Tiga Faktor Turunnya Kinerja Chandra Asri di Semester I 2019

Image title
24 September 2019, 19:19
Petrokimia, Chandra Asri
www.barito.co.id
Ilustrasi, pabrik petrokimia. Chandra Asri mencatatkan kinerja yang anjlok pada semester I 2019.

PT Chandra Asri Petrcochemical Tbk (TPIA) mencatatkan penurunan kinerja keuangan pada semester I 2019. Salah satu penyebabnya adalah turunnya harga produk petrokimia.

Direktur PT Chandra Asri Petrochemical Suryandi menjelaskan turunnya harga ethylene dari US$ 930 per metrik ton (MT) pada kuartal I 2019 menjadi US$ 828 per MT di kuartal II 2019 berdampak pada pendapatan perusahaan.  Penurunan harga ethylene didorong oleh pasar yang sepi karena adanya masa liburan di Tiongkok, Jepang, dan Idul Fitri di Asia Tenggara. 

Ditambah terjadinya pemadaman listrik yang berdampak pada pendapatan perusahaan. "Di tengah permintaan yang lebih lemah secara keseluruhan ada beberapa pemadaman di unit hilir," ujar Suryandi saat ditemui di Jakarta, Selasa (24/9).

Padahal selama periode pemilihan umum (Pemilu) dan Bulan Ramadhan, harga bahan baku petrokimia berupa Naptha telah meningkat dengan rata-rata sebesar US$ 519 per MT di kuartal II 2019. Sedangkan pada kuartal I, harga Naptha hanya US$ 68 per MT.

(Baca: Krakatau Steel Gandeng Chandra Asri Bangun Pabrik Pengolah Air Laut)

Faktor kedua adalah perang dagang antara Amerika Serikat (AS)-Tiongkok yang menyebabkan pasar ekspor melemah. Alhasil, harga polyproylene juga ikut turun di kuartal II 2019 menjadi US$ 1,094 per MT dari harga periode sebelumnya US$ 1.141 MT.

Ketiga, adanya pemogokan kerja di Korea Selatan menyebabkan ketatnya pasokan styrene monomer sebagai bahan baku naik menjadi US$ 1,061 per MT di kuartal II 2019. Padahal pada kuartal I 2019, harga styrene monomer hanya sebesar US$ 1,042 per MT.

Halaman:
Reporter: Fariha Sulmaihati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...