Kisah McDonald Sarinah, Gerai Pertama McD yang Buka di Indonesia
Waralaba makanan cepat saji McDonalds atau McD membuka kembali cabang di kawasan Sarinah. Cabang ini merupakan McDonald’s pertama yang dibuka di Indonesia pada 14 Februari 1991.
Tiga tahun lalu tepatnya 10 Mei 2020 McD menutup gerai Sarinah. Kondisi tersebut merupakan permintaan manajemen gedung, mereka akan merenovasi dan melakukan perubahan bisnis pada bangunan milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu.
Sebelumnya McD Sarinah juga pernah meninggalkan Sarinah Thamrin pada 2009, mereka berhasil kembali lagi ke Sarinah Thamrin pada tahun 2011 melalui proses tender.
Kini gerai tersebut kembali buka di kawasan Sarinah sejak 1 Juli 2023. Namun gerai McD tersebut tidak menempati Gedung Sarinah seperti dulu, melainkan Gedung Jaya yang berada di seberangnya.
"Karena cinta, McDonald's kembali hadir di arena Thamrin, mulai 1 Juli 2023," tulis keterangan dari akun Instagram @mcdonaldsid, Senin (3/7).
Tidak hanya kembali ke area Thamrin, McDonald's juga hadir dengan nuansa baru. Salah satunya desain gerai yang berbeda dengan sebelumnya.
Melansir dari Kompas, lewat usaha Bambang N Rachmadi, mantan Presiden Direktur Bank Panin, McDonald's Sarinah masuk mengekspansi bisnis makanan cepat saji asal Amerika Serikat di Indonesia.
Ketika menjabat sebagai presiden direktur, pria yang karib dipanggil Tony ini sering memberi masukan bisnis kepada nasabahnya. Sarannya ternyata berhasil. Ia lalu memutuskan menerapkan sendiri gagasan-gagasan tersebut
Pada 11 Februari 1998, Tony secara mendadak menyampaikan pengunduran diri sebagai presiden direktur. Ia berkeinginan membuka McD di Indonesia setelah restoran dengan cabang Singapura tersebut memasang iklan di radio miliknya, yaitu Radio Ramako Batam yang mengudara pada 1988.
Tony lantas menyatakan minat menjadi mitra McDonald's pertama di Indonesia. Pimpinan McDonald's Singapura Bobby Kwan kemudian merekomendasikan pertemuannya dengan Pimpinan McDonald's Australia yang juga membawahi Indonesia, Peter Ritchie.
Lamaran Tony diterima dan menurut informasi dari manajemen McDonald's, surat lamaran itu berada di antara 14.000 surat lamaran serupa dari Indonesia. Selain melalui surat, hampir setiap minggu Tony mengontak lewat telepon.
Magang Diam-diam di McD
Setelah berbulan-bulan berusaha, peringkat calon mitra Tony naik dari ke 14.000 jadi nomor 40, lalu naik lagi jadi peringkat ke-20. Selanjutnya pada Desember 1990, peringkatnya naik jadi nomor satu. Butuh waktu satu setengah tahun bagi Tony untuk menjadi peringkat satu.
Posisi tersebut membuat Tony dapat mengikuti pelatihan dan magang di Restoran Mc Donald's Singapura selama tiga hari. Sebelum berangkat ke Singapura, Tony titip pesan kepada istrinya, Sri Adyanti, putri sulung Mantan Wapres RI Sudharmono SH untuk merahasiakan informasi tersebut,
Bukan malu, ia tak mau rencana bisnisnya gagal karena diketahui orang banyak. Pria kelahiran 15 Maret 1951 ini bahkan mengajak adik bungsunya ikut ke Singapura dengan tugas membangunkan ia tidur. Tony takut jika terlambat masuk kerja maka konduitenya dinilai buruk.
Sebagai calon mitra dan pemilik McDonald's Indonesia, Tony ikut terjun sebagai pelayan. Ia sempat diperintah oleh para pelayan senior untuk membersihkan WC restoran. Ia juga sempat magang sebagai pelayan restoran di di Australia, Hongkong dan Amerika Serikat.
Suatu ketika, beberapa kenalan Tony dari Jakarta memergoki dirinya tengah bertugas sebagai pelayan. Tony langsung memalingkan wajah karena tak mau rahasia usahanya terkuak sebelum diterima jadi mitra resmi McDonald's.
"Ketika mereka kembali di Jakarta, ada yang menelepon istri saya, mengatakan bahwa mereka melihat Tony jadi pelayan di Singapura. Istri saya menjawab, 'kalian keliru kalau melihat Tony jadi pelayan. Ndak bener itu'," kata Tony.
"Bahkan ada yang bilang anak mantunya Pak Dhar (mantan Wapres) bangkrut dan jadi pelayan restoran," sambungnya.
Ketekunan Tony berbuah hasil. Pada 22 Februari, ia membuka restoran McDonald's Indonesia di Sarinah. Cabang McD pertama di Indonesia itu disambut antusias tinggi dari masyarakat. Bahkan pembukaan perdana bikin Tony bingung, pukul berapa berapa restorannya harus tutup karena pembeli yang membludak.