Genjot Produksi Mobil Listrik, AS Tawarkan Hibah dan Pinjaman Rp 182 T
Pemerintah Amerika Serikat (AS) menawarkan hibah dan pinjaman senilai US$ 12 miliar atau lebih dari Rp 182 triliun kepada produsen dan pemasok mobil untuk meningkatkan kapasitas pabrik mereka agar dapat memproduksi mobil listrik dan kendaraan canggih lainnya.
"Sementara kami beralih ke Electric Vehicle (EV) kami ingin memastikan bahwa produsen mobil dapat bertransisi dengan baik, sehingga tidak ada produsen mobil atau komunitas yang tertinggal," ujar Menteri Energi AS Jennifer Granholm, melansir dari Reuters Senin (4/9).
Grabholm mengatakan, bagi para produsen mobil yang ingin mendapatkan dana hibah atau pinjaman tersebut sangatlah mudah. Pasalnya, tidak akan ada persyaratan khusus bagi perusahaan untuk mendapatkan dana itu.
Namun demikian, untuk pabrik-pabrik mobil yang memiliki kondisi kinerja lebih baik dari pabrik lainnya, akan memiliki peluang yang lebih besar untuk menerima dana hibah atau pinjaman tersebut. Sehingga diharapkan bisa memproduksi mobil listrik berkualitas.
“Dan pabrik-pabrik mobil yang berada disekitar penduduk juga sangat tepat untuk bisa menerapkan dana hibah tersebut,” kata dia.
Sementara itu, Presiden Joe Biden mengatakan membangun ekonomi energi bersih dapat dan harus memberikan peluang yang saling menguntungkan bagi perusahaan otomotif dan dan pekerja berserikat yang telah menopang perekonomian Amerika selama beberapa dekade.
Biden menyebut, pemerintah juga akan menawarkan dana sebesar US$ 3,5 miliar atau setara Rp 53,3 triliun untuk produsen baterai dalam negeri. Sementara untuk kendaraan canggih, dana hibah yang akan diberikan sebesar US$ 2 miliar atau setara Rp 30,4 triliun.
Adapun dana tersebut berasal dari Undang-Undang Pengurangan Inflasi yang disahkan oleh Partai Demokrat AS tahun lalu, dan pinjaman sebesar $ 10 miliar atau setara Rp 152,4 triliun yang berasal dari Kantor Program Pinjaman Departemen Energi AS.
Penjualan mobil listrik secara global pada 2018 mencapai 5,1 juta unit. Angka ini meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 3 juta unit.
Menurut International Energy Agency (IEA), negara pengguna terbesar mobil listrik adalah Tiongkok dengan 2,24 juta unit. Amerika Serikat (AS) menjadi negara terbesar kedua dalam penggunaan mobil listrik dengan 1,13 juta unit.
Di Eropa, sepanjang tahun lalu penjualan mobil listrik mencapai 1,35 juta unit. Norwegia menjadi negara Eropa dengan penjualan mobil listrik terbanyak, yakni 296,2 ribu unit.