Investor AS Antre Bangun Kawasan Pariwisata Hijau di RI, Siapa Saja?

Tia Dwitiani Komalasari
25 Oktober 2023, 07:24
Foto udara bangunan hotel di dekat danau air asin dan hutan mangrove di Gili Meno, Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Senin (23/10/2023). Kawasan wisata perairan Gili Meno merupakan bagian dari pulau Gili Matra (Gili Meno, Gi
ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/nym.
Foto udara bangunan hotel di dekat danau air asin dan hutan mangrove di Gili Meno, Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Senin (23/10/2023). Kawasan wisata perairan Gili Meno merupakan bagian dari pulau Gili Matra (Gili Meno, Gili Air dan Gili Trawangan) yang ditetapkan sebagai kawasan konservasi perairan nasional seluas sekitar 2.954 hektare untuk melindungi, melestarikan dan pemanfaatan berkelanjutan keanekaragaman hayati laut, terumbu karang, ikan karang dan lamun.

Sejumlah investor asal Amerika Serikat (AS) telah menyatakan minat untuk membangun kawasan pariwisata hijau di Indonesia. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, menargetkan nilai investasi investor AS tersebut dapat menembus US$ 6 miliar atau setara Rp 95 triliun.

Sandiaga mengatakan, target investasi dari investor Amerika Serikat itu dapat dicapai dalam kurun waktu tiga hingga lima tahun ke depan atau bahkan lebih cepat dari itu.

“Bahkan tadi beberapa perusahaan Amerika Serikat telah menyatakan minat kepada saya untuk berinvestasi di sektor pariwisata hijau di Indonesia," kata Sandi di Jakarta, Selasa (25/10), seperti dikutip dari Antara.

Pernyataan tersebut disampaikan Sandi dalam event AmCham Indonesia 11th US-Indo Investment Summit 2023 bertajuk Mapping the Legacy, Navigating the Future di Mandarin Oriental Hotel.

Sandi mengatakan, sejumlah investor yang sudah menyatakan minat tersebut di antaranya Marriott Group, MasterCard dan beberapa perusahaan besar dari Negeri Paman Sam lainnya.

Pengembangan Hotel Ramah Lingkungan

Dia mengatakan, salah satu faktor yang membuat perusahaan tersebut tertarik adalah komitmen pemerintah Indonesia untuk fokus menerapkan pariwisata hijau yang ramah lingkungan. Fokus investasinya ada pada pengembangan perhotelan yang ramah lingkungan, seperti penggunaan energi baru terbarukan (EBT), pengelolaan sampah, dan penggunaan air yang lebih efisien.

"Untuk itu kami (Kemenparekraf) bisa menuntun mereka 15-20 persen di atas target pemerintah." ujarnya.

Sebelumnya, menurut Sandi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sudah menerima kesepakatan pembangunan dua hingga tiga hotel dengan total investasi sebesar 500-700 juta dolar AS di Ibu Kota Nusantara (IKN). Selain itu terdapat juga kesepakatan Pembangunan Resor Wisata di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.

Fasilitas tersebut mulai dibangun akhir 2023 dan akan dikelola oleh perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat, salah satunya ialah Marriott International Group dan The Ritz-Carlton.

Sandi mengaku optimistis bahwa investasi di sektor pariwisata hijau akan mencapai target dan memberikan dampak positif bagi Indonesia, baik dari segi sosial-ekonomi maupun lingkungan.

"Utamanya dapat menciptakan lapangan kerja baru, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan kualitas lingkungan dari pariwisata berkelanjutan," kata Sandi.

Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru menunjukkan, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel bintang di Indonesia pada Agustus 2023 sebesar 52,46%. Angka ini turun 2,17% poin dari Juli 2023.

Meski demikian, TPK hotel bintang pada Agustus 2023 lebih tinggi 5,08% poin ketimbang Agustus 2022 yang sebesar 47,38%. Dibandingkan periode awal pandemi Covid-19, tren TPK hotel bintang di Tanah Air cenderung menunjukkan peningkatan dalam tiga tahun terakhir seperti terlihat pada grafik di bawah.



Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...