Mengulik Makna Stagflasi, Cerminan Ekonomi Jalan Ditempat

Siti Nur Aeni
18 Mei 2022, 19:55
stagflasi
pixabay.com/Udikart
Ilustrasi, stagflasi

Mantan Gubernur The Federal Reserve, Ben Bernanke menilai ekonomi Amerika mulai memasuki periode stagflasi, atau kombinasi terjadi stagnasi ekonomi dan inflasi tinggi, ditambah tingkat pengangguran yang tinggi. Kondisi stagflasi sebenarnya bisa terjadi pada negara mana saja. Namun, apa sebenarnya stagflasi? Berikut penjelasannya

Apa Itu Stagflasi?

Menurut penjelasan di Kamus Besar Bahasa Indonesia, stagflasi adalah sebuah keadaan saat inflasi sangat tinggi dan berkepanjangan, ditandai dengan kemacetan kegiatan ekonomi. Sementara itu dalam Idxchannel.com, disebutkan bahwa stagflasi merupakan terminologi gabungan dari istilah stagnasi dan inflasi.

Istilah ini muncul pertama kali pada 17 November 1965 saat politisi Partai Konservatif Inggris, Iain MacLeod memberikan pidato di hadapan parlemen. Istilah muncul karena adanya inflasi dan stagnasi pada perkembangan ekonomi Inggris secara bersamaan.

Stagflasi kemudian digunakan di Amerika Serikat pada 1970, saat resesi terjadi bersamaan dengan krisis bahan bakar. Akibatnya, produk domestik bruto atau PDB Amerika Serikat mengalami pertumbuhan negatif selama lima kuartal tanpa henti.

Penyebab Stagflasi

Kondisi stagflasi terjadi karena beberapa sebab. Menurut keterangan di Idxchannel.com, berikut tiga penyebab stagflasi:

  1. Pemerintah dan bank sentral mengambil kebijakan untuk meningkatkan jumlah uang beredar saat membatasi penawaran.
  2. Jumlah uang beredar meningkat dan mengakibatkan peningkatan inflasi suatu negara.
  3. Harga suatu produk seperti bahan pokok dan minyak meningkat.

Akibat Stagflasi

Stagflasi umumnya muncul saat ekonomi tidak bertumbuh namun terjadi lonjakan inflasi di waktu yang sama. Kondisi ini bisa mengakibatkan jumlah pengangguran meningkat.

Secara teori, pertumbuhan ekonomi yang melambat dan jumlah pengangguran yang tinggi dapat mempengaruhi daya beli masyarakat. Jika banyak masyarakat yang tidak mempunyai pekerjaan, maka daya beli menjadi rendah.

Akibat adanya inflasi di waktu yang bersamaan, harga barang juga akan naik karena ketersediaan yang terbatas. Jika kondisi ini terus berlanjut, maka uang yang dimiliki masyarakat akan hilang nilainya.

Tak hanya itu, akibat adanya stagflasi juga bisa membuat indeks kesengsaraan suatu negara meningkat. Indeks ini diperoleh dari jumlah inflasi, pengangguran, dan biaya hidup di negara tersebut. semakin tinggi nilai indeksnya, maka semakin tinggi pula kesengsaraan rakyat di negara tersebut.

Contoh Stagflasi

Kondisi stagflasi sebenarnya bisa menimpa siapa saja. Menurut keterangan di situs IDX Channel, Indonesia juga pernah mengalami stagflasi. Tepatnya, pada tahun 1998 yaitu saat terjadi krisis ekonomi di tahun tersebut.

Krisis ekonomi di tahun 1998 terjadi karena harga barang secara menyeluruh mengalami kenaikan. Kenaikan harga ini disebabkan oleh jatuhnya nilai tukar rupiah akibat dolar Amerika Serikat pada masa itu. Hal yang dilakukan untuk mengatasi kondisi stagflasi ini yaitu dengan mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi pengangguran, dan mengupayakan inflasi tetap rendah.

Mengenal Istilah Inflasi

Seperti yang disinggung sebelumnya bahwa kondisi stagflasi terjadi karenanya adanya inflasi saat ekonomi sedang tidak bertumbuh. Lantas, apa itu inflasi?

Menurut penjelasan di situs resmi milik Bank Indonesia, inflasi diartikan sebagai sebuah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan berkelanjutan dalam waktu tertentu. Kenaikan harga barang dan jasa ini mengakibatkan nilai uang menurun. Dengan demikian, inflasi bisa dimaknai sebagai penurunan mata uang terhadap nilai barang dan jasa secara umum.

Sementara itu, BPS juga membuat sejumlah indikator inflasi menggunakan disagregasi inflasi, yang dikelompokan atas:

  1. Inflasi inti; yakni komponen inflasi yang cenderung tetap dalam pergerakan inflasi. Biasanya dipengaruhi oleh faktor fundamental seperti interaksi permintaan-penawaran, lingkungan eksternal, ekspektasi inflasi dari pedagang maupun konsumen.
  2. Inflasi non inti: yakni sebuah komponen yang volatilitasnya cenderung tinggi. Inflasi non inti tidak dipengaruhi oleh faktor fundamental. Komponen dari inflasi non inti antara lain inflasi komponen bergejolak dan inflasi komponen harga.

Demikian ulasan seputar stagflasi dan inflasi yang perlu dipahami. Dari penjelasan tersebut kita bisa memahami bahwa dua kondisi tersebut bisa menyebabkan kondisi ekonomi menjadi tidak stabil dan cukup berbahaya untuk keberlanjutan ekonomi di sebuah negara.

Editor: Intan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...