Vietnam Terima Kredit Karbon Rp 814 Miliar dari Bank Dunia

Rena Laila Wuri
25 Maret 2024, 14:32
Bendera Vietnam
VinWonders
Bendera Vietnam
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Vietnam telah menerima dana pembiayaan kredit karbon mencapai US$ 51,5 juta atau setara Rp 814 Miliar (Kurs Rp 15.811) dari Bank Dunia melalui Fasilitas Kemitraan Karbon Hutan (FCPF). Penerimaan dana tersebut menjadikan Vietnam negara pertama di kawasan Asia Pasifik Timur yang menerima pembayaran berbasis hasil dari FCPF.

FCPF adalah kemitraan global dari pemerintah, bisnis, masyarakat sipil, dan organisasi Masyarakat Adat yang berfokus pada pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan. Selain itu, FCPF fokus dalam konservasi stok karbon hutan, pengelolaan hutan yang berkelanjutan, dan peningkatan stok karbon hutan di negara berkembang.

Pembayaran dilakukan ke Vietnam untuk mengurangi 10,3 juta ton emisi karbon antara 1 Februari 2018 dan 31 Desember 2019. Ini adalah pembayaran tunggal terbesar hingga saat ini yang dibuat oleh FCPF untuk kredit karbon terverifikasi dan integritas tinggi.

Manfaat dari pembayaran ini diharapkan mencapai 70.055 pemilik hutan dan 1.356 komunitas tetangga. Kredit karbon dialokasikan sesuai dengan rencana pembagian manfaat yang kuat yang dikembangkan melalui proses konsultatif, partisipatif, dan transparan.

"Keberhasilan program REDD ini membawa Vietnam lebih dekat untuk memberikan Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional kami yang ambisius di bawah Perjanjian Paris, sambil melindungi area yang sangat penting untuk konservasi keanekaragaman hayati," kata Menteri Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Vietnam Le Minh Hoan dikutip dalam keterangan tertulisnya di laman World Bank, Senin (25/3).

Direktur Negara World Bank untuk Vietnam, Carolyn Turk, mengatakan Vietnam sudah menghasilkan pengurangan emisi lebih dari volume yang dikontrak dengan FCPF, dan dapat menjual kredit kepada pembeli pihak ketiga melalui perjanjian bilateral atau pasar karbon. Vietnam juga dapat menggunakan kelebihan kredit untuk memenuhi Nationally Determined Contributions (NDC) pada penurunan emisi gas rumah kaca (GRK).

"Pembayaran penting ini menandai langkah lain bagi Vietnam untuk bergabung dengan pasar kredit karbon global dan membuka peluang baru untuk membiayai komitmen dan target iklim negara yang ambisius," kata Carolyn Turk.

Program pengurangan emisi yang dilaksanakan antara 2018 dan 2019 telah menghasilkan hasil yang luar biasa. Dengan total 16,2 juta ton pengurangan emisi terverifikasi tercapai, melampaui target awal 10,3 juta ton yang diuraikan dalam Emission Reduction Payment Agreement (Perjanjian Pembayaran Pengurangan Emisi) sebesar 5,9 juta ton.

Menanggapi keberhasilan ini, World Bank telah mengeluarkan pemberitahuan opsi panggilan untuk memperoleh pengurangan emisi tambahan 1 juta ton di luar volume kontrak yang disepakati. Program pengurangan emisi Vietnam melindungi sebagian besar hutan tropis negara, mencakup 3,1 juta dari 5,1 juta hektare lahan di area program.

Hutan-hutan ini memiliki signifikansi ekologis yang sangat besar, dan membentuk tulang punggung dari lima koridor konservasi yang diakui secara internasional.

Daerah ini juga merupakan rumah bagi 12 persen populasi Vietnam, termasuk 13 kelompok etnis minoritas dan banyak komunitas yang bergantung pada hutan. Hampir sepertiga orang di wilayah tersebut hidup di bawah garis kemiskinan nasional.

Program ini secara aktif memperluas cakupan dan kualitas kawasan hutan bekerja sama dengan masyarakat lokal. Kerja sama itu dilakukan melalui pendekatan multifaset yang melibatkan peningkatan praktik pengelolaan hutan, investasi strategis di sektor kehutanan, dan penyempurnaan kebijakan pertanian.

Hingga kini, diketahui FCPF telah bekerja dengan 47 negara berkembang di seluruh Afrika, Asia, dan Amerika Latin dan Karibia, bersama dengan 17 donor yang telah memberikan kontribusi dan komitmen sebesar US$ 1,3 miliar atau setara Rp 20,5 miliar.

Reporter: Rena Laila Wuri

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...