Lahir Saat Oil Boom, Pelita Air Dikabarkan Merger dengan Garuda
Kementerian Badan Usaha Milik Negara berencana menggabungkan tiga perusahaan aviasi pelat merah. Mereka adalah PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), Citilink, dan Pelita Air.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan kementeriannya bakal mengupayakan agar biaya logistik Indonesia terus turun untuk meringankan dunia bisnis. Karena itu, ia meminta agar efisiensi menjadi agenda utama BUMN.
Sebelumnya, Kementerian telah menggabungkan empat perusahaan layanan jasa pelabuhan menjadi satu, yakni PT Pelabuhan Indonesia alias Pelindo. Kini Erick menyebut langkah serupa akan dilanjutkan ke klaster maskapai penerbangan.
“BUMN terus menekan ongkos logistik. Sebelumnya mencapai 23%, sekarang jadi 11%. Kami upayakan Pelita Air, Citilink, dan Garuda merger untuk menekan biaya,” katanya dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (22/8).
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyebut masih belum ada keputusan final terkait rencana merger tersebut. Citilink dan Garuda berada dalam satu grup perusahaan.
Hanya Pelita Air yang berada di luar grup Garuda Indonesia. "Kami sampaikan hingga saat ini proses diskusi terkait langkah penjajakan aksi korporasi tersebut masih terus berlangsung intensif,” katanya dalam keterangan tertulis kemarin.
Pelita Air, Usaha Pertamina Memaksimalkan Oil Boom
Sebelum dikenal sebagai maskapai penerbangan komersial seperti sekarang, Pelita Air bergerak di bidang perminyakan nasional. Melansir laporan tahunan Pelita Air, perusahaan berdiri pada 1963 sebagai salah satu divisi pelayanan transportasi udara milik Pertamina. Nama awalnya adalah Pertamina Air Service.
Tujuh tahun kemudian, barulah nama Pelita Air lahir. Ini seiring dengan perubahan Pertamina Air Service yang menjadi lembaga usaha sendiri. Akhirnya, PT Pelita Air Service resmi menjadi anak perusahaan Pertamina per 24 Januari 1970.
Pertamina membuka lini bisnis baru ini seiring dengan adanya oil boom yang membuat harga minyak melonjak tinggi. Pelita Air Service kemudian banyak melayani penyewaan alias charter penerbangan untuk perusahaan minyak, baik domestik maupun asing.