Dari Sabun Hingga Mie Sedaap, Jejak Bisnis Wings Pesaing Indofood
Badan Pengawas Pangan Singapura (SFA) menarik setidaknya enam varian Mie Sedaap dan Mie Sedaap Cup dari peredaran pada Selasa (11/10). Langkah ini dilakukan setelah lembaga itu menemukan kontaminasi etilen oksida dalam bubuk cabai dari produk mie instan tersebut.
Ini bukan pertama kalinya Mie Sedaap mengalami masalah di luar negeri. Otoritas di Hong Kong, juga mengambil langkah serupa terhadap Mie Sedaap Korean Spicy Chicken pada September 2022 menyusul temuan serupa. Sementara itu, otoritas di Taiwan menahan kira-kira 4,04 ton Mie Sedaap Cup pada Juli 2022 setelah temuan serupa juga.
PT Wings Surya, produsen Mie Sedaap, telah membantah bahwa mereka menggunakan etilen oksida dalam produksinya dan sedang melakukan investigasi.
Mie Sedaap saat ini memang menjadi salah satu produk unggulan PT Wings Surya. Kendati terkenal lewat produk mie instan, bisnis Wings justru berawal dari sabun batang. Pada 1948, dua orang pendirinya Harjo Sutanto dan Johanes Katuari membangun sebuah pabrik rumahan di Surabaya. Fa Wings, begitu mereka menamai perusahaan ini, memproduksi sabun batang dengan nama Wings Soap.
Pada 1971, Wings mulai membuat bisnisnya menjadi lebih beragam dengan memperkenalkan detergen yang disebut Ekonomi. Produk sabun colek ini laris manis terutama di kalangan masyarakat kelas menengah-bawah.
Setelah puluhan tahun menggarap bisnis sabun, Wings akhirnya melebarkan sayapnya ke sektor makanan. Perusahaan resmi meluncurkan Mie Sedaap pada 2003. Saat itu, perusahaan ini menawarkan tiga varian, yaitu mi goreng, mi kuah rasa soto, dan mi kuah ayam bawang.
Ini langkah yang berani sebab saat itu, pasar mie instan sudah dikuasai oleh Indofood lewat produknya Indomie. Lewat anak perusahaannya, Indofood telah lama memimpin pasar mi instan lewat Indomi yang diluncurkan pada 1972.
Agar bisa bersaing, Wings menggunakan strategi perang harga. Mie Sedaap dibanderol dengan harga yang lebih murah ketimbang Indomie. Berdasarkan data dari perusahaan riset pasar Data Consult. Harga Mie Sedaap goreng misalnya, saat itu dibanderol Rp 800 per bungkus. Ini kira-kira 19,6% lebih murah dari harga Indomie goreng.
Mie Sedaap rupanya mendapat sambutan positif. Wings kemudian mulai menawarkan varian-varian baru untuk Mie Sedaap pada tahun-tahun berikutnya. Pada 2004, perusahaan meluncurkan mi kuah rasa kari ayam, mi goreng rasa sambal goreng pada 2005, dan mi kuah rasa kaldu ayam pada 2006. Saat ini, terdapat setidaknya 14 varian Mie Sedaap.
Pada 2013, Wings memperkenalkan Mie Sedaap Cup, yaitu produk mi instan yang dikemas dalam gelas. Namun, ini bukan produk mi instan kemasan yang pertama. Indofood telah menjual produk serupa sejak 1987. Wings saat ini telah menawarkan enam varian Mie Sedaap.
Seperti Indofood yang mengekspor Indomie, Wings juga telah menjual Mie Sedaap dan Mie Sedaap Cup ke pasar luar negeri. Pada 2007, misalnya, Wings mulai menjangkau konsumen di Malaysia.
Bisnis Kian Beragam
Wings sejatinya lebih dari sekadar Mie Sedaap. Perusahaan ini sekarang menjual setidaknya lima produk perawatan kain, lima produk perawatan rumah, tujuh produk perawatan pribadi, dan 21 produk makanan dan minuman, menurut situs web resminya.
Produk perawatan kainnya mencakup detergen Boom, Daia, Ekonomi, SoSoft, dan So Klin. Untuk perawatan rumah, produknya meliputi sabun cuci piring Ekonomi Power Liquid dan cairan pembersih lantai Super Sol.
Wings juga menjual beberapa sabun mandi populer seperti Nuvo Family, Giv, dan Fres & Natural dalam kategori perawatan pribadi. Untuk produk makanan dan minuman selain Mie Sedaap, perusahaan ini juga memproduksi minuman kemasan seperti Floridina dan Teh Javana. Perusahaan juga menjual kopi instan seperti Neo Coffee dan TOP Coffee.
Diversifikasi bisnis Wings juga didukung oleh kerjasamanya dengan perusahaan-perusahaan produk konsumsi asal Jepang, yaitu Lion Japan, Glico, dan Calbee. Contoh produk hasil kerja sama ini adalah pasta gigi Ciptadent dengan Lion Japan, es krim Haku dengan Glico, dan makanan ringan Potabee dengan Calbee.
Kerjasama dengan perusahaan Jepang ini sejalan dengan kedekatan hubungan ekonomi antara kedua negara. Negara Asia Timur tersebut merupakan salah satu negara asal investasi asing langsung ke Indonesia. Negara itu juga merupakan salah satu mitra perdagangan barang utama bagi Indonesia.