50 Perusahaan Migas Teken Piagam Dekarbonisasi Minyak dan Gas di COP28
Sebanyak 50 perusahaan migas, yang mewakili lebih dari 40% produksi minyak global, hari ini menandatangani Piagam Dekarbonisasi Minyak dan Gas di KTT Perubahan Iklim atau COP, yang berjanji untuk mencapai operasi net-zero emission pada 2050 dan emisi metana mendekati nol pada 2030.
Piagam ini juga berkomitmen untuk mengupayakan praktik terbaik industri dalam pengurangan emisi, serta meningkatkan transparansi, termasuk melalui pengukuran, pemantauan, dan pelaporan emisi mereka serta kemajuan dalam pengurangan emisi tersebut.
Perusahaan-perusahaan migas yang menandatangani piagam ini juga berjanji untuk berinvestasi dalam sistem energi masa depan, termasuk energi terbarukan, bahan bakar rendah karbon, dan teknologi emisi negatif.
Piagam ini merupakan bagian dari Akselerator Dekarbonisasi Global yang menyeluruh, yang diluncurkan pada KTT Iklim ke-28 atau COP28, yang berlangsung di Dubai, Uni Emirat Arab.
Dari perusahaan-perusahaan yang menandatangani piagam ini, sebagian besar adalah perusahaan minyak milik negara atau dikendalikan oleh negara. Ini termasuk Adnoc dan Snoc dari Uni Emirat Arab, Equinor dari Norwegia, Kazmunaigas dari Kazakhstan, dan NNPC dari Nigeria. Lalu, Pertamina dari Indonesia, Petrobras dari Brasil, Aramco dari Arab Saudi, dan Socar dari Azerbaijan.
Sementara, beberapa perusahaan migas internasional yang menandatangani perjanjian ini pada COP28, antara lain BP, Eni, ExxonMobil, Lukoil, Mitsui, Occidental, Repsol, Shell dan TotalEnergies.
"Meskipun banyak perusahaan minyak nasional telah mengadopsi target net zero pada 2050, saya tahu bahwa mereka dan perusahaan lain, dapat dan perlu berbuat lebih banyak. Kita membutuhkan seluruh industri untuk mencapai target suhu 1,5 °C dan menetapkan ambisi yang lebih kuat untuk dekarbonisasi", kata Presiden COP 28 Sultan al-Jaber, dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (3/12).
Direktur Program Iklim Global World Resources Institute (WRI) Melanie Robinson mengatakan, perusahaan-perusahaan migas yang tergabung dalam piagam tersebut, berkomitmen mencapai emisi nol bersih pada 2050. Namun, hal ini hanya untuk operasi mereka sendiri, yang merujuk pada apa yang disebut dengan lingkup 1 dan cakupan 2 emisi.
"Cakupan ini tidak mencakup emisi dari bahan bakar yang dijual perusahaan-perusahaan migas tersebut, atau cakupan 3," kata Melanie.
Al-Jaber mengakui hal ini, dengan mengatakan sektor ini harus mengatasi bagian tersulit dari seluruh emisi lingkup 1 dan 2. Ia juga menyebutkan, bahwa industri migas juga harus berinvestasi lebih banyak pada energi bersih dan teknologi ramah lingkungan lainnya untuk membantu mengatasi lingkup 3.
Mengenai metana, Robinson mengatakan hal ini cukup menggembirakan karena beberapa perusahaan minyak nasional telah menetapkan target pengurangan metana untuk pertama kalinya. Namun, untuk memverifikasi kemajuan dalam mencapai target tersebut, harus diberlakukan pengawasan dan adanya transparansi dari para perusahaan migas.