Profil Lim Hariyanto, Orang Kaya Nomor 6 RI, Pemilik Harita Grup
Proses penawaran saham perdana alias IPO Trimegah Bangun Persada sudah memasuki tahap book building. Dengan kode emiten NCKL, perusahaan akan resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 12 April 2023.
Trimegah Bangun Persada akan melepas 18% sahamnya, sebanyak 12,09 miliar saham dengan harga Rp 1.220 hingga Rp 1.250 per saham. Dari pelepasan saham ini, TBP mengincar dana segar sebesar US$ 600 juta atau sekitar Rp 9,3 triliun.
Bila angka tersebut tercapai, maka IPO ini akan menjadi yang terbesar di 2023. Angkanya menyalip IPO PT Pertamina Geothermal Energy Tbk yang meraih Rp 9,05 triliun Februari lalu.
IPO Trimegah Bangun Persada juga akan menjadi yang terbesar ke-5 setelah Bukalapak (BUKA) senilai R 21,9 triliun, Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel (MTEL) Rp 18,79 triliun, PT Goto Gojek Tokopedia (GOTO) Rp 13,72 triliun dan Adaro Energy Indonesia (ADRO) Rp 12,24 triliun.
Pemilik Trimegah Bangun Persada
TBP merupakan bagian dari Harita Grup yang dimiliki Lim Hariyanto Wijaya Sarwono. Ia adalah kakek terkaya Indonesia. Di usianya yang ke-94 tahun, Forbes Real Time Billionaires mencatatnya sebagai orang terkaya ke-6 di Indonesia. Kekayaannya mencapai US$ 5 miliar atau setara Rp 75 triliun
Peringkat itu melonjak dengan cepat. Sebab, pada 9 Maret lalu lalu posisi Lim masih berada di posisi ke-19 dengan kekayaan US$ 1,2 miliar atau setara Rp 18 triliun. Harta pria asal Samarinda ini melesat hingga US$ 3,8 triliun atau 316% dalam rentang waktu dua minggu.
Bermula dari Toko Kelontong
Mesin uang Lim bermula dari usaha milik ayahnya, Lim Tju King, yang berasal dari Fujian, Cina. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, pada 1915 Lim Thu King membuka toko kelontong di Kalimantan Barat.
Lim Hariyanto lalu mengambil alih usaha ayahnya itu dan memulai bisnis kayu pada 1980-an. Bersama dengan anaknya, Lim Gunawan Harianto, mereka mengembangkan bisnis kayu di bawah bendera Harita Group. Perusahaan ini menjual kayu log sampai mengolah kayu lapis dengan nama PT Tirta Mahakam Resources.
Bisnis Harita Group tidak terbatas di kayu saja. Lim Hariyanto punya saham mayoritas di Bumitama Agri, produsen minyak kelapa sawit yang terdaftar di Singapura. Perusahaan ini memiliki kebun kelapa sawit di Indonesia.
Selain memiliki tambang nikel melalui TBP, Harita Group juga memiliki tambang bauksit. Melalui nama Harita Jayaraya, perseroan memiliki 60% saham Cita Mineral Investindo (CITA).
Kini anak yang turun tangan langsung meneruskan bisnis Lim. Dari tujuh anaknya, dua diantaranya memegang posisi vital di anak usaha Harita Group.
Pertama, Lim Gunawan Hariyanto menjadi CEO di Bumitama Agri. Kemudian Lim Christina Hariyanto menjadi Presiden Komisaris di Harita Kencana Sekuritas. Anak perempuannya ini juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Bumitama Agri.