Mengenal Metode COD, Sistem Pembayaran Favorit Banyak Orang
Dalam kegiatan jual beli barang yang dilakukan secara daring atau online, istilah yang merujuk pada satu sistem pembayaran, yakni COD, cukup sering didengungkan.
Metode COD merupakan salah satu sistem pembayaran yang ada pada bisnis online dewasa ini, selain metode pembayaran melalui transfer bank, dompet elektronik (electronic wallet/e-wallet), atau lewat gerai-gerai yang memang telah ditunjuk.
Keberadaan layanan COD memberikan kemudahan tersendiri bagi para konsumen dalam hal pembayaran. Terutama untuk orang yang tidak terbiasa menggunakan aplikasi m-banking, dan enggan untuk menuju anjungan tunai mandiri (ATM) atau gerai tertentu untuk membayar.
Pengertian COD
COD merupakan kependekan dari cash on delivery, dalam bahasa Inggris. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, cash artinya tunai, dan delivery artinya pengiriman. Maka, secara sederhana COD artinya pembayaran di tempat, alias membayar saat barang diterima.
Awalnya, COD merupakan metode yang digunakan antara penjual dan pembeli secara langsung. Tahapannya, setelah pembeli setuju melakukan pemesanan, maka penjual dan pembeli akan menentukan tempat untuk bertemu, dan melaksanakan transaksi.
Saat bertemu, pembeli akan melihat dan mengecek kondisi barang yang dipesan. Jika semuanya sesuai dengan pesanan, maka pembeli langsung melakukan pembayaran secara tunai.
Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya bisnis secara digital, konsep COD pun meluas dan banyak digunakan pada bisnis online, yakni menjadi salah satu opsi pengiriman barang di marketplace.
Penerapannya berbeda dengan sistem COD yang dilakukan awal-awal. Berhubung transaksi melalui marketplace melibatkan kurir untuk pengiriman, maka pembelimenitipkan pembayaran secara tunai kepada kurir yang mengantarkan pesanan.
Selanjutnya, kurir akan menyerahkan dana tersebut ke pihak ekspedisi untuk diteruskan kepada marketplace. Namun, penjual di marketplace akan langsung menerima dana, saat pembeli mengonfirmasi produk sudah diterima setelah proses COD selesai. Nominal uang yang dibayarkan sudah mencakup biaya pengiriman.
Kelebihan Metode COD
Dalam pelaksanaannya, COD adalah metode pembayaran yang disukai tidak hanya oleh konsumen, namun juga penjual. Sebab, metode pembayaran ini dinilai praktis.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, jika konsumen memilih menggunakan metode COD, artinya hanya perlu membayar saat barang yang dipesan sudah berada di tangan. Konsumen atau pembeli tidak perlu melakukan transfer melalui m-banking, bersusah-payah ke ATM atau gerai yang ditunjuk sebagai agen pembayaran.
Metode COD juga sering dimanfaatkan, karena pembeli bisa menjamin keamanan dan keaslian barang yang dibeli. Karena, sebelum melakukan pembayaran konsumen bisa mengecek terlebih dahulu kondisi dan kelengkapan barang tersebut. Bila ditemukan ada yang kurang atau tidak sesuai, maka konsumen bisa menolak membayar, dan mengajukan pembatalan.
Dari sisi penjual, metode COD menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi pembeli untuk melakukan pembelian barang. Melalui metode pembayaran ini, pembeli merasa lebih yakin karena diberi kepastian hanya harus membayar setelah barang diterima, dan karena diberi kesempatan untuk memeriksa kondisi barang sebelum membayar.
Dengan keuntungan yang bisa didapat, banyak pembeli yang akan berminat jika ada penjual yang menyediakan layanan pembayaran COD. Secara tidak langsung, COD merupakan strategi promosi secara halus. Ini bukannya tanpa alasan, sebab banyak orang yang akhirnya membeli kembali (repeat order), karena puas dengan layanan COD yang ditawarkan.
Kekurangan Metode COD
Sama seperti sistem-sistem pembayaran lainnya, meski memiliki sejumlah keunggulan, metode pembayaran COD juga tidak luput dari kekurangan. Setidaknya ada tiga kekurangan yang ditemukan dalam sistem pembayaran ini.
Pertama, jika dilakukan langsung oleh pihak penjual dan pembeli, maka otomatis COD membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih besar. Kesulitan akan ditemui ketika lokasi penjual dan pembeli tidak dalam jarak dekat.
Kedua, jika menggunakan jasa pengiriman, maka kurir yang akan merasakan kekurangan metode COD. Misalnya, saat mengantarkan barang tapi ternyata konsumen sedang tidak berada di tempat dan susah untuk dihubungi. Belum lagi, jika ternyata barang tidak sesuai dengan yang diinginkan konsumen lalu mereka menolak untuk membayar.
Ketiga, dari segi penjual, jika ternyata ada pembeli yang tidak mau membayar dengan berbagai alasan, lalu memilih mengembalikan barang, maka tentu saja akan mendatangkan kerugian. Baik dalam waktu, tenaga, dan juga ekonomi.