Sejarah Indonesia - Singapura, Hubungan Erat Lebih dari 50 Tahun

Dzulfiqar Fathur Rahman
8 Juni 2023, 16:07
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong, Kamis (16/03), di Istana Kepresidenan Singapura.
Sekretariat Kabinet
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong, Kamis (16/03), di Istana Kepresidenan Singapura.

Pemerintah Indonesia kembali menawarkan peluang penanaman modal di Ibu Kota Negara alias IKN Nusantara, Kalimantan Timur, ke para investor Singapura. Kedua negara telah membangun hubungan erat yang penuh dengan investasi sejak 1967.

Presiden Joko Widodo membuka peluang tersebut lewat 300 paket investasi senilai US$ 2,6 miliar atau sekitar Rp 38,7 triliun dan menjanjikan imbal yang tinggi. Paket investasi ini menjangkau proyek-proyek perumahan, transportasi, energi, dan teknologi.

Dalam laporan Reutes, Kepala Otorita Nusantara Bambang Susantono mengatakan imbal investasi di paket penanaman modal energi diperkirakan mencapai antara 11% dan 13%. Karena itu, pendanaan proyek ini diklaim “akan menguntungkan.”

Jokowi melempar tawaran tersebut ketika berbicara di konferensi terkait keberlanjutan di Singapura pada Rabu (7/5). Perusahaan investasi pelat merah Singapura, Temasek Holdings, merupakan penyelenggara konferensinya.

“Ini adalah kesempatan emas yang sangat menarik di Indonesia dan Anda bisa menjadi bagian di dalamnya,” kata Presiden yang akan purnatugas pada 2024.

Kunjungan Kerja Presiden Jokowi ke Singapura
Kunjungan Kerja Presiden Joko Widodo ke Singapura. (Sekretariat Kabinet)
 

Berawal dari Ketegangan Kawasan

Indonesia dan Singapura membangun hubungan diplomatik secara resmi pada 1967. Sebelumnya, hubungan kedua negara berjalan lewat kantor penghubung (liaison) di DKI Jakarta yang berdiri pada akhir 1966.

Ridzwan Dzafir merupakan pejabat Singapura yang memimpin kantor itu untuk mengawasi urusan perdagangan antar-kedua negara. Dzafir adalah mantan sekretaris pertama di kantor perwakilan Singapura di Kuala Lumpur, Malaysia

Hubungan diplomatik kedua negara terbentuk setelah Indonesia mengakhiri penolakannya terhadap pembentukan Federasi Malaysia. Penentangan yang dikenal sebagai kebijakan konfrontasi ini berlangsung antara 1963 dan 1966.

Singapura memberikan dukungan ke Malaysia, termasuk dengan memfasilitasi penempatan pasukan dari Negara Persemakmuran lainnya, seperti Australia dan Selandia Baru.

Indonesia sebetulnya telah mengakui kemerdekaan Singapura pada Juni 1966. Namun, menurut situs web perpustakaan nasional Singapura, pemerintah setempat menolak tawaran pertukaran perwakilan negara, sebelum Indonesia memulihkan relasinya dengan Malaysia.

Halaman:
Reporter: Dzulfiqar Fathur Rahman
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...