Memahami Definisi Laba Bersih dan Cara Menghitungnya
Setiap pengusaha pasti mengharapkan untuk mendapatkan laba dari bisnisnya. Laba adalah keuntungan yang didapat dari aktivitas usaha perusahaan. Laba bersih didapatkan dari pengurangan pendapatan dengan biaya-biaya produksi yang dihasilkan oleh perusahan.
Penghitungan laba bersih dapat bermanfaat membantu menentukan stabil tidaknya keuangan perusahaan. Manfaat laba bersih juga bisa menjadi daya tawar untuk investor menanamkan modal di perusahaan dan acuan untuk bank atau kreditur memberi pinjaman modal.
Laba bersih pun penting sebagai bahan evaluasi untuk menentukan strategi bisnis dan acuan untuk membuat rencana jangka panjang. Lalu, apa pengertian laba bersih? Bagaimana definisi laba bersih menurut para ahli? Bagaimana cara menghitung dan rumus laba bersih?
Pengertian Laba Bersih
Dikutip dari laman Otoritas Jasa Keuangan, laba bersih adalah laba yang diperoleh dalam tahun buku berjalan setelah dikurangi taksiran utang pajak (net profit).
Laba bersih adalah keuntungan yang didapat dari jumlah selisih pendapatan dan biaya-biaya yang sudah dikurangi oleh pajak. Terkadang, laba bersih juga disebut sebagai laba sebelum bunga, pajak, dan depresiasi.
Sebagai contoh, laba sebelum bunga berarti laba tersebut didapatkan sebelum dilakukan pengurangan dengan bunga. Istilah-istilah tersebut sangatlah membantu para manajer dan investor dalam menentukan arah bisnis lewat berbagi perhitungan rasio keuangan.
Secara umum, perusahaan-perusahaan memiliki tiga tujuan utama dalam mendapatkan laba, yaitu:
- Sumber dana untuk dana cadangan guna memenuhi kebutuhan investasi, pengambangan serta dana darurat perusahan.
- Sumber dana dalam melunasi utang milik perusahaan.
- Sumber dana biaya operasional dan bahan baku.
Pengertian Laba Bersih Laba Bersih Menurut Para Ahli
Irham Fahmi dalam buku “Analisis Laporan Akuntansi” mendefinisikan laba bersih adalah laba setelah pajak, merupakan laba yang diperoleh setelah dikurangkan dengan biaya-biaya dan pajak. Ini disebut net income (laba bersih) atau net profit yang diterima oleh perusahaan.
Hery dalam buku “Memahami Laporan Keuangan” menyebutkan bahwa laba bersih berasal dari transaksi pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian. Dan laba bersih diperoleh dari laba sebelum pajak penghasilan dikurangkan dengan pajak penghasilan diperoleh.
Kasmir dalam buku “Analisis Laporan Keuangan” menyatakan bahwa pengertian laba bersih (net profit) merupakan laba yang telah dikurangi dengan biaya-biaya atau beban perusahaan termasuk pajak dalam suatu periode tertentu.
Cara Menghitung Laba Bersih
Cara menghitung laba bersih mengacu pada jumlah uang yang tersisa setelah berbagai biaya dikurangi dari total pendapatan. Biasanya laba bersih diperoleh dengan mengurangkan pengeluaran dari pendapatan, antara lain:
- Biaya operasional
- Bunga atas utang dan pinjaman
- Overhead atau penjualan, beban umum dan administrasi
- Pajak penghasilan
- Penyusutan, yang merupakan alokasi biaya aset tetap, seperti peralatan, selama masa manfaat atau harapan hidupnya.
Rumus Laba Bersih
Dirangkum dari sejumlah sumber, berikut ini rumus laba bersih dan contohnya:
Laba Bersih = Total Pendapatan - Total Pengeluaran
atau
Laba Kotor - Beban Biaya = Laba Bersih
Contoh:
Toko A memiliki laba kotor dari penjualan di tahun 2021 sebesar Rp 30.000.000. Laba kotornya belum dikurangi beban biaya lain, seperti: Pajak (Rp 3.000.000), biaya operasional toko (Rp 4.000.000), kredit pinjaman ke bank total setahun (Rp 10.000.000). Jadi laba bersih toko kue Susi selama tahun 2021 adalah sebagai berikut:
Laba Bersih = Total Pendapatan – Total Pengeluaran
Laba Bersih = Rp 30.000.000 - (3.000.000+4.000.000+10.000.000)
Laba Bersih = Rp 13.000.000
Cara Mencari Laba Bersih
Cara mencari laba bersih adalah dengan mengetahui faktor yang mempengaruhinya. Faktor yang mempengaruhi laba bersih antara lain:
- Naik-turunnya jumlah unit yang dijual dan harga per unit.
- Naik-turunnya harga pokok penjualan, perubahan harga pokok penjualan ini dipengaruhi oleh jumlah unit yang dibeli atau diproduksi atau dijual dari harga per unit atau harga pokok per unit.
- Naik-turunnya biaya usaha yang dipengaruhi oleh jumlah unit yang dijual, variasi jumlah unit yang dijual, variasi dalam tingkat harga dan efisiensi operasi perusahaan.
- Naik-turunnya pos penghasilan atau biaya nonoperasional yang dipengaruhi oleh variasi jumlah unit yang dijual, variasi dalam tingkat harga, dan perubahan kebijaksanaan dalam penerimaan diskon.
- Naik-turunnya pajak perseroan yang dipengaruhi oleh besar kecilnya laba yang diperoleh atau tinggi rendahnya tarif pajak.