Target Emisi Nol Bersih Bank DBS untuk Solusi Keuangan Berkelanjutan
Bank DBS berkomitmen terhadap pendanaan emisi nol bersih atau Net Zero Emission (NZE) di 2050 dengan mengumumkan target sektoral yang dibuat berdasarkan jalur dekarbonisasi berbasis ilmu pengetahuan. Komitmen ini menjadi upaya Bank DBS dalam memberikan solusi keuangan berkelanjutan seraya menuju masa depan ekonomi rendah karbon.
Dalam keterangan tertulis, Chief Executive Officer Bank DBS Piyush Gupta mengatakan komitmen Bank DBS terhadap emisi nol bersih atau NZE 2050 adalah langkah proaktif perusahaan dalam menjawab kebutuhan nasabah dan masyarakat.
“Target dekarbonisasi juga akan berperan sebagai panduan untuk pembiayaan kami ke emisi nol bersih melalui perubahan yang terukur,” ujar Gupta (13/9).
Sementara itu, Group Head Institutuional Banking Group, Tan Su Shan mengatakan, saat ini permintaan akan solusi keuangan berkelanjutan tengah mengalami peningkatan signifikan. Namun kemampuan bank dalam mencapai emisi nol bersih ditentukan oleh keberhasilan klien dalam menjalankan rencana transisi mereka.
“Untuk mempercepat transisi dan memenuhi kebutuhan investasi besar dalam beberapa dasawarsa mendatang, kami secara proaktif akan bermitra dengan klien, memberi mereka nasihat keuangan untuk masa depan rendah karbon,” ujar Shan (13/9).
Sejalan dengan itu, pada Oktober 2021, Bank DBS telah menandatangani Net-Zero Banking Alliance (NZBA), sebuah aliansi bank yang berkomitmen pada jalur NZE global. NZBA merupakan bagian dari Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ) yang diselenggarakan oleh Inisiatif Keuangan Program Lingkungan PBB.
Dalam laporan Bank DBS bertajuk “Our Path to Net Zero – Supporting Asia’s Transition to a Low-carbon Economy”, disebutkan bahwa Bank DBS menjadi bank pertama di Singapura yang tergabung ke dalam NZBA. Keikutsertaan Bank DBS itu diikuti dengan kewajban penyelarasan portofolio pinjaman dan investasi dengan target emisi nol bersih di 2050.
“Laporan ini membuahkan hasil dan terus membuka jalan yang kredibel menuju nol bersih merupakan hasil dari upaya tim di seluruh bisnis garis depan, manajemen risiko, keuangan, komunikasi, dan 3 Institut Sumber Daya Dunia (2022),” tulis laporan tersebut.
Masih dalam laporan yang sama, target dekarbonisasi Bank DBS, ditetapkan untuk sejumlah sektor strategis. Sejumlah target sektoral Bank DBS itu antara lain, daya, minyak dan gas, otomotif, aviasi, ekspedisi, baja, dan real estate. Sedangkan untuk sasaran cakupan data meliputi pangan dan agribisnis, dan bahan kimia.
Deretan target sektoral tersebut merupakan salah satu yang terlengkap di antara deretan bank global lainnya. Pendekatan Bank DBS dalam menetapkan target juga telah berbasis ilmu pengetahuan dan riset yang telah diakui secara global, seperti dari The International Energy Agency’s Net Zero Emissions by 2050 Scenario (IEA NZE).
“Kami berharap dapat berkontribusi dengan menyeimbangkan kembali persamaan ekonomi yang riil guna mempercepat transisi seraya memfasilitasi pertumbuhan kemakmuran yang berkelanjutan dan inklusif’,” tulis laporan tersebut.
Dalam acara webinar Suistanability Action for The Future Economy (SAFE) 2022 bertajuk “Recover Stronger Recover Sustainable”, Chief Sustainability Officer DBS Group, Helge Muenkel mengatakan bahwa setiap negara mempunyai strategi berbeda-beda dalam menghadapi persoalan emisi.
“Kami percaya Bank DBS akan dapat mencapai target emisi nol bersih, apabila perusahaan dan nasabah kami turut melakukan percepatan transisi ekonomi hijau,” ujar Muenkel pada (1/9).
Muenkel meneruskan, guna mencapai hal tersebut, Bank DBS menetapkan tiga pilar keberlanjutan yang selalu diterapkan pada seluruh strategi dan operasi bisnis sehari-hari. Pilar pertama adalah responsible banking di mana Bank DBS berperan menyukseskan tujuan berkelanjutan melalui pinjaman atau pembiayaan bagi perusahaan.
Adapun pilar kedua adalah responsible business practice yang diterapkan Bank DBS dalam operasi bisnis sehari-hari disertai perhatian terhadap aspek keberlanjutan dan meminimalkan jejak lingkungan (carbon footprint). Salah satu contoh penerapan tersebut seperti sertifikasi green office pada gedung-gedung kantor Bank DBS.
“Hal ini turut menjadi bagian dari upaya akselerasi target emisi nol bersih yang mencakup sejumlah aspek perhatian Bank DBS seperti keragaman, kesetaraan, inklusi, dan non-diskriminasi,” ujar Muenkel.
Sementara itu, Bank DBS menetapkan pilar terakhir, yakni impact beyond banking yang diwujudkan dengan dukungan dana dari Bank DBS guna menjawab permasalahan sosial dan lingkungan.
Sejauh ini Bank DBS telah memberikan dana hibah sebesar SGD 100 juta bagi wirausaha sosial yang telah berkomitmen terhadap permasalahan sosial dan lingkungan, serta memberi dampak positif bagi lingkungan di sekitarnya.
“Kami melihat Indonesia memiliki potensi yang besar dan ada empat hal yang perlu menjadi perhatian: Pertama kepastian pembuatan kebijakan, kedua perencanaan keuangan, ketiga inovasi seperti pemanfaatan platform digital, dan terakhir kolaborasi multi dan lintas sektoral,” ujar Muenkel.