Sejarah Deloitte, Kantor Akuntan Publik yang PHK 1.200 Karyawan

Dini Pramita
26 April 2023, 15:20
Ilustrasi PHK karyawan. Kantor akuntan publik raksasa, Deloitte, akan melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK terhadap 1.200 karyawan.
123rf.com
Ilustrasi PHK karyawan. Kantor akuntan publik raksasa, Deloitte, akan melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK terhadap 1.200 karyawan.

Kantor akuntan publik raksasa, Deloitte, akan melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK terhadap 1.200 karyawan. Kebijakan pemecatan ini terungkap ke publik setelah memo internal untuk karyawan bocor.

Dikutip dari Reuters, ada 1,5% karyawan di kantor Amerika Serikat yang menjadi target PHK itu. Pemangkasan akan lebih tinggi pada sektor bisnis penasihat keuangan.

Kebijakan itu diambil menyusul adanya ketidakpastian kondisi ekonomi makro yang menekan bisnis dan adanya penurunan aktivitas merger dan akuisisi. "Bisnis kami di Amerika Serikat terus mengalami pertumbuhan permintaan dari klien. Ketika pertumbuhan dalam bidang tertentu melambat, kami mengambil tindakan dari sisi pegawai yang diperlukan," kata Delloitte seperti dikutip dari Reuters (21/4).

SIKLUS AKUNTANSI
SIKLUS AKUNTANSI (pexels/Nataliya Vaitkevich)
 


Kantor Akuntan Publik Berusia 177 Tahun

Dalam situs resmi perusahaan, perusahaan ini menuliskan Deloitte didirikan pertama kali oleh William Welch Deloitte pada 1845. Saat itu, ia memiliki visi untuk membuat perubahan besar pada industri akuntansi dan membangun sebuah hal besar yang akan bertahan sepanjang masa.

Deloitte memulainya dari sebuah kantor akuntan publik kecil di London, Inggris. Ia memanfaatkan kekuatan koneksi, kolaborasi, dan inovasi untuk menyediakan jasa akuntan profesional yang membantu para pengusaha menertibkan bisnisnya pada masa itu.

Bisnis jasa akuntan profesional itu mulai berkembang sehingga pada 1890, ia melakukan ekspansi dan membuka kantor di luar Inggris untuk pertama kalinya pada 1890. Di sana Deloitte yang sedang membangun citra sebagai kantor akuntan publik profesional akan bertemu dengan George A.Touche, Charles Haskins dan Elijah Watt Sells.

Pada 1893, ketika perekonomian Amerika Serikat merosot, publik menyoroti pemborosan yang dilakukan pemerintah saat itu. Karena itu, salah satu anggota parlemen bernama Alexander Monroe Dockery menunjuk dua akuntan untuk menyelidiki keuangan pemerintah yaitu Charles Haskins dan Elijah Watt Sells.

Keduanya menemukan cara untuk membuat sistem kerja yang lebih efektif dengan menyederhanakan beberapa pekerjaan dan meningkatkan efisiensi. Selain menciptakan transformasi dalam organisasi pemerintah, mereka memberikan berbagai rekomendasi untuk menciptakan struktur pemerintahan yang efisien dan menghemat $600.000 per tahun sembari meningkatkan kualitas kerja pemerintahan.

Pada Maret 1985, keduanya membuka kantor akuntan publik profesional di New York City dan mulai secara terbuka menawarkan jasa akuntansi kepada publik. Keduanya berekspansi hingga ke Chicago dan banyak membantu pebisnis muda di sana.

Di kemudian hari, Deloitte bergabung dengan Haskins & Sells untuk membentuk Deloitte Haskins & Sells dan membesarkan bisnis di Amerika Serikat hingga London. Mereka menyediakan jasa audit, konsultasi dan penasihat keuangan.

Sementara itu, pada 1989 Deloitte bergabung dengan perusahaan akuntansi yang didirikan oleh Touche Ross di Amerika Serikat. Kantor ini pun berganti nama menjadi Deloitte Touche Tohmatsu, yang disingkat menjadi Deloitte.

Pada tahun 2002, biro akuntan besar di Inggris beserta seluruh cabangnya di Eropa, Amerika Utara, dan Amerika Selatan bergabung dengan Deloitte. Hingga kini, Deloitte terdaftar sebagai perusahaan di Britania Raya dengan jaringan di lebih dari 150 negara.


Badai PHK di 'The Big Four'

Deloitte adalah raksasa konsultan keuangan ketiga yang mengumumkan pemecatan karyawan. Sebelumnya pada Februari lalu, KPMG melakukan PHK massal terhadap 700 karyawannya atau sekitar 2% dari tenaga kerjanya di Amerika Serikat.

KPMG menjadi raksasa akuntan pertama yang mengumumkan pemecatan tersebut. "Kami sedang menyelaraskan tenaga kerja dengan permintaan saat ini dan mengantisipasi pasar," kata salah satu petinggi KPMG, Carl Carande.

Rumor pun merebak. Financial Times pertama kali menyebutkan akan ada gelombang PHK serupa di 'The Big Four" yang lain. Namun, beberapa pihak menyangkal.

Rumor itu terbukti kebenarannya saat Ernst & Young melakukan PHK massal terhadap 3.000 karyawan di Amerika Serikat pada pertengahan April lalu. Perusahaan menyebut overcapacity atau over-kapasitas sebagai alasan di balik pemecatan itu.

Deloitte menyusul. Pada 2022 lalu, perusahaan ini melaporkan pendapatan tahunan sebesar $59,3 miliar pada tahun 2022.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...