Konservasi Indonesia dan OceanX Kolaborasi di Program Blue Halo S
Konservasi Indonesia (KI) menjalin kemitraan kolaboratif dengan OceanX, organisasi global untuk eksplorasi laut, untuk mendukung program Blue Halo S. Kemitraan itu diluncurkan pada side event COP28 di Dubai, Uni Emirat Arab, dan disaksikan oleh M Firman Hidayat, Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
Kolaborasi KI dan OceanX akan diwujudkan melalui penelitian bersama untuk mendukung program Blue Halo S, sebuah program yang diluncurkan akhir tahun lalu. Program ini merupakan inisiatif dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama KI, Conservation International, dan Green Climate Fund (GCF).
Program Blue Halo S menyasar Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 572 yang meliputi pesisir barat Sumatra dan sebagian wilayah pesisir Selat Sunda.
"Pengetahuan melalui eksplorasi merupakan komponen penting dari misi kami untuk menjaga ekosistem penting. Menyadari status Indonesia sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman hayati paling tinggi di dunia, kami mengakui keberadaan banyak wilayah laut dalam yang belum dipetakan dan dijelajahi," ujar Meizani Irmadhiany, Senior Vice President dan Eksekutif Chair Konservasi Indonesia, dalam siaran pers, Jumat (15/12).
Menurut Meizani, kemitraan dengan OceanX ini bertujuan memanfaatkan teknologi mutakhir dan keahlian ilmiah untuk memberikan kontribusi substantif terhadap pelestarian alam. Fokus proyek percontohan Blue Halo S di pesisir barat enam provinsi di Sumatra dan Jawa, yakni Aceh, Sumatra Barat, Sumatra Utara, Bengkulu, Lampung, dan Banten. Kawasan ini mencakup 125.000 hektare terumbu karang, yang merupakan empat dari 50 ekosistem terumbu prioritas dunia, dan menjadi tempat bermukim 15,4 juta warga pesisir.
"Kolaborasi penelitian dengan OceanX mempunyai arti penting karena peran WPP 572 dalam menyediakan ketahanan pangan, penghidupan, dan dampak ekonomi yang lebih besar bagi masyarakat lokal dan sekitarnya," ujar Meizani. Program Blue Halo S akan mendukung strategi jangka panjang pemerintah dalam mendorong pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Perikanan, meningkatkan Kawasan Konservasi Perairan Laut (KKL) dan menjamin ketahanan masyarakat.
Penelitian akan Menggunakan Kapal OceanXplorer
Sementara itu, Vincent Pieribone, yang mewakili OceanX, mengatakan organisasinya berkomitmen mendukung visi Indonesia mengenai ekonomi biru yang berkelanjutan. OceanX juga menantikan kemitraan dengan KI. OceanX akan memberikan dukungan komprehensif yang mencakup panduan ilmiah, konsultasi penelitian, strategi konservasi, inisiatif komunikasi, pendidikan lingkungan, dan keterlibatan aktif para pemangku kepentingan di Indonesia.
"OceanX dan KI dipastikan akan berkolaborasi erat, mencari jalan untuk memanfaatkan kemampuan khusus OceanXplorer dalam penelitian aset bawah air, pengurutan eDNA, pemetaan akustik, upaya ilmiah di atas kapal, dan banyak lagi," ujar Pieribone.
OceanX dan KI juga akan bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam proyek ini. OceanX akan mendatangkan kapal eksplorasi, penelitian ilmiah, dan produksi media yang canggih, yakni OceanXplorer, ke Indonesia pada 2024. Kapal ini dilengkapi dengan kemampuan mutakhir yang memungkinkan para peneliti mengkarakterisasi secara menyeluruh habitat di beragam lingkungan laut, mulai dari wilayah pesisir hingga laut terbuka dan dalam.
Meizani mengatakan, hasil signifikan yang diharapkan dari program Blue Halo S adalah penurunan emisi gas rumah kaca dan meningkatkan ketahanan iklim. "Penelitian berbasis sains yang menjadi inti kerja KI akan semakin kuat dengan kerja sama multi pihak ini," ujarnya.