Cara Menghitung NPV untuk Membuat Keputusan Finansial Bisnis
Cara menghitung NPV merupakan alat paling membantu untuk membuat keputusan finansial. NPV digunakan untuk memperkirakan apakah suatu pembelian atau investasi berharga dalam jangka panjang atau tidak.
NPV atau Net Present Value termasuk metode untuk menguji apakah ide bisnis layak dijalankan dan menghasilkan keuntungan di masa mendatang? Nilai ini bisa Anda gunakan sebagai alat menghitung nilai uang dan membandingkan dengan alternatif investasi serupa.
Apa itu Net Present Value?
Menurut Giatman (2017) dalam bukunya berjudul Ekonomi Teknik, NVP adalah metode uji kelayakan usaha yang dilakukan dengan membandingkan nilai sekarang dari aliran kas masuk bersih dan nilai sekarang dari biaya pengeluaran atau investasi.
Kasmir (2003) dalam bukunya berjudul Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, NPV merupakan perbandingan antara PV kas bersih dengan PV investasi selama umur investasi. Sementara Ibrahim Yacob (2003) dalam bukunya berjudul Studi Kelayakan Bisnis, NVP merupakan keuntungan bersih yang sudah didiskon menggunakan social opportunity cost of capital (SOCC) sebagai discount factor.
Cara Membaca Net Present Value
Nilai dari net present value menentukan bisnis yang dipilih layak dijalankan. Berikut cara membaca hasilnya:
• NPV Positif
Bisnis yang dipilih layak dijalankan dan mendatangkan uang. Hasil analisis ini merupakan ide bisnis yang direkomendasikan untuk dimulai atau dilanjutkan.
• NPV Negatif
Hasil analisa bisnis ini tidak layak dijalankan atau berpotensi menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
• NPV Nol
Keuntungan bisnis yang dipilih hanya menutupi modal awal, belum sampai menghasilkan untung. Hasil analisis ide bisnis bisa didiskusikan lebih lanjut dengan para stakeholder apabila ingin dilanjutkan.
Logikanya nilai NPV positif atau lebih besar dari 0 menunjukkan bahwa penerimaan lebih besar dibandingkan dengan nilai diinvestasikan. Sedangkan NPV negatif lebih kecil dari 0 menunjukkan bahwa penerimaan lebih kecil dibandingkan pengeluaran.
Sampai sini, NPV merupakan alat ukur sebelum benar-benar melangkah mengeksekusi bisnis. Tujuannya agar dana yang diinvestasikan tidak sia-sia untuk bisnis yang tidak mampu menghasilkan uang.
Cara Menghitung NPV dan Rumusnya
Cara menghitung NPV bisa dilihat dari arus kas dan periode jangka waktu usaha. Untuk menghitung NPV, pelajari rumus berikut:
1. Rumus NPV untuk Investasi Kas Tunggal
Cara menghitung NPV investasi arus kas tunggal cukup sederhana, tujuannya simpel yaitu untuk mengetahui apakah bisnis pada tahun tertentu layak dijalankan atau tidak. Silakan siapkan data atau variabel: investasi awal, arus kas di tahun tertentu, masa waktu arus kas (t) dan tingkat diskonto (i). Berikut rumusnya:
NPV = [Arus kas/ (1+i)^t] – Investasi awal
Tidak perlu bingung, berikut contoh menghitung NPV menggunakan rumus arus kas tunggal:
CV Indonesia Sehat selalu merencanakan proyek dengan investasi awal sebesar Rp 5.000.000.
Diperkirakan menghasilkan keuntungan sebesar Rp 5.600.000 di tahun depan. Jika ingin mendapatkan tangkat keuntungan 10%, berapa NPV proyek CV Indonesia Sehat?
Perhitungan:
Rumus NPV = [Arus kas/ (1+i)^t] – banyaknya investasi awal
NPV = [Rp5.600.000.000/ (1+0.1) ^1] – Rp5.000.000.000
NPV = Rp90.900.000
Hasilnya nilai NPV positif, artinya proyek CV Indonesia sehat diproyeksikan menguntungkan. Maksudnya proyek ini direkomendasikan untuk dilanjutkan.
2. Rumus NPV Usaha dengan Durasi Lama dan Banyak Arus Kas
Rumus ini digunakan jika Anda ingin tahu apakah usaha itu layak dijalankan dalam beberapa tahun ke depan atau tidak. Silakan siapkan data atau variabel: investasi awal, arus kas tiap tahun, masa waktu arus kas (t) dan tingkat diskonto (i)
Rumus NPV = Jumlah nilai dari arus kas yang diharapkan saat ini – investasi awal
CONTOH
PT ABC Abadi menanamkan modal awal sebesar Rp 50.000.000. Usaha ini diprediksikan bisa menghasilkan keuntungan Rp 13.000.000 di tahun pertama, tahun kedua mendapatkan Rp 26.000.000 dan Rp 23.000.000 di tahun ketiga. Jika diskonto sebesar 13%, bagaimana analisa NPV-nya?
Perhitungan
NPV dari PT ABC Abadi = [Rp 13.000.000/ (1+0,13) ^1] + [Rp 26.000.000/(1+0.13) ^2] + [Rp 23.000.000/ (1+0,13)] – Rp 50.000.000
NPV = (Rp 11.504.430 + Rp 18.012.370 + Rp 15.940.150) – Rp 50.000.000
NPV = Rp 45.456.950 – Rp 50.000.000
NPV = -4.543.050
Hasil NPV-nya negatif, artinya usaha dari PT ABC Abadi diprediksikan akan mebgalami kerugian. Ide usaha itu direkomendasikan untuk dibatalkan agar perusahaan tidak rugi.
Data yang Harus Disiapkan untuk Menghitung NPV
Untuk menghitung NPV memerlukan beberapa data atau variabel berikut:
1. Investasi Awal
Jumlah dana yang diinvestasikan sebagai awal modal usaha.
2. Aliran Kas Masuk Bersih di Masa akan Datang
Proyeksi dana masuk yaitu keuntungan yang diperoleh pada tahun pertama, kedua dan seterusnya.
3. Rate of Return Minimum yang Diinginkan
Disimbolkan dengan “i” yang disebut juga dengan diskonto. Ini merupakan persentase keuntungan yang ingin Anda raih, misalnya 10% keuntungan setiap tahun.
4. Jangka Waktu
Disimbolkan dengan “t” atau disebut juga periode waktu. Ini merupakan interval waktu saat adanya keuntungan yang masuk dalam sebuah usaha. Misalnya tahun pertama, kedua dan seterusnya.
Itulah cara menghitung NPV (Net Present Value) dan contohnya yang bisa Anda pahami. Perhitungan NPV diperlukan bagi pelaku bisnis untuk melihat proyeksi keuntungan di masa mendatang apakah menguntungkan atau tidak.