Potensi Investasi EBT di Indonesia Capai Rp 579 Triliun
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM menyebut potensi investasi energi rendah karbon di Indonesia cukup besar. Totalnya bisa mencapai US$ 38,9 miliar atau sekitar Rp 579 triliun.
Direktur Konservasi Energi Kementerian ESDM Hariyanto mengatakan Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) yang sangat besar untuk dikembangkan. Namun, Indonesia malah menjadi negara penghasil gas rumah kaca kelima terbesar di dunia.
"Sektor listrik bertanggung jawab terhadap 15% total emisi gas rumah kaca negara ini," ujar Hariyanto dalam diskusi secara virtual, Jumat (14/8).
Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya agar peralihan transisi ke energi bersih dapat segera terealisasi. Terlebih lagi, investasi EBT dapat menciptakan banyak lapangan kerja yang dibutuhkan saat ini
Hal itu juga dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang dapat mendukung pencapaian target penurunan gas rumah kaca. Hariyanto mengutip data Bank Dunia yang menyebut setiap US$ 1 yang diinvestasikan ke energi bersih akan memberikan imbal hasil sebesar US$ 3 hingga US$ 8.
"Kemudian total investasi energi rendah karbon diperkirakan mencapai US$ 38,9 miliar," katanya.