Bahas Konsep Kota Hutan, OIKN Bakal Undang Pakar dari 12 Negara
Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengundang para peneliti, aktivis, dan praktisi dari 12 negara dalam Konferensi Internasional Pembangunan Kota Hutan dan Pemulihan Keanekaragaman Hayati dan Budaya. Konferensi yang akan berlangsung pada 29-30 Mei di Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur itu akan memberikan masukan mengenai konsep kota hutan.
“Konferensi International Conference on Forest City (ICFC) akan menjadi ajang bagi para akademisi, peneliti, aktivis dan praktisi dari 12 negara untuk saling memberikan pendapat dan masukan konstruktif mengenai konsep kota hutan, dengan metodologi yang dapat dipertanggungjawabkan," kata Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita IKN Myrna Safitri, di Jakarta, Selasa (28/5).
Dalam konferensi internasional ini, OIKN akan menggelar beragam kegiatan seperti kunjungan lapangan ke IKN, seminar, kuliah umum, dan diskusi panel.
Berdasarkan unggahan OIKN mengenai ICFC, partisipan dalam konferensi ini berasal dari beberapa negara, seperti Belanda, Australia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Malaysia, dan Thailand.
Mengunjungi Miniatur Hutan Hujan Tropis
Sehari sebelum ICFC dimulai, para pembicara dan partisipan yang akan hadir secara langsung diajak OIKN untuk mengunjungi Miniatur Hutan Hujan Tropis di Nusantara dan Bukit Bangkirai untuk melihat secara langsung kondisi hutan yang ada di Nusantara.
Di Miniatur Hutan Hujan Tropis, partisipan juga diajak untuk serentak menanam pohon dan melepasliarkan 30 burung yang merupakan spesies endemik Kalimantan. “Tujuan mengajak para partisipan ke wilayah lindung yang ada di Nusantara adalah untuk memberikan gambaran yang nyata dan permasalahan dari hutan-hutan yang ada di IKN, sehingga nantinya diskusi yang diberikan akan berdasar pada observasi langsung,” kata Myrna.
Guru Besar Universitas Mulawarman Profesor Esti Handayani Hardi menyebut antusiasme masyarakat dan akademisi dalam ICFC sangat besar mengingat topik yang dibawa sangat dekat dengan lingkungan masyarakat.
“Membangun Nusantara tidak hanya dilakukan oleh pemerintah. Peran aktif akademisi, lembaga pendidikan, bahkan masyarakat umum sangat penting sehingga akan banyak masukan dari beberapa elemen serta saling melengkapi aspek-aspek yang telah dan akan dikembangkan,” kata Esti.
Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman Profesor Rudianto Amirta menyambut baik diselenggaranya ICFC mengingat kajian kehutanan menjadi fokus Universitas Mulawarman sejak lama. “Dengan antusiasme yang tinggi pada ICFC, diperkirakan akan terbit lebih dari 100 dokumen ilmiah yang membahas kota hutan di Nusantara dan dunia,” kata Rudianto.