Trump Proyeksi Rusia-Arab Saudi Pangkas Produksi Minyak 15 Juta Barel

Image title
3 April 2020, 08:24
amerika serikat, rusia, arab saudi, harga minyak
ANTARA FOTO/REUTERS/Yuri Gripas/File Ph
Ilustrasi, Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Ruang Oval Gedung Putih pada 11 Oktober 2019. Trump menyatakan Arab Saudi dan Rusia akan memangkas produksi sekitar 10-15 juta barel per hari untuk mengangkat harga minyak. Harga minyak telah jatuh hingga mendekati level US$ 20 per barel.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut Arab Saudi dan Rusia memberikan sinyal memotong produksi minyak hingga 15 juta barel per hari. Kesepakatan tersebut diharapkan dapat mendongkrak harga minyak.

Trump mengatakan dia telah berbicara dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman. Pembicaraan tersebut terjadi setelah Mohammed berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Dari diskusi tersebut, Trump menyebut kedua negara akan menyepakati pemangkasan produksi minyak sekitar 10-15 juta barel per hari. "Jika itu terjadi, akan sangat bagus bagi industri migas," kata Trump dalam akun Twitter resmi pada Kamis (2/4).

Biarpun begitu, pemotongan produksi sebesar 10-15 juta barel per hari tidak mungkin dilaksanakan oleh OPEC saja. Regulator Texas menimbang pemotongan produksi, sedangkan perusahaan minyak AS telah menekan Gedung Putih untuk bertindak.

(Baca: Meski Pasokan Melimpah, Harga Minyak Berhasil Naik di Atas US$ 20)

AS Tak Berniat Pangkas Produksi

Trump dijadwalkan bertemu dengan pemimpin perusahaan minyak AS pada Jumat (3/4). Pertemuan tersebut digelar untuk membahas perkembangan harga minyak.

Namun berdasarkan laporan Reuters, pejabat administrasi senior AS menyatakan pihaknya masih menanti rencana detail Rusia dan Arab Saudi. Dia pun menyebut Trump tidak akan meminta mereka memotong pasokan minyak.

Di sisi lain, Rusia dan Arab Saudi menyatakan tidak bisa memikul tanggung jawab menyeimbangkan pasar tanpa bantuan negara lain. Apalagi pandemi virus corona tengah memukul ekonomi global.

Menteri Energi Rusia Alexander Novak menyatakan pada Kamis (2/4) bahwa pihaknya tidak akan melanjutkan peningkatan produksi. Dia juga menyebut Rusia akan bekerja sama dengan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk menstabilkan pasar.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...