Apa itu Blue Economy dalam Kerja Sama Indonesia-China? Ini Penjelasannya

Ghina Aulia
12 November 2024, 08:37
Apa itu Blue Economy
ANTARA FOTO/Andri Saputra/agr
Nelayan melakukan bongkar muat ikan hasil tangkapan tangkapan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Beba, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Minggu (27/10/2024). Kementerian Kelautan dan Perikanan mengupayakan perluasan jaringan pasar dan keberterimaan produk perikanan Indonesia ke negara-negara di Eropa melalui Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Kelautan dan Perikanan (SJMKHP) dalam menjaga kualitas produk perikanan serta memenuhi standar keamanan pangan.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Indonesia dan China bersepakat melakukan kerja sama dalam bidang blue economy. Kerja sama ini diharapkan akan meningkatkan nilai tambah yang dihasilkan dari produk dan jasa dari sektor kelautan Indonesia.

Terkait hal ini Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait Deepening Blue Economy Cooperation dengan Menteri Perdagangan Republik Rakyat Tiongkok (MOFCOM), Wang Wentao di Great Hall of the People di Beijing, China, Sabtu (09/11/2024). Penandatanganan MoU disaksikan langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden RRT Xi Jinping.

Lantas, apa itu blue economy? Blue economy atau ekonomi biru merupakan istilah yang merujuk pada ekonomi di sektor kelautan. Hal ini dikaji lebih lanjut oleh organisasi dan lembaga yang bergerak di bidang lingkungan. Pihaknya mengadvokasi untuk menyeimbangkan kebutuhan manusia dengan kelestarian laut.

Ekonomi biru bisa menjadi pendorong utama pembangunan perkotaan dan regional. Di kota-kota pesisir, ekonomi biru menyediakan lapangan kerja bagi jutaan orang, termasuk di sektor bahari, penelitian bio-kelautan atau teknologi biru.

Salah satu yang mendapatkan manfaatnya adalah negara Spanyol. Melansir OECD Cogito, ekonomi biru menghasilkan omset tahunan sebesar EUR 3,8 miliar di Barcelona saja, dan di wilayah Selatan Andalusia, menyumbang sekitar 10,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Kegiatan yang umumnya dipahami mewakili ekonomi biru meliputi pelayaran maritim, perikanan dan akuakultur, pariwisata pesisir, energi terbarukan, desalinasi air, kabel bawah laut, industri ekstraktif dasar laut dan pertambangan laut dalam, sumber daya genetik laut, dan bioteknologi.

Apa itu Blue Economy?

Menurut Bank Dunia, blue economy atau ekonomi biru adalah pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan guna mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan, dan menciptakan lapangan kerja.

Sementara itu merangkum dari unggahan Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Gadjah Mada, istilah blue economy mengacu pada pemanfaat sumber daya laut yang berkelanjutan. Tujuannya untuk meningkatkatkan perekonomian guna memperbaiki kehidupan masyarakat. Tentu hal ini tidak mengesampingkan kelestarian ekosistem laut.

Sementara itu, melansir dokumen resmi yang dirilis oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) atau United Nations (UN), perwakilannya mendefinisikan Ekonomi Biru sebagai ekonomi yang "terdiri dari berbagai sektor ekonomi dan kebijakan terkait yang bersama-sama menentukan apakah penggunaan sumber daya laut berkelanjutan.

Tantangan penting dari ekonomi biru adalah untuk memahami dan mengelola dengan lebih baik banyak aspek keberlanjutan laut. Mulai dari perikanan berkelanjutan hingga kesehatan ekosistem hingga mencegah polusi.

Patut diketahui bahwa sektor blue economy di Indonesia mencakup beberapa aspek. Di antaranya yaitu perikanan, akuakultur, pelayaran, energi, pariwisata, hingga bioteknologi kelautan. Masih melansir PSLH UGM, diyakini bahwa sektor ekonomi satu ini dapat menunjang penurunan angka kemiskinan serta mengoptimalkan pembangunan.

Dapat disimpulkan bahwa blue economy adalah pendekatan yang menggunakan sumber daya laut secara berkelanjutan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menciptakan peluang kerja. Upaya ini juga dilakukan dengan menjaga kelestarian ekosistem laut.

Pendekatan ini menekankan pentingnya pembangunan yang seimbang. Sektor-sektor seperti perikanan, budidaya laut, transportasi maritim, energi terbarukan, dan pariwisata pantai dikelola dengan prinsip keberlanjutan.

Sejarah Blue Economy

Kesadaran tentang pentingnya pembangunan berkelanjutan di wilayah pesisir dan laut telah mendorong munculnya gagasan ekonomi biru dalam beberapa dekade terakhir. Diskusi mengenai pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan mulai berkembang pada tahun 1990-an.

Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) PBB dan kelompok lingkungan lainnya mulai saat itu, banyak membahas tentang metode untuk mencapai keseimbangan antara kebutuhan manusia dan kesejahteraan ekosistem laut.

Lebih lanjut, pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Rio+20 2012, kala itu membahas tentang Pembangunan Berkelanjutan. Sejak saat itu, istilah Ekonomi Biru makin dikenal luas. Pada perhelatan tersebut, ekonomi biru diperkenalkan sebagai model yang mendukung pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial, dan pelestarian lingkungan di area laut dan pesisir.

Cara Memberdayakan Ekonomi Biru

Kota harus membangun sumber pendanaan baru untuk konservasi air dan bermitra dengan berbagai kelompok untuk mempromosikan ekonomi biru. Menyelaraskan kebijakan tentang perencanaan, limbah, energi, dan air sambil mendorong kolaborasi antara ilmuwan dan pembuat kebijakan juga penting.

Kota dan wilayah juga dapat berinvestasi dalam infrastruktur dan solusi berbasis alam untuk mengurangi risiko banjir dan meningkatkan ketahanan ekonomi lokal. Tentu juga berperan sebagai penjaga budaya dan tradisi lokal yang terkait dengan kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan air.

Di wilayah pesisir dan laut, ekonomi biru mendorong kegiatan berbasis laut berkelanjutan yang meningkatkan lapangan kerja, ekspansi ekonomi, dan kesehatan lingkungan. Mengelola sumber daya laut dan pesisir melalui pemberlakuan undang-undang untuk menghentikan penangkapan ikan berlebihan, polusi, dan kegiatan destruktif adalah bagian yang penting.

Menyediakan sumber pendapatan alternatif bagi masyarakat lokal melalui peningkatan lapangan kerja, ekowisata dapat membantu upaya konservasi. Inovasi dalam pelayaran juga membantu mengurangi dampaknya terhadap lingkungan, seperti penggunaan desain kapal yang efisien dan bahan bakar rendah emisi.

Manajemen sumber daya yang lebih baik dipandu oleh penelitian dan pengumpulan data tentang ekosistem laut, yang meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan laut dan dampak perubahan iklim. Dedikasi pihak terhadap pengelolaan laut diperkuat oleh keterlibatan masyarakat melalui pengajaran tentang praktik yang sifatnya berkelanjutan.

Demikian penjelasan tentang Apa itu Blue Economy? yang patut disimak. Dapat disimpulkan bahwa upaya pengelolaan ekonomi biru juga harus memperhatikan aspek kesehatan lingkungan guna melestarikan ekosistem laut.

Editor: Safrezi

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...