Bank Danamon Targetkan Porsi Pembiayaan Hijau Capai 30% pada 2030
PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) berencana meningkatkan porsi pembiayaan berkelanjutan atau hijau mencapai 30% dari total portofolio kredit dalam 3-5 tahun ke depan. Saat ini, porsinya telah mencapai 20% dari total portofolio kredit perusahaan.
Direktur Syariah & Sustainability Finance Bank Danamon, Herry Hykmanto mengatakan kategori pembiayaan berkelanjutan atau ESG (Environmental, Social, and Governance) saat ini menjadi prioritas perusahaan Sebesar 20% penyaluran pembiayaan Bank Danamon saat ini telah masuk dalam kriterian ESG, baik dari sisi lingkungan maupun sosial.
“Sekarang portofolio kami sebesar 20%, dan kami ingin naikkan ke 30%. Pembiayaan yang berkelanjutan pasti kami prioritaskan,” ujar Direktur Syariah & Sustainability Finance Bank Danamon, Herry Hykmanto di Jakarta, dikutup Kamis (16/10).
Herry menjelaskan, pembiayaan hijau Danamon mencapai Rp 34,5 triliun per Juni 2025, tumbuh sekitar 10% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pembiayaan tidak hanya difokuskan pada sektor energi terbarukan, tetapi juga usaha kecil dan menengah (SME) yang berkontribusi terhadap pembangunan sosial.
“Kami melihat keseimbangan antara aspek lingkungan dan sosial mulai tercapai. Segmen SME menjadi fokus kami karena dampaknya lebih luas ke masyarakat,” kata Herry.
Ia menambahkan, Danamon juga telah mengimplementasikan prinsip keberlanjutan di tingkat operasional, antara lain melalui penggunaan energi efisien, pembelian sertifikat energi terbarukan, serta partisipasi dalam proyek mangrove dan kredit karbon.
Sinergi dengan MUFG untuk Transisi Hijau
Komitmen Danamon terhadap pembiayaan hijau mendapat dukungan penuh dari MUFG Group. Indonesia dinilai sebagai pasar terbesar pembiayaan hijau kedua di ASEAN dan kelima di kawasan APAC.
MUFG juga telah mencatat sejumlah pencapaian penting di Indonesia, di antaranya penerbitan obligasi biru pertama di Indonesia, obligasi hijau pertama untuk BUMN, serta pinjaman sosial dan sustainability-linked loan (SLL) pertama.
“Kami percaya pentingnya pasar Indonesia tidak bisa diremehkan. MUFG berkomitmen terus mendukung proyek-proyek energi terbarukan dan sosial,” ujar Colin Chen, Head of Sustainable Finance Asia Pacific MUFG Bank.
Colin menegaskan, keterlibatan aktif antar-pemangku kepentingan menjadi kunci perubahan nyata. MUFG secara rutin mengadakan pertemuan dan program edukatif untuk meningkatkan kesadaran tentang transisi energi dan pembiayaan hijau.
MUFG NOW 2025: Dari Konsep ke Aksi Nyata
Adapun Konferensi MUFG NOW 2025 yang diselenggarakan pada pekan ini menjadi penyelenggaraan kedua di Indonesia setelah perdana tahun lalu. Cholin menjelaskan pembahasan pada tahun inidifokuskan pada solusi praktis dan implementatif di lapangan.
MUFG NOW menjadi wadah strategis bagi MUFG dan Danamon untuk mempertemukan regulator, pelaku industri, dan pelaku usaha guna membahas tantangan serta peluang pembiayaan hijau. Melalui forum ini, MUFG juga memperkenalkan “Net Zero School” edisi media, sebuah inisiatif untuk meningkatkan literasi keberlanjutan di kalangan jurnalis.
Colin menambahkan, Indonesia kini memiliki peran penting dalam lanskap energi kawasan. MUFG dan Danamon pun berkomitmen mendukung target Net Zero Indonesia pada 2060 melalui riset dan rekomendasi kebijakan yang terangkum dalam MUFG Whitepaper.
Dokumen tersebut memuat solusi konkret bagi pembiayaan infrastruktur energi bersih, proyek penyimpanan energi, dan efisiensi alat industri.
MUFG secara global menargetkan pembiayaan berkelanjutan sebesar 100 triliun yen (setara USD 660 miliar) hingga 2030, dengan capaian saat ini sekitar 40% dari target. Sementara itu, di Jepang, MUFG telah mencapai net zero untuk jejak karbon internal sejak tahun lalu.
