LSM Protes Bank Ekspor Impor AS karena Biayai Energi Fosil
Sebuah kelompok lingkungan hidup mengajukan komplain kepada Organisasi Kerja sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), pada Selasa (5/12). Mereka menuduh bahwa Bank Ekspor Impor Amerika Serikat (EXIM) masih menginvestasikan uang para pembayar pajak ke dalam proyek-proyek energi fosil di luar negeri meskipun pemerintah AS telah berjanji untuk mengakhiri investasi semacam itu.
Friends of the Earth mengadu kepada OECD karena EXIM masih membiayai proyek-proyek minyak dan gas besar di luar negeri. Hal ini melanggar janji pemerintahan Joe Biden untuk menghentikan pembiayaan publik internasional untuk bahan bakar fosil.
Friends of Earth mengatakan EXIM belum mengambil tindakan substantif untuk mengurangi portofolio proyek-proyek dan transaksi-transaksi yang menghasilkan gas rumah kaca. EXIM juga tidak mengungkapkan cakupan penuh dari emisi yang akan timbul sebagai akibatnya.
Dalam sebuah pernyataan kepada Reuters, EXIM mengatakan bahwa mereka berusaha untuk menyelaraskan diri dengan agenda iklim pemerintah sembari mematuhi peraturan yang melarang mereka melakukan diskriminasi hanya berdasarkan industri, sektor, atau bisnis. "Setiap perubahan pada Piagam EXIM harus disahkan melalui tindakan Kongres," kata pernyataan itu, seperti dikutip Reuters.
Ketua EXIM Reta Jo Lewis mengunjungi Dubai minggu ini sebagai bagian dari delegasi AS ke pertemuan iklim COP28, di mana Amerika Serikat mendukung pengurangan bahan bakar fosil.
Pembiayaan Proyek Bahan Bakar Fosil
Friends of the Earth mengatakan bahwa dari tahun 2017 hingga 2021, EXIM telah membiayai proyek-proyek bahan bakar fosil sebesar US$5,78 miliar. Angka ini sangat besar jika dibandingkan dengan US$120 juta yang disalurkan untuk energi bersih.
Friends of Earth juga menyebut EXIM mempertimbangkan proyek-proyek bahan bakar fosil baru, termasuk kilang minyak besar di Indonesia, proyek minyak di Bahama, turbin gas di Irak, dan pembelian gas alam cair (LNG) oleh raksasa perdagangan komoditas Trafigura.
"Badan ini telah berulang kali gagal bertanggung jawab atas bagaimana dukungannya terhadap bahan bakar fosil berdampak pada masyarakat dan memperburuk perubahan iklim," ujar Kate DeAngelis, manajer program keuangan internasional senior di Friends of the Earth.
Kelompok ini mengatakan bahwa OECD memiliki kekuatan untuk memaksa proses mediasi jika pengaduannya diterima. Namun, OECD tidak segera membalas permintaan komentar dari Reuters.