Pupuk Indonesia dan ACWA Power Lanjutkan Pengembangan Ekosistem Hidrogen Hijau
PT Pupuk Indonesia (Persero) bersama dengan ACWA Power, PLN Energi Primer Indonesia, dan PLN Indonesia Power menandatangani perjanjian Head of Key Terms (HoT) untuk pengadaan hidrogen hijau dalam rangka pengembangan amonia hijau.
Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi, mengatakan melalui penandatanganan HoT ini, Pupuk Indonesia bersama mitra strategis memastikan ketersediaan pasokan hidrogen hijau sebagai bahan baku utama produksi amonia hijau.
"Amonia hijau ini kemudian dapat dimanfaatkan Pupuk Indonesia dalam proses produksi pupuk urea dan NPK, sehingga mendukung keberlanjutan pasokan bahan baku untuk industri pupuk nasional," ujar Rahmad dalam keterangan, Senin (9/9).
Rahmad mengatakan, Pupuk Indonesia tidak hanya memastikan produksi berjalan dengan baik, tapi kami juga menjaga kepastian bahan baku.
Menurutnya, langkah yang dilakukan perusahaan bisa mengurangi penggunaan bahan baku yang tidak terbarukan. Pasalnya, bahan baku yang tidak terbarukan, seperti gas alam, suatu ketika akan habis.
"Karenanya, ini langkah strategis kami menggantikan gas alam dengan air, supaya Pupuk Indonesia bisa terus menyediakan pupuk yang dibutuhkan oleh petani dan Pupuk Indonesia bisa terus menjadi pelaku utama penopang ketahanan pangan nasional,” ujarnya.
Seperti diketahui, proyek ini akan melibatkan pembangunan pabrik hidrogen hijau oleh Project Company, sebuah perusahaan patungan yang dibentuk oleh ACWA Power bersama PLN Energi Primer Indonesia dan PLN Indonesia Power sesuai dengan perjanjian pengembangan bersama (Joint Development Agreement), yang telah ditandatangani pada Desember 2023.
Project Company ini akan bertindak sebagai entitas penjual yang bertanggung jawab atas produksi dan pengelolaan hidrogen hijau. Hidrogen hijau yang dihasilkan akan dipasok kepada Pupuk Indonesia dan mitra lainnya melalui kontrak jangka panjang selama 25 tahun.
Hidrogen hijau tersebut dihasilkan melalui proses elektrolisis air yang didukung oleh energi terbarukan, sehingga menjamin rendahnya intensitas karbon dari hidrogen yang dihasilkan .
Kolaborasi ini juga sejalan dengan inisiatif Green Economy Pioneer 10 Years Roadmap Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang mendorong sinergi antar-BUMN untuk memimpin transisi energi hijau di Indonesia. Hidrogen hijau yang dihasilkan dari proyek ini akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan amonia hijau, yang merupakan komponen penting dalam produk pupuk yang lebih ramah lingkungan .
Pupuk Indonesia menyadari tanggung jawab besar untuk mendukung pencapaian netral emisi karbon (neutral carbon emission). Oleh karena itu, perusahaan melakukan langkah-langkah strategis dan juga langkah-langkah taktis untuk bisa mengurangi carbon emission dari kegiatan perusahaan.
Inisiatif ini mendorong pengembangan teknologi hidrogen dan amonia hijau sekaligus berkontribusi terhadap pengurangan emisi global.
"Kerja sama strategis ini akan menciptakan dampak positif jangka panjang bagi lingkungan dan generasi mendatang, menjawab kebutuhan dunia akan produk-produk yang semakin berkelanjutan," ujarnya.