Bos Astra Ungkap Biang Keladi Investasi Hijau di Indonesia Masih Kecil
Chief of Corporate Development di PT Astra International Tbk, Iswan Kosasih, mengatakan investasi hijau di Indonesia masih relatif kecil. Menurut dia, pemerintah perlu membuat regulasi yang menyelesaikan sejumlah masalah atau penghambat investasi hijau di Indonesia.
"Kita harus melihat permasalahan-permasalahan apa saja yang membuat investasi hijau ini belum bisa berkembang,” ujar Iswan dalam acara diskusi BNI Investor Daily Summit, di Jakarta, Rabu (25/10).
Iswan mengatakan, investasi hijau di Indonesia pada sekitar US$ 1,4 miliar pada 2021. Jumlah tersebut hanya sekitar 4,6 persen dibandingkan total investasi di sektor energi secara keseluruhan yang hampir mencapai US$ 30 miliar.
Padahal, dia mengatakan, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk investasi di sektor energi baru dan terbarukan (EBT). Namun,ada beberapa masalah yang harus diselesaikan oleh pemerintah termasuk penerapan regulasinya.
Tiga masalah tersebut adalah:
1. Penggunaan energi fosil
Iswan mengatakan, energi fosil masih menjadi bagian terpenting dalam pengadaan listrik di Indonesia bahkan beberapa tahun ke depan. Hal ini menyebabkan daya tarik investasi hijau masih belum optimal.
2. Keseimbangan dengan pertumbuhan ekonomi
Dia mengatakan, pemerintah perlu menyeimbangkan upaya dekarbonisasi dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pasalnya dekarbonisasi membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
3. Tenaga Kerja
Iswa mengatakan, pemerintah juga perlu memperhatikan dampak transisi energi pada tenaga kerja. Pasalnya, energi fosil menjadi salah satu penyumbang tenaga kerja terbesar di Indonesia.
“Sementara jika Indonesia menghentikan penggunaan batu bara, diperkirakan akan ada 250.000 tenaga kerja yang terdampak,” kata dia.