Profil SpaceX, Perusahaan Elon Musk yang Akan Investasi di IKN
Space Exploration Technologies Corporation atau SpaceX akan investasi di Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara. Perusahaan milik Elon Musk tersebut saat ini sedang dalam tahap administrasi.
"SpaceX melakukan investasi dan proses administrasi berjalan dengan sebagaimana mestinya. Jalan on the track kok semua," ujar Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinator Bahlil Lahadalia saat ditemui awak media, di Kantor Kementerian Investasi, Jakarta, Kamis (16/2).
Menurut Bahlil, tidak ada kendala saat perusahaan milik Elon Musk tersebut ingin masuk untuk berinvestasi di IKN Nusantara. Namun demikian, masih terdapat beberapa permohonan dari SpaceX yang perlu didiskusikan. Selain itu, beberapa persyaratan juga masih harus dipenuhi oleh SpaceX.
Sebelumnya, CEO Tesla Inc, Elon Musk yang juga merupakan pemilik perusahaan SpaceX telah bertemu dengan Presiden Joko Widodo Amerika Serikat pada Mei 2022. Keduanya bertemu di markas Space X Boca Chica, Texas.
Elon Musk mengatakan sangat tertarik dengan masa depan Indonesia. “Saya rasa Indonesia memiliki potensi yang besar, dan saya rasa kita melalui Tesla dan Spacex akan mencoba beberapa kerja sama dengan Indonesia,” ujar Elon.
Keduanya bukan hanya membicarakan terkait potensi investasi Tesla di Indonesia ke industri baterai dan mobil listrik, melainkan juga adanya penawaran dari Presiden untuk investasi di industri penerbangan antariksa.
Profile Perusahaan SpaceX
SpaceX adalah perusahaan kedirgantaraan asal Amerika Serikat yang bermarkas di Hawthorne, California. Sejak berdiri 6 Mei 2002, SpaceX telah memproduksi banyak kendaraan luar angkasa.
Melansir laman spacex.com, ide utama Elon Musk dalam mendirikan SpaceX adalah agar manusia dapat pergi ke planet Mars dan mendirikan koloni di sana. Perusahaan kemudian mulai mengembangkan Falcon 1 pada 2008. Roket dengan bahan bakar cair pertama tersebut berhasil dibuat untuk tujuan komersial.
SpaceX fokus pada menciptakan roket yang dapat dipakai berkali-kali, layaknya pesawat terbang. Hal tersebut berbeda dengan sebagian besar roket luar angkasa yang dibuat dengan biaya mahal dan hanya sekali dipakai.
Salah satu proyeknya adalah kendaraan antariksa Dragon. Pesawat ini memiliki kemampuan membawa penumpang hingga tujuh orang ke orbit bumi dan kembali lagi.
Dragon adalah satu-satunya kendaraan antariksa komersial yang berhasil mengirim manusia ke Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS. Pesawat tersebut berhasil menyelesaikan misi pertamanya membawa kargo pada 2012.
Proyek Terbaru
Proyek SpaceX terbaru pada tahun lalu adalah membawa astronot ke orbit dan ISS dalam proyek Crew Dragon Demo-2, SpaceX Demo-2. Selain itu ada juga roket Falcon 9. Roket ini adalah generasi terbaru dari keluarga roket Falcon.
Falcon 9 merupakan roket yang bersifat reusable. Konsep dapat dipakai kembali ini adalah terobosan utama yang diperkenalkan oleh SpaceX.
Keberhasilan Falcon-9 dibuktikan pada Mei 2021. Roket ini berhasil meluncurkan 60 satelit internet Starlink ke orbit dan merupakan percobaan ke-10 peluncuran. Pendaratan roket menggunakan reusable booster.
Perusahaan mengklaim proyek terhebat SpaceX saat ini adalah Falcon Heavy roket paling besar dan paling kuat di dunia. Roket ini memiliki kapasitas sampai 64 ton. Kekuatan mesinnya setara dengan 18 pesawat Boeing-747.
Selain memproduksi roket serta pesawat antariksa, SpaceX juga memiliki ambisi untuk menjadi yang pertama dapat sampai ke Mars. Proyek ini akan memakai roket bernama Big Falcon Rocket. Tinggi roket tersebut 117 meter dan memiliki kapasitas sampai 100 ton.
Selain sebagai wahana ke Mars, roket BFR juga digadang-gadang akan menjadi alat transportasi tercepat di dunia. Pada 2015, SpaceX memperkenalkan proyek ambisius lainnya bernama Starlink.
Starlink adalah proyek konstelasi satelit. Idenya memberikan akses internet yang sangat cepat dan murah serta dapat menjangkau seluruh dunia dengan mengorbitkan 42 ribu satelit.
Ribuan kepingan sampah dari satelit yang rusak, roket pendorong, dan senjata bekas uji coba rupanya telah menciptakan pencemaran di ruang angkasa. Kepingan sampah itu terjebak di orbit selama bertahun-tahun.
Berdasarkan laporan Orbital Debris Programme Office (ODPO), ada 16.355 kepingan sampah luar angkasa hingga 4 Agustus 2022. Rusia tercatat sebagai negara penyumbang sampah luar angkasa terbanyak. Jumlahnya mencapai 6.416 kepingan sampah atau setara 39,22% dari total kepingan sampah luar angkasa pada periode bulan lalu.
Berikutnya, Amerika Serikat menempati peringkat kedua penyumbang sampah luar angkasa terbanyak yakni mencapai 5.219 kepingan sampah. Kemudian, Tiongkok di peringkat ketiga dengan total 3.814 kepingan sampah luar angkasa.