Teori Akuntansi, Pengertian, Sejarah, Jenis, dan Fungsinya
Akuntansi erat hubungannya dengan segala aktivitas di manusia, terutama dalam dunia bisnis. Pemahaman akan akuntansi pun selalu mengalami perkembangan sehingga penting memahami secara lebih mendalam pengertian teori akuntansi ini.
Pengertian Teori Akuntansi
Teori akuntansi merupakan sekumpulan asumsi, kerangka kerja, dan metodologi yang digunakan dalam studi dan penerapan prinsip pelaporan keuangan. Dilansir dari Gramedia.com, teori akuntansi juga membahas tentang bagaimana bentuk prinsip pelaporan keuangan tersebut diterapkan dalam industri yang berkaitan dengan akuntansi.
Teori akuntansi pada dasarnya digunakan sebagai kajian untuk memahami pelaporan keuangan dan bagaimana perusahaan atau lembaga menyampaikan laporan tersebut menggunakan cara dan strategi tepat.
Semua teori akuntansi terikat oleh kerangka konseptual akuntansi. Kerangka kerja ini disediakan oleh Financial Accounting Standards Board (FASB), sebuah entitas independen yang bekerja untuk menguraikan dan menetapkan tujuan utama pelaporan keuangan oleh bisnis, baik publik maupun swasta.
Teori akuntansi dapat dianggap sebagai alasan logis yang membantu mengevaluasi dan memandu praktik akuntansi. Teori akuntansi selalu berkembang seiring dengan berkembangnya standar regulasi, juga membantu mengembangkan praktik dan prosedur akuntansi baru.
Jenis-Jenis Teori Akuntansi
Berdasarkan sasaran atau tujuan yang ingin dicapai, teori akuntansi dibedakan menjadi berbagai jenis, yaitu:
1. Teori positif akuntansi. Teori ini menjelaskan fenomena akuntansi atas dasar pengamatan empiris pada setiap aktivitas keuangan di perusahaan atau lembaga. Dalam praktiknya, teori jenis ini berusaha mencari hal-hal yang baik dan tepat untuk menghasilkan keuntungan atau kebaikan semaksimal mungkin.
2. Teori normatif akuntansi. Teori ini menjelaskan fenomena akuntansi untuk menjustifikasi dan membenarkan standar akuntansi dengan tujuan yang harus dicapai atas kehadiran dan pembentukannya.
Dalam tataran semiotika yang mengkaji teori umum tentang tanda-tanda dan simbol-simbol dalam bidang linguistik, teori akuntansi dibedakan menjadi:
Teori sintaktik, yaitu teori yang membahas tentang pelaporan keuangan dan memberi penalaran tentang mengapa data atau informasi bisa disajikan dengan cara tersebut.
Teori semantik, yaitu teori yang menjelaskan tentang perhatian pada masalah-masalah tanda atau simbol yang digunakan sebagai bentuk pengukuran dan penyajian kegiatan operasi dan objek fisik pada perusahaan dalam bentuk laporan keuangan.
Teori pragmatik, yaitu teori yang membahas tentang pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku dalam penggunaan laporan keuangan. Teori ini menjelaskan bagaimana reaksi pihak yang dituju oleh informasi- informasi akuntansi yang digunakan secara tepat.
Tujuan Teori Akuntansi
Akuntansi memiliki tujuan yang ingin dicapai dalam aktivitasnya sehingga digunakan dan diterapkan sebaik mungkin. Adapun tujuan teori akuntasi adalah:
- Menjadi dasar untuk melakukan evaluasi dan menjelaskan prinsip akuntansi.
- Hasil akuntansi bisa menyederhanakan sesuatu yang kompleks dan menyeluruh.
- Teori akuntansi dapat memecahkan masalah secara lebih tepat.
- Teori akuntansi dapat memprediksi sesuatu yang akan terjadi dalam jangka waktu dan kondisi tertentu.
- Teori akuntansi bisa membantu mengidentifikasi, menjelaskan, sampai menyimpulkan bentuk fenomena dalam bidang akuntansi.
Elemen Teori Akuntansi
Akuntansi memiliki beberapa elemen atau unsur penting dalam mencapai tujuan. Berikut ini elemen teori akuntansi:
Relevansi. Elemen ini penting dalam akuntansi karena setiap keterangan dalam akuntansi harus sesuai dan relevan dengan seluruh aspek di dalamnya.
Kegunaan. Elemen ini menjadikan akuntansi sangat bermanfaat dalam membuat laporan keuangan yang tepat dan kridibel sehingga menjadi data yang tepat untuk mengambil keputusan. Elemen ini juga bisa membantu perusahaan, lembaga, atau bisnis untuk menghasilkan keputusan atau langkah dan strategi-strategi potensial untuk menghasilkan keuntungan yang maksimal.
Reliabel. Elemen ini menunjukkan bahwa akuntansi bisa mengandalkan dan sesuai dengan standar prinsip akuntansi yang berlaku pada umumnya atau disebut GAAP (generally accepted accounting principles).
Konsisten. Elemen akuntansi ini penting karena pada dasarnya untuk menghasilkan akuntansi yang tepat membutuhkan konsistensi agar memperoleh data dan informasi yang lengkap.
Prinsip Dasar Akuntansi
Akuntansi memiliki prinsip dasar dalam melaksanakan prosedur atau cara yang sesuai dan terorganisasi. Berikut ini enam prinsip dasar akuntansi yang perlu diperhatikan:
Cost Principle. Berdasarkan prinsip teori akuntansi, semua aset dalam bentuk apa pun harus dicatat sesegera mungkin setelah didapatkan atau dibeli. Melakukan pencatatan atas biaya pengeluaran akan menjaga bisnis tetap teratur dan berada sesuai jalur.
Matching Principle. Prinsip dasar teori akuntansi dalam poin ini yaitu mencocokan pengeluaran dengan pendapatan selengkap mungkin.
Materiality Principle. Pada prinsip ini, hanya transaksi keuangan yang sudah selesai dilakukan yang dapat dicatat. Sehingga pencatatan terhadap transaksi yang belum usai, perlu ditunda terlebih dahulu. Prinsip ini juga juga menekankan pada pengeluaran sekecil apa pun per bulan. Jika dihitung selama satu tahun, maka akan berdampak signifikan pada anggaran, sehingga pencatatan menjadi aktivitas yang sangat penting untuk dilaksanakan.
Conservatism Principle. Liabilitas (kewajiban) memiliki dampak yang signifikan pada bisnis apa pun. Prinsip ini menyarankan, bahwa sebaiknya selalu melakukan pencatatan pada setiap liabilitas. Hal ini karena dapat membantu bisnis menyimpan dan menyiapkan sejumlah dana untuk membayar utang serta merupakan cara terbaik dalam rangka perencanaan anggaran pengeluaran di masa depan.
Time-Period Principle. Prinsip ini merupakan sebuah konsep di mana bisnis harus membuat laporan dari hasil operasional yang telah dilakukan di setiap periode. Hal ini bertujuan untuk menciptakan satu set variabel sebagai perbandingan dari waktu ke waktu, serta bermanfaat dalam analisis tren.
Consistency Principle. Prinsip ini menitikberatkan bahwa sistem akuntansi telah ditentukan. Jadi seluruh transaksi yang terjadi dalam sebuah bisnis harus mengikuti aturan sistem tersebut. Prinsip ini bertujuan agar perusahaan atau lembaga tertentu tidak terombang-ambing dan tetap bisa konsisten dalam sistem pencatatan transaksi akuntansi sehingga menghasilkan laporan yang akurat dan tepat.
Konsep Dasar Teori Akuntansi
Teori akuntansi dapat berjalan dengan baik dengan empat konsep dasar yang bisa menentukan dan menjelaskan pedoman penting dalam manajemen bisnis.
Konsep Aktual. Konsep ini menjelaskan bahwa bentuk pendapatan dari sebuah transaksi dan liabilitas perlu dicatat saat transaksi tersebut terjadi secara lengkap. Misalnya saat pedagang grosir atau eceran memesan dan menerima sebuah barang dengan nominal satu juta rupiah, namun belum membayar di saat itu juga, maka pedagang perlu mencatat liabilitas atau kewajibannya. Sama halnya dengan distributor atau pemasok yang akan menghitung penjualan barang tersebut.
Konsep Konsistensi. Konsep ini menekankan pada metode akuntansi yang diterapkan di sebuah perusahaan, yakni metode tersebut harus selalu digunakan secara konsisten. Contohnya akuntan telah memutuskan untuk menggunakan metode double-entry accounting pada catatan bulan periode tersebut, maka dia harus konsisten menerapkan catatannya itu sampai selesai.
Konsep Kelangsungan. Saat mengelola sebuah bisnis, akuntan harus berasumsi bahwa bisnis itu layak dan akan segera beroperasi. Jika akuntan menemukan bahwa bisnis tidak akan berjalan baik di masa depan, dia harus menyatakan alasan yang tepat di balik asumsi ini dalam laporan keuangan. Apabila akuntan merasa bahwa bisnisnya tidak akan bertahan di masa depan dan dia tidak memiliki cukup bukti untuk pendapat ini, dia harus memberikan “disclaimer” dalam laporannya.
Konsep kehati-hatian. Berdasarkan konsep teori akuntansi ini, liabilitas harus diperhitungkan dalam neraca, meskipun peluang terjadinya begitu kecil. Begitu juga dengan perhitungan pendapatan dalam laporan keuangan. Konsep ini membantu bisnis untuk mengantisipasi kerugian yang kelak akan terjadi.
Fungsi Teori Akuntansi
Teori akuntansi memiliki fungsu utama yang sangat vital bagi keberlangsungan perusahaan atau lembaga. Beberapa fungsi utama dari penerapan teori akuntansi:
- Mengumpulkan, menggantikan, dan menyimpan data keuangan sebuah bisnis.
- Menyediakan informasi yang akan digunakan dalam berbagai jenis laporan, termasuk laporan keuangan.
- Memberikan informasi penting mengenai keuangan yang akan menjadi dasar dalam perencanaan dan keputusan strategis dari perusahaan.
- Membantu perusahaan untuk melakukan metode yang efektif dalam mengontrol pencatatan dan pengolahan data keuangan agar lebih efisien dan akurat.
Sejarah Teori Akuntansi
Sejarah akuntansi dimulai pada 1494. Ilmuwan bernama Luca Pacioli yang menciptakan sistem akuntansi yang terpakai hingga saat ini. Luca Pacioli adalah ahli matematika yang pernah mengajar Leonardo Da Vinci.
Luca Pacioli memperkenalkan sistem akuntansi entri ganda atau double entry accounting. Pacioli juga mulai memperkenalkan penggunaan laporan keuangan berupa buku besar, jurnal dan pembukuan, dan elemen kunci dari akuntansi modern saat ini.
Pacioli adalah orang yang dikenal pertama menggunakan neraca dan laporan laba rugi. Ia menulis tentang laporan keuangan tersebut dalam karya yang berjudul “De Computis et Scripturis” (Of Reckonings and Writings) dan sekarang dikenal sebagai “The Method of Venice” yang telah mengubah seluruh cara dalam menerapkan akuntansi.
Pacioli menjadi orang pertama yang menggunakan sistem debit dan kredit dalam jurnal dan buku besar yang masih menjadi dasar sistem akuntansi yang digunakan saat ini.
Revolusi Industri pada tahun 1700-an membuat sistem akuntansi kian berkembang. Akuntansi menjadi sebuah profesi pertama kali diterapkan di Inggris dan setelahnya di Amerika Serikat.
Tahun 1887 ada 31 akuntan yang menciptakan American Association of Public Accountants. Sepuluh tahun kemudian, tes standar untuk akuntan mulai diberlakukan.
Pada tahun 1896 Certified Professional Accountants (CPA) pertama kalinya dilisensikan dan dua organisasi utama dalam profesi akuntansi adalah The American Institute of Certified Public Accountants.
Perkembangan Teori Akuntansi
Perkembangan akuntansi ini terbilang sangat panjang. Praktik dari akuntansi telah digunakan dalam kehidupan untuk mempermudah pengambilan keputusan.
Akuntansi merupakan disiplin ilmu yang terus berkembang. Praktik akuntansi terus mengalami modifikasi. Untuk itu, Dewan Standar Akuntansi Keuangan mengatur dan merevisi kembali tentang teori akuntansi secara lebih kompleks. Certified Professional Accountants (CPA) juga membantu berbagai bentuk bisnis perusahaan besar agar bisa ikut menyesuaikan diri dengan modifikasi dan standar sistem akuntansi tersebut.
Pada akhir abad ke-20, industri akuntansi mulai tumbuh dan berkembang, sehingga mulai muncul banyak kantor akuntan besar yang memperluas layanan mereka di luar fungsi audit tradisional.
Di Indonesia, praktik akuntansi sudah ada sejak zaman VOC pada 1642. Pada masa pendudukan Jepang, pendidikan akuntansi diselenggarakan oleh Departemen Keuangan di Jakarta. Pesertanya pada awalnya hanya 30 orang termasuk Profesor Soemardjo dan juga Profesor Hadibroto.
Pada 23 Desember 1957, Profesor Soemardjo merintis Ikatan Akuntansi Indonesia atau yang sering disebut sebagai IAI. Pada tahun yang sama pemerintah melakukan nasionalisasi terhadap perusahaan dari Belanda.
Di Indonesia perkembangan akuntansi semakin pesat terlebih ketika presiden meresmikan kegiatan pasar modal yang dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus 1977. Peranan akuntansi dan juga laporan keuangan menjadi sangat penting. Sebelumnya, pada Januari 1977, Menteri Keuangan membuat sebuah surat keputusan mengenai jasa akuntan.
Akuntansi juga berkembang seiring kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi sangat positif bagi akuntan sehingga dapat memberikan saran bisnis yang lebih tepat dan akurat.