Sejarah BCA: Jejak dan Transformasi Bank Swasta Terbesar di Indonesia

Ghina Aulia
17 Februari 2025, 10:34
Sejarah BCA
Fauza Syahputra|Katadata
Sejarah BCA
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Bank Central Asia (BCA) merupakan salah satu institusi perbankan terbesar dan paling berpengaruh di Indonesia. Didirikan pada 21 Februari 1957, BCA awalnya beroperasi dengan nama "Bank Central Asia," yang didirikan oleh keluarga Sumarno. Seiring berjalannya waktu, BCA berkembang pesat menjadi bank yang berfokus pada inovasi dan layanan perbankan yang modern.

Saat ini, BCA terdaftar sebagai perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham BBCA. Mayoritas sahamnya dimiliki oleh PT Dwimuria Investama Andalan, sebuah perusahaan yang dikendalikan oleh keluarga Hartono, sementara sisanya diperdagangkan di pasar saham dan dimiliki oleh publik.

BCA merupakan bank swasta dengan nilai aset terbesar di Indonesia. Meski BCA dikenal luas sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia, ada sejarah BCA di balik berdirinya bank ini. Tentu saja rangakain ini mencerminkan perjalanan panjang dan berbagai transformasi yang telah dialami sebelum akhirnya menjadi BCA seperti yang kita kenal sekarang.

Sejarah BCA: Evolusi Sejak Tahun 1955

Sejarah BCA berawal sejak tahun 1955 dengan bentuk NV Perseroan Dagang dan Industrie Semarang Knitting Factory. Perkembangan dilakukan pada 1957, di mana BCA sudah memiliki kantor utama di Jakarta.

Secara resmi pada tahun 1970-an, perusahaan keuangan ini memiliki nama resmi PT Bank Central Asia (BCA). Kala itu, pondasi utamanya berperan sebagai Bank Devisa, untuk transaksi keuangan mata uang asing.
Tak sampai di situ, BCA melebarkan sayap, membangun jaringan melalui kantor cabang yang digagas secara masif. Selain itu, BCA juga berinovasi dengan menghadirkan berbagai produk serta layanan keuangan yang lebih beragam, didukung oleh kemajuan teknologi informasi.

Sebagai bagian dari transformasi digital, BCA menerapkan sistem online untuk mengintegrasikan seluruh jaringan kantor cabangnya. Hal ini dimanfaatkan untuk memperkenalkan produk Tabungan Hari Depan (Tahapan) BCA guna memberikan solusi perbankan yang lebih efisien dan nyaman bagi nasabah.

Kemudian pada tahun 1990-an, BCA berupaya menghadirkan solusi perbankan yang lebih praktis dengan memperluas akses layanan melalui mesin ATM. Dalam rangka memberikan pengalaman transaksi yang lebih nyaman bagi nasabah, BCA secara konsisten menambah jumlah ATM serta melengkapi fasilitasnya dengan berbagai fitur inovatif.

Melansir situs resminya, kala itu, BCA menjalin kemitraan strategis dengan sejumlah institusi terkemuka, termasuk PT Telkom, guna memungkinkan pembayaran tagihan telepon langsung melalui ATM BCA. Selain itu, BCA juga bekerja sama dengan Citibank, sehingga nasabah BCA yang memiliki kartu kredit Citibank dapat melakukan pembayaran tagihan secara praktis melalui jaringan ATM BCA.

Di tahun 1998, pada saat krisis moneter melanda Indonesia, BCA menghadapi tekanan besar akibat terjadinya bank rush, di mana banyak nasabah secara massal menarik dana mereka. Situasi ini menyebabkan BCA mengalami kesulitan likuiditas yang serius.

Kemudian BCA diambil alih negara sebagai bagian dari upaya pemulihan sektor perbankan di tengah krisis. Bank ini menjadi bagian dari program rekapitalisasi dan restrukturisasi yang dikelola oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), sebuah lembaga pemerintah yang bertugas menstabilkan industri perbankan. Melalui program tersebut, BCA memperoleh dukungan untuk memperbaiki kondisi keuangan dan operasionalnya.

Menjelang akhir 1990-an, proses rekapitalisasi BCA berhasil dituntaskan. Sebagai bagian dari langkah pemulihan, Pemerintah Indonesia, melalui Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), menguasai mayoritas saham BCA hingga 92,8%. Kepemilikan ini diambil alih sebagai imbalan atas bantuan likuiditas yang disalurkan oleh Bank Indonesia selama krisis ekonomi.

Dalam proses rekapitalisasi, kredit yang dimiliki oleh pihak-pihak terkait dialihkan menjadi Obligasi Pemerintah. Kebijakan ini diterapkan guna memperbaiki kondisi keuangan BCA dan menjaga kelangsungan operasionalnya di sektor perbankan nasional.

Memasuki awal 2000-an, BCA semakin memperkokoh posisinya di dunia perbankan dengan menghadirkan berbagai inovasi dalam produk dan layanan. Pengembangan terutama difokuskan pada perbankan elektronik, yang ditandai dengan diperkenalkannya fitur-fitur unggulan seperti Debit BCA, Tunai BCA, layanan internet banking KlikBCA, mobile banking m-BCA, serta EDCBIZZ untuk kemudahan transaksi bagi nasabah.

Sebagai langkah strategis dalam manajemen risiko dan menjaga keberlanjutan operasional, BCA membangun Disaster Recovery Center di Singapura. Fasilitas ini berperan sebagai pusat cadangan yang memastikan layanan perbankan tetap berjalan meskipun terjadi gangguan atau keadaan darurat.

Di samping itu, BCA memperluas bisnisnya dalam sektor pembiayaan dengan merambah industri kredit kendaraan. Melalui anak perusahaannya, BCA Finance, bank ini mulai mengembangkan layanan pembiayaan mobil, menawarkan solusi kredit yang lebih mudah diakses dan terjangkau bagi masyarakat.

Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) melaksanakan divestasi sebesar 22,5% dari total saham BCA melalui mekanisme Penawaran Saham Publik Perdana (IPO). Sebagai hasil dari langkah ini, kepemilikan saham BPPN atas BCA pun mengalami penurunan, yang semula sebesar 92,8% menjadi 70,3%.

Pada tahun 2001, BCA melakukan Penawaran Publik Kedua (Secondary Public Offering) dengan menjual 10% dari total sahamnya. Sebagai hasil dari penawaran ini, kepemilikan saham BPPN atas BCA turun menjadi 60,3%.

Semakin berkembang, BCA pada tahun 2007 memimpin pasar dengan meluncurkan produk kredit kepemilikan rumah dengan suku bunga tetap, sebuah inovasi yang memberikan stabilitas bagi nasabah. Selain itu, BCA memperkenalkan kartu prabayar Flazz Card dan layanan Weekend Banking, yang semakin memperkuat posisinya sebagai bank terdepan dalam sektor perbankan transaksi.

Itulah sejarah BCA yang diulas secara singkat sejak tahun berdirinya hingga sekarang. Diketahui pada beberapa tahun belakangan, BCA telah mengakuisisi PT Bank Royal Indonesia dan PT Bank Rabobank International Indonesia.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Editor: Safrezi

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...