Jokowi Soroti Saham Geothermal yang Naik hingga 10 Kali dalam 2 Bulan
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyoroti investasi energi baru dan terbarukan (EBT) yang banyak dilirik dalam beberapa waktu terakhir. Misalnya saja emiten geothermal yang mengalami lompatan saham tujuh kali hingga 10 kali lipat dalam dua bulan terakhir di Bursa Efek Indonesia.
Jokowi mengatakan, saham emiten tersebut berada di lingkaran energi hijau. Selain geothermal, industri pembangkit panel surya dan tenaga air juga menjadi peluang investasi ke depan yang sangat menjanjikan bagi Indonesia.
Ia mengatakan, Indonesia perlu bertransisi pada pengembangan industri ramah lingkungan dan berkelanjutan guna menangkap peluang pasar investasi global.
"Sehingga peluang green economy harus ditangkap, yang namanya blue economy investasinya segera dikejar. Karena ke depan akan sangat sulit produk yang berkaitan tidak ramah lingkungan bisa diterima di banyak negara," katanya.
Adapun sejumlah emiten yang merambah bisnis geothermal di antaranya PT Pertamina Geothermal Energy (PGEO), dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN). Sejumlah emiten juga tengah menjajaki pembangunan geothermal seperti PT Astra Itnernational Tbk (ASII).
Pemerataan Investasi
Selain menjadi peluang investasi yang menarik, Jokowi mengatakan sektor EBT juga menciptakan pembangunan nasional. Pasalnya, investasi EBT banyak yang berlokasi di luar Jawa.
Dia mengatakan, sekarang investasi di luar Jawa sudah mencapai 52 persen. Sementara investasi di Jawa 48 persen.
"Artinya, di luar Jawa sudah lebih besar dari investasi yang ada di Jawa, ini benar," kata Presiden Jokowi saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Investasi 2023 Kamis (7/12), seperti dikutip dari Antara.
Dalam kesempatan itu, Jokowi menyampaikan arahan kepada pemangku kepentingan terkait, termasuk jajaran pemerintah pemerintah daerah, untuk mendorong investasi yang merata hingga di luar Pulau Jawa. Hal itu dilakukan melalui dukungan pemerintah pusat dalam penyediaan infrastruktur yang memadai.
Presiden Jokowi juga menekankan pentingnya peran pemerintah dalam menjalin kolaborasi pengusaha asing dan domestik dalam mewujudkan pemerataan pembangunan nasional.
Realisasi Investasi
Laporan Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan realisasi investasi di Indonesia mencapai Rp 374,4 triliun pada kuartal III-2023. Realisasi itu tumbuh 21,6% secara tahunan (year-on-year/yoy), sedangkan secara kuartalan naik 7% (quarter-on-quarter/qoq).
Adapun realisasi investasi pada kuartal III-2023 masih didominasi dari Penanaman Modal Asing (PMA), dengan nilai Rp 196,2 triliun atau 52,4% dari total investasi.
Di sisi lain, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) pada periode yang sama tercatat sebesar Rp178,2 triliun atau 47,6% dari seluruh investasi yang masuk.
Realisasi investasi PMA dan PMDN pun juga meningkat, baik dibanding kuartal sebelumnya (qoq) ataupun periode yang sama tahun sebelumnya (yoy).