Pelajari Pengertian Market Cap Sebelum Investasi di Pasar Modal

Image title
Oleh Yandi M. Rofiyandi
23 Juni 2022, 07:15
Pelajari Pengertian Market Cap Sebelum Investasi di Pasar Modal
Pixabay/Sergei Tokmakov Terms.Law
Ilustrasi Market Cap

Market cap atau kapitalisasi pasar adalah istilah penting yang harus dipahami bila ingin berinvestasi di pasar modal. Market cap akan menjadi pertimbangan penting investor sebelum membeli saham.

Market cap merupakan indikator yang perlu dipahami lantaran mencerminkan kinerja sebuah saham. Kapitalisasi pasar ini juga berkaitan dengan fundamental sebuah perusahaan. Apa pengertian market cap? Apa saja jenis dan faktor yang mempengaruhi market cap? Bagaimana cara menghitungnya?

Pengertian Market Cap

Dikutip dari Investopedia, market capitalization yang dikenal dengan market cap adalah nilai keseluruhan pasar secara agregat dari sebuah perusahaan. Perhitungan kapitalisasi pasar berdasarkan pada total pengalian dari jumlah outstanding saham perusahaan yang diperdagangkan di pasar dengan harga saham dari perusahaan tersebut. 

Market cap biasanya digunakan oleh investor untuk mengukur kualitas perusahaan. Dengan mengetahui nilai market cap, investor bisa menentukan berapa total uang yang harus dikeluarkan untuk membeli semua saham dari perusahaan yang diinginkan.

Kapitalisasi pasar ini menjadi cara cepat dan mudah bagi investor untuk mengetahui nilai dari perusahaan. Semakin besar market cap dari perusahaan, semakin besar pula nilainya bagi perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di publik.

Market cap sebuah perusahaan baru terbentuk setelah diperdagangkan sahamnya ke publik lewat pencatatan saham perdana atau IPO. Setelah perusahaan memperdagangkan sahamnya di publik, maka harga saham akan sangat tergantung pada permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar.

Jenis Market Cap

Bursa Efek Indonesia atau BEI membagi menjadi tiga kelompok skala market cap, yaitu: 

1. Saham Kapitalisasi Besar (Blue Chip/First Liner)

Saham blue chip adalah jenis saham dari perusahaan dengan kondisi keuangan prima, serta telah beroperasi selama bertahun-tahun. Saham blue chip kerap disebut sebagai saham lapis satu (first liner) yang kinerjanya bakal memengaruhi keseluruhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Kapitalisasi pasar saham yang termasuk dalam saham blue chip di atas Rp 10 triliun. 

Jenis perusahaan ini memiliki profil risiko yang lebih konservatif sehingga banyak dipilih oleh para investor untuk menanamkan modal. Lebih dari itu, perusahaan blue chip juga rajin membagikan dividen kepada para investor.

Saham blue chip biasanya masuk dalam indeks LQ45. Saham indeks LQ45 merupakan kumpulan saham-saham terbaik yang ada di pasar modal dan terdiri dari 45 emiten yang dilihat dari likuiditasnya. Indeks LQ45 bisa menjadi patokan awal untuk menyeleksi menjadi saham blue chip.

Beberapa saham yang masuk di dalam indeks LQ45 yakni ACES (Ace Hardware Indonesia Tbk), BBCA (Bank Central Asia Tbk), BBNI (Bank Negara Indonesia Tbk), dan BBRI (Bank Rakyat Indonesia Tbk).

2. Saham Kapitalisasi Sedang (Middle Cap/Second Liner)

Second liner atau middle cap adalah perusahaan yang memiliki nilai market cap antara Rp 1 - 10 triliun. Meski tak sebesar blue chip, namun perusahaan ini juga memiliki fundamental yang bagus dan layak dimasukkan dalam portofolio investasi. 

Perusahaan second liner memiliki pergerakan lebih agresif. Umumnya, kategori ini banyak diisi oleh perusahaan yang sedang berkembang. Salah satu contohnya adalah saham PT. Bank Bukopin, Tbk (BBKP).

3. Saham Kapitalisasi Kecil (Small Cap/Third Liner)

Saham small cap adalah saham lapis ketiga yang memiliki nilai di bawah Rp 1 triliun. Saham perusahaan pada kategori ini lebih mudah bergejolah naik-turun karena harganya yang murah dan mudah dimainkan oleh spekulan. Untuk itu, investor harus investor harus berhati-hati ketika berinvestasi di saham small cap

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Market Cap

Ada dua faktor yang paling penting dan mempengaruhi nilai dari market cap, yaitu harga saham per lembar dan jumlah saham yang beredar atau diperdagangkan.

1. Harga Saham

Harga saham yang dimaksud di sini adalah harga per lembarnya. Biasanya untuk perusahaan publik, informasi mengenai harga saham dipublikasikan secara transparan pada beberapa website. Oleh sebab itu cukup mudah untuk mengetahui harga saham suatu perusahaan publik.

 2. Jumlah Saham yang Beredar

Jumlah saham yang beredar akan menunjukkan seberapa banyak saham yang dimiliki oleh setiap pemangku saham di perusahaan tersebut. Sama halnya dengan harga saham, informasi ini juga dapat diperoleh melalui website keuangan atau website resmi perusahaan.

Cara Menghitung Market Cap

Cara menghitung market cap adalah dengan menghitung jumlah keseluruhan saham perusahaan yang diperdagangkan ke publik dikalikan dengan harga saham tersebut. 

Berikut adalah cara menghitung market:

Market Cap = Total Saham yang Beredar x Harga per Lembar Saham

Contohnya:

Perusahaan A mempunyai total saham yang beredar sebanyak 300 juta lembar, dengan harga per lembarnya sebesar Rp 1.000.

Jadi, nilai kapitalisasi pasar atau market cap adalah: Rp 1.000 x 300 juta = = Rp 300 miliar.

Investasi Berdasarkan Skala Market Cap

Skala perusahaan dalam market cap memiliki karakter yang berbeda sehingga investor akan membuat strategi berbeda pula. Berikut adalah strategi investasi yang bisa diterapkan berdasarkan skala market cap adalah sebagai berikut. 

Small Cap

Saham dengan kapitalisasi kecil biasanya menjadi pilihan untuk menghasilkan keuntungan besar jangka pendek. Murahnya harga saham pada kelompok ini membuat pergerakan sahamnya menjadi lebih volatile atau bergejolak.

Saham ini banyak dijadikan sebagai trading saham dalam jangka pendek oleh para spekulan. Oleh karenanya, saham small cap banyak diminati oleh para investor ritel yang terhitung cukup banyak di pasar modal.

Middle Cap

Perusahaan dengan nilai kapitalisasi pasar sedang memiliki perkembangan yang cukup pesat dan berpeluang menjadi lebih besar di masa mendatang. Perusahaan yang termasuk ke dalam saham lapis dua ini merupakan emiten yang memiliki fundamental yang baik.

Kondisi saham middle cap pun dinilai cenderung stabil. Namun, jika dibandingkan dengan saham big caps, pergerakan pada saham middle caps lebih agresif. Hal tersebut dikarenakan saham pada kelompok ini masih akan terus berkembang.

Large Cap

Perusahaan dengan market cap besar cenderung lebih stabil dan memiliki likuiditas yang sangat baik. Perusahaan large cap umumnya tidak mudah terpengaruh fluktuasi ekonomi, sehingga sangat cocok untuk investasi jangka panjang.

Editor: Redaksi

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...