Peran Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam Sukseskan Investasi Blok Masela

Image title
25 Oktober 2019, 11:52
Arifin Tasrif, Menteri ESDM
ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Arifin Tasrif diperkenalkan Presiden Joko Widodo sebagai Menteri ESDM saat pengumuman jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju di tangga beranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019).

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto menyebut sosok Menteri ESDM Arifin Tasrif terlibat dalam penandatangan kesepakatan awal (Head of Agreement/HoA) pengembangan Blok Masela. Kesepakatan tersebut menjadi awal mula persetujuan rencana pengembangan (PoD) Blok Masela.

Kesepakatan awal ditandatangani pada Minggu (16/6) lalu di Jepang. Kala itu, Arifin menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Jepang.

Dwi mengatakan Arifin selalu ada dalam setiap perundingan yang dilakukan antara Pemerintah dengan Inpex Corporation di Jepang. "Dengan Inpex, beliau selalu kami libatkan ketika HOA Blok Masela," kata Dwi saat ditemui di Jakarta, Kamis (25/10).

Lebih lanjut Dwi mengungkapkan dirinya sudah mengenal lama orang nomor satu di Kementerian ESDM tersebut sejak di BUMN. Menurutnya, Arifin memiliki pola pikir bisnis yang cukup kuat.

Dwi pun berharap sosok Arifin dapat melanjutkan pekerjaan baik yang telah dilaksanakan oleh Mantan Menteri ESDM Ignasius Jonan. "Kami berharap bisa membantu melanjutkan transformasi yang dilanjutkan dengan Pak Jonan," kata Dwi.

(Baca: Menteri ESDM Pastikan Tarif Listrik dan BBM Tak Naik Hingga Akhir 2019)

Saat serah terima jabatan, Jonan telah menitipkan pengembangan Blok Masela kepada Arifin. "Karena Dubes kita pernah tugas di Tokyo, saya titip proyek besar Inpex. Itu mestinya bisa jalan Pak," kata Jonan di Gedung Kementerian ESDM, Kamis lalu.

Produksi Blok Masela penting untuk mengatasi defisit neraca gas yang diproyeksi bakal terjadi mulai 2025. Dalam neraca gas bumi Indonesia 2018-2027, Kementerian ESDM menyatakan Indonesia bisa defisit gas mulai 2025.

Ada tiga skenario terkait neraca gas bumi nasional. Dalam skenario pertama, neraca gas tetap surplus pada 2018-2027 dengan asumsi kebutuhan gas dihitung berdasarkan pemanfaatan gas bumi dan tidak diperpanjangnya kontrak-kontrak ekspor jangka panjang.

Jika menggunakan skenario 2, Indonesia bisa mengalami surplus gas pada 2018-2024. Namun, mulai defisit sejak 2025-2027 dampak dari asumsi kebutuhan gas sektor listrik sesuai Rencana Usaha Penyediaan Listrik (RUPTL) 2018-2027. Penyebab defisit lainnya adalah penambahan industri retail sebesar 5,5%. Kemudian pelaksanaan proyek kilang, pembangunan pabrik baru petrokimia dan pupuk sesuai jadwal.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...