Edward Tirtanata, dari Terpuruk hingga Jadikan Kopi Kenangan Unicorn
Edward Tirtanata adalah tokoh di balik sukses Kopi Kenangan bersama rekannya James Prananto dan Cynthia Chaerunnisa. Berawal dengan modal Rp 150 juta pada 2017, Kopi Kenangan kini menjelma menjadi perusahaan startup kuliner (food and beverage) pertama di Asia Tenggara yang berstatus unicorn.
Edward memulai bisnis dari kecil. Lelaki kelahiran Bandung 13 Desember 1988 ini pernah mengalami jatuh bangun usaha. Ia sempat mencoba bisnis batu bara kemudian beralih ke bidang kuliner. Tak langsung sukses. Bisnis kuliner dengan membuat kedai teh layu. Edward dan rekannya kemudian membangun Kopi Kenangan yang menjadi pintu suksesnya.
Profil Pendidikan Edward Tirtanata
Edward dilahirkan dari keluarga pengusaha pertambangan. Edward bercerita, semasa muda dirinya bukanlah pekerja keras dan lebih sering menghabiskan waktu untuk bermain gim.
Dalam acara Endgame yang dipandu Gita Wiryawan, Edward mengaku termasuk murid malas ketika SMA. Edward menjalani pendidikan tingkat menengah atas di Jakarta Intercultural School.
Edward melanjutkan kuliah di Universitas Northeastern, Boston, Amerika Serikat pada 2007. Ketika kuliah, orang tuanya menelepon bahwa kondisi ekonomi keluarga sedang dalam kesusahan. Krisis ekonomi 2008 membuat bisnis orang tuanya lesu.
Ibunya meminta Edward untuk terus belajar dan disiplin memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Dari situ Edward tersadar. Ia tak lagi main gim dan mengubah sifat malas-malasan masa SMA sampai awal kuliah.
Edward pun belajar ekstra karena dia mengambil dua jurusan di Northeastern, yaitu Akuntansi dan Keuangan. Dia akhirnya meraih gelar kehormatan magna cum laude di dua jurusan pada 2010.
Perjalanan Karier Edward Tirtanata
Lepas kuliah dari Amerika, Edward langsung bekerja di perusahaan keluarga di bidang pertambangan batu bara di Kalimantan Tengah. Ketika itu, pasar batu bara masih bergeliat sehingga perusahaan ayah-anak itu bisa membeli tongkang pertama pada September 2011.
Pukulan terhadap bisnis keluarga kembali ketika harga batu bara di Intercontinental Exchange (ICE) Newcastle terus-terusan anjlok sampai di bawah US$ 50 per metrik ton. Padahal, awal 2011 itu harga batu bara selalu di atas US$ 100 per metrik ton.
Keluarga Edward akhirnya menjual rumah dan semua aset perusahaan untuk menutupi utang ke bank. Dari situ Edward berpikir bahwa bisnis akan sulit kalau harga ditentukan oleh pasar.
Edward mencoba berbagai usaha. Ia pernah berjualan baju, menjadi konsultan, menjualkan produk-produk secara digital, hingga masuk dalam dunia komoditas. Satu per satu usahanya berguguran.
Ia kemudian mencoba bisnis kuliner atau food and beverage. Dalam benaknya, bisnis kuliner relatif dapat mengontrol harga, tidak seperti batu bara.
Pada 2015, Edward dan rekannya James Prananto membuka Lewis & Carroll Tea (L&C). Ide awalnya justru dari menjamurnya kedai kopi. Karena kopi dianggap sudah terlalu banyak pemainnya, Edward dan rekannya memilih teh premium.
Bisnis tea shop itu membidik pasar kalangan menengah ke atas sehingga secangkir teh L&C dibandrol dengan harga Rp 40 ribu hingga Rp 60 ribu. Market kelas A relatif terbatas sehingga sulit bagi L&C mengembangkan sayapnya ke luar Jakarta. Bisnis pun tak berjalan dengan baik.
Edward dan James pun kembali memutar otak untuk membuka bisnis baru. Belajar dari kegagalan L&C, mereka memutuskan membuat usaha minuman kopi dengan harga terjangkau sehingga pasarnya lebih luas.
Bermodalkan Rp 150 juta hasil patungan, Edward dan James menggagas kedai kopi bernama Kopi Kenangan. Kenangan adalah sesuatu yang membekas dalam ingatan. Pada 2017, Edward dan James membuka kedai pertama Kopi Kenangan di Menara Standard Chartered, Kuningan, Jakarta Selatan.
Bisnis Kopi Kenangan menemui pintu keberhasilannya sejak pertama kali dibuka. Resep andalannya yaitu Kopi Kenangan Mantan yang ditemukan semalam sebelum pembukaan perdana gerai. Selain kopi dengan beragam variasi, terdapat beberapa minuman lain seperti olahan teh. Semua dijual dengan harga kisaran Rp 18 ribu hingga Rp 42 ribu.
Keberanian Edward membuahkan hasil. Di hari pertama, Kopi Kenangan mampu menjual 700 gelas. Aplikasi online berperan besar dalam penjualan Kopi Kenangan. Sekitar 60-70 persen penjualan Kopi Kenangan berasal dari aplikasi ojek online.
Setahun berjalan, Kopi Kenangan mendapatkan suntikan dana sebesar Rp 112 miliar dari Alpha JWC Ventures. Satu tahun kemudian, aliran dana sebesar Rp 288 miliar diberikan oleh Sequoia India untuk menunjang gerai kopi ini.
Potensi Kopi Kenangan semakin dilirik investor. Kopi Kenangan mendapatkan dana sebesar Rp 280 miliar dari perusahaan bernama Arrive milik rapper kenamaan Jay Z dan Serena Ventures milik petenis kelas dunia Serena Williams.
Pada Desember 2021, Kopi Kenangan kembali mendapatkan suntikan Pendanaan Seri C Tahap Pertama sebesar US$ 96 juta atau setara dengan Rp 1,38 triliun. Dengan pendanaan itu, Kopi Kenangan menjadi perusahaan startup kuliner pertama di Asia Tenggara yang berstatus unicorn.
Pendanaan seri C tersebut dipimpin oleh Tybourne Capital Management. Sejumlah investor pada seri sebelumnya juga terlibat dalam pendanaan seperti Horizons Ventures, Kunlun, dan B Capital. Terdapat investor baru yang terlibat dalam pendanaan tersebut, yakni Falcon Edge Capital.
Kekayaan Edward Tirtanata
Edward dan James berhasil masuk daftar 30 under 30 Asia retail & e-commerce versi Forbes tahun 2019. Mereka juga masuk daftar 40 tokoh Indonesia berusia di bawah 40 yang mampu menjadi agen perubahan versi Majalah Fortune Indonesia.
Sumber utama kekayaan Edward berasal dari Kopi Kenangan. Bisnis Edward dan James ini telah memiliki 672 gerai di 45 kota di Indonesia. Kopi Kenangan mempekerjakan sekitar 3.000 orang karyawan. Selama setahun, Kopi Kenangan telah menyajikan 40 juta cangkir dengan target 5,5 juta cangkir per bulan pada kuartal pertama 2022.
Kopi Kenangan terus beranak pinak. Kopi Kenangan pada 18-24 April 2022 (satu minggu) resmi membuka 26 outlet sekaligus di 13 kota di Indonesia. Atas pencapaian ini, Kopi Kenangan berhasil meraih rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) di kategori Pembukaan Gerai Kopi Terbanyak dalam Satu Minggu.
Kopi Kenangan mengembangkan sayapnya ke industri makanan dengan meluncurkan varian roti bernama Cerita Roti, diikuti brand ayam goreng dengan nama Chigo dan soft-cookies brand Kenangan Manis pada 2021.
Kekayaan bukan segalanya bagi Edward. Pada Maret 2020, manajemen Kopi Kenangan, termasuk Edward, rela digaji Rp 1 per bulan untuk mengurangi beban selama pandemi Covid-19. Kopi Kenangan memastikan tidak ada PHK karyawan selama pandemi.
Kopi Kenangan juga mengalokasikan Rp 15 miliar untuk mendukung tenaga medis, serta melindungi para barista, karyawan, dan konsumen dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Biodata Edward Tirtanata
Nama : Edward Tirtanata
Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 13 Desember 1988
Pendidikan:
- Jakarta Intercultural School
- Jurusan Keuangan dan Akuntansi Northeastern University, Amerika Serikat
Karier:
- CEO and Co-FounderCEO and Co-Founder Kopi Kenangan
- Founder Lewis & Carroll Tea
- Managing PartnerManaging Partner iHuntington Consulting