendaraan yang ramah lingkungan di Indonesia.
Penghargaan ini merupakan apresiasi terhadap perusahaan-perusahaan yang memiliki inisiatif untuk meningkatkan dampak positif terhadap lingkungan dan menciptakan sistem yang berkelanjutan.
“PT Hyundai Motor Indonesia menerima award karena komitmen pengembangan ekosistem electric vehicle (EV) untuk mendukung proses transisi energi di Indonesia,” demikian keterangan Katadata Insight Center (KIC) saat pemberian penghargaan 1 Desember 2022.
Salah satu bukti dukungan Hyundai terlihat dari komitmen investasi puluhan triliun untuk membangun pabrik baterai dan mobil listrik di Indonesia.
Produsen Mobil Listrik Pertama di Indonesia
Pada Maret 2022, Presiden Joko Widodo menyaksikan peluncuran mobil listrik baterai pertama yang diproduksi di Indonesia. Mobil tersebut diproduksi oleh pabrik Hyundai di Cikarang, Jawa Barat.
Mobil listrik yang diberi nama Ioniq 5 tersebut tidak hanya untuk memenuhi pasar domestik. Hyundai juga akan memasarkannya ke kawasan Asia Tenggara.
Presiden Direktur Hyundai Motors Indonesia SungJong Ha mengatakan, mobil ini adalah langkah bersejarah bagi industri otomotif Indonesia. Ini juga bagian dari komitmen Hyundai untuk transportasi di masa depan.
“Hyundai membuktikan komitmennya untuk membangun mobilitas masa depan, sehingga Indonesia bisa menjadi salah satu pemain penting di dunia,” katanya saat peluncuran mobil tersebut di “Indonesia International Motor Show 2022”.
Ioniq 5 adalah salah satu kepingan puzzle dalam rencana megaproyek mobil listrik Hyundai di Indonesia. Tidak hanya memproduksi dan menjual mobil listrik, Hyundai juga menunjukkan komitmennya untuk memproduksi sumber tenaga mobil tersebut yaitu baterainya.
Investasi Jumbo untuk Ekosistem Mobil Listrik
Tak hanya memproduksi mobil, Hyundai yang menggandeng LG Energy Solution menginvestasikan dana sebesar US$1,1 miliar atau sekitar Rp16 triliun untuk membangun pabrik sel baterai listrik. Pabrik baterai listrik pertama di Asia Tenggara ini nantinya akan memenuhi kebutuhan Hyundai dan KIA.
Pembangunan pabrik ini telah diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada September 2021 lalu. Pabrik yang ditargetkan selesai pada semester I-2023 ini dibangun di Karawang, Jawa Barat. Pabrik diharapkan dapat berproduksi secara penuh pada 2024.
Dalam kapasitas produksi penuh, pabrik ini ditargetkan dapat memproduksi 10 GWh sel baterai lithium-ion setiap tahunnya. Produksi ini dapat menjadi sumber setrum untuk 150.000 unit mobil listrik baterai.
Jokowi mengatakan, pembangunan pabrik merupakan bagian dari usaha pemerintah untuk melakukan hilirisasi industri. Ini juga sekaligus meninggalkan era ekspor komoditas bahan mentah.
“Kita harus berani mengubah struktur ekonomi yang selama ini berbasis komoditas untuk masuk ke hilirisasi, masuk ke industrialisasi, menjadi negara industri yang kuat dengan berbasis pada pengembangan inovasi teknologi,” katanya ketika meresmikan pembangunan pabrik.
Selain itu, pembangunan ini juga cara Indonesia menjejakkan kakinya di dunia di industri mobil listrik. Kerja sama dengan Hyundai ini, dunia akan memperhitungkan Indonesia sebagai bagian penting dalam rantai pasok mobil listrik dunia.
Konsumen Aluminium Ramah Lingkungan
Komitmen Hyundai untuk mendorong Indonesia lebih hijau juga terlihat saat perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Nusa Dua, Bali. Tidak hanya memasok ratusan mobil untuk acara, Hyundai mengumumkan penggunaan aluminium hijau Indonesia untuk produksi mobilnya.
Pasokan aluminium hijau ini dipenuhi oleh Adaro Energy Indonesia lewat anak usahanya PT Kalimantan Aluminium Industry. Produksi aluminium hijau ini akan dilakukan di Kawasan Industri Hijau, Kalimantan Utara.
Aluminium hijau berarti aluminium yang diproduksi menggunakan energi baru dan terbarukan (EBT) yang ramah lingkungan. Kolaborasi Hyundai dengan Adaro ini sejalan dengan komitmen mereka untuk netralisasi karbon.
Hyundai akan menggunakan alumunium ini sebagai bahan untuk memproduksi mobil sekaligus baterai listrik. Adapun, produksi aluminium baru akan dimulai pada kuartal I-2025.