Profil Sriwijaya Air, Lolos Pailit dan Berencana IPO

Amelia Yesidora
17 Juli 2023, 16:53
Pesawat Sriwijaya Air
www.facebook.com/SriwijayaAir
Pesawat Sriwijaya Air.

Sriwijaya Air memperoleh persetujuan kreditur untuk menyelesaikan kewajiban pada mitra bisnis dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang alias PKPU. Perusahaan kini lolos dari jerat pailit. 

Salah satu faktor yang menyelamatkan Sriwijaya Air adalah rencana perusahaan melantai di Bursa Efek Indonesia. Sebelumnya Sriwijaya Air punya utang senilai Rp 3,62 triliun. Menurut Financial Advisor Sriwijaya dari Triple B, Noprian Fadli, proposal perdamaian ini akan memberikan kenyamanan bagi dua belah pihak.

Ia menghitung beban keuangan bisa berkurang sekitar minimum 80%. “Dan akan terus bertambah seiring berjalannya waktu, berjalannya operasional, yang equity-nya tadinya negatif jadi positif,” katanya. 

Rencana penawaran saham perdana ini bukan yang pertama. Sriwijaya Air sempat ingin melakukan IPO pada April–Mei 2017. Namun, Direktur Utama Sriwijaya Air Group Chandra Lie mengatakan perusahaan tetap berkomitmen melantai agar bisa lebih ekspansif.

“Penundaan ini karena pertimbangan perusahaan saja, supaya IPO kami itu lebih baik lagi. Saya kira kalau bisa lebih baik, kenapa enggak? Yang pasti tahun ini kami komitmen IPO,” katanya di Jakarta pada Januari 2017.

CEO Sriwijaya Air Chandra Lie
CEO Sriwijaya Air Chandra Lie (Katadata | Arief Kamaludin)

Awal Mula Pendirian

Melansir laman resmi perusahaan, Sriwijaya Air didirikan oleh empat orang: Chandra Lie, Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim. Maskapai penerbang ini merupakan perusahaan keluarga. Hendry adalah kakak dari Chandra Lie, sedangkan Andy Halim merupakan adiknya. 

“Berkat dorongan dan dukungan merekalah, saya bisa mencapai seperti saat ini. Dan yang tidak boleh saya lupakan adalah para founding father perusahaan ini. Selain kami bersaudara, juga ada Pak Sunaryo, Pak Johannes dan beberapa orang lain," kata Chandra Lie dikutip dari Bisnis Indonesia.

Empat bersaudara ini turut mengajak pakar penerbangan untuk mengembangkan bisnis ini. Mereka adalah Supardi, Kapten Kusnadi, Kapten Adil W., Kapten Harwick L., Gabriella, dan Suwarsono.

Maskapai tersebut berdiri pada 10 November 2002 dan beroleh izin terbang perdana pada 28 Oktober 2003. Nama Sriwijaya dipilih pendirinya agar maskapai bisa sukses layaknya kerajaan maritim terbesar di Asia Tenggara tersebut.

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...