ASEAN Rilis Taksonomi Hijau Edisi Kedua, Termasuk Pensiun Dini PLTU

Agustiyanti
30 Maret 2023, 21:54
sri mulyani, ASEAN, taksonomi hijau
ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/nym.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, taksonomi ASEAN edisi kedua telah mengakomodasi kebutuhan transisi energi ini untuk negara-negara seperti Indonesia.

ASEAN merilis taksonomi hijau edisi kedua, yang di antaranya mengklasifikan proyek pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap atau PLTU sebagai proyek hijau. Taksonomi hijau ini akan memberikan kejelasan kepada investor yang ingin berinvestasi di proyek-proyek hijau atau berkelanjutan. 

Taksonomi hijau adalah sistem klasifikasi, yang menetapkan daftar kegiatan ekonomi yang ramah lingkungan. Klasifikasi dilakukan berdasarkan kegiatan usaha yang mendukung upaya perlindungan lingkungan hidup dan mitigasi serta adaptasi perubahan iklim.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, taksonomi ASEAN edisi kedua telah mengakomodasi  kebutuhan transisi energi ini untuk negara-negara seperti Indonesia. Taksonomi ini tak hanya mencakup klasifikasi pembangunan untuk proyek-proyek energi baru dan terbarukan, tetapi juga upaya mempensiunkan pembangkit listr, terutama batu bara. 

"Ini adalah kemajuan nyata, dan saya melihat ada banyak itikad baik baik dari internasional, dari regional ASEAN, maupun dari dalam Indonesia, untuk benar-benar melaksanakan komitmen ini untuk menghindari bencana perubahan iklim," ujar Sri Mulyani dalam Press Conference: Financing Transition ASEAN di Nusa Dua, Bali pada Kamis (30/2). 

Ia mengatakan, taksonomi ASEAN edisi kedua ini merupakan salah satu capaian terpenting dalam ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors' Meeting yang diselenggarakan Indonesia. Panduan ini dalah yang pertama di dunia mengakui pembiayaan untuk transisi energi melalui kategori hiijau dan kuning, serta memberikan kejelasan tentang klasifikasi atau kategori proyek, hingga bagaimana mengukurnya. 

"Dan yang terpenting, akan memberikan kepastian bagi sektor keuangan untuk melihat proyek-proyek tersebut yang dapat dipertimbangkan dukungan pembiayaannya," kata dia. 

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan, penerbitan taksonomi ini merupakan pencapaian penting bagi pengembang pendanaan berkelanjutan di ASEAN. Ia berharap negara-negara ASEAN akan mengadopsi taksonomi edisi kedua ini ke taksonomi nasional masing-masing negara.

"Taksonomi ini diharapkan bisa menarik banyak investasi lokal dan internasional untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan di kawasan. Ini merupakan salah satu prioritas keketuaan Indonesia di ASEAN," kata dia. 

Ia berharap Indonesia dan ASEAN dapat menjadi contoh bagaimana menerjemahkan komitmen dalam pembiayaan berkelanjutan dan perubahan iklim pada aksi nyata. Komitmen ini akan diterjemahkan dalam bentuk proyek yang menguntungkan masyarakat, lingkungan, dan bisnis.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...