Akuisisi Ophir, Medco Lepas Tujuh Blok Migas

Image title
19 Agustus 2019, 21:11
Medco Energi
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi, Medco Energy Internasional Tbk (MEDC). Medco berencana melepas tujuh blok migas yang dikelola Ophir Energy Plc.

PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) menyatakan akan melepas tujuh blok migas yang dikelola oleh Ophir Energy Plc. Chief Operation Officer Medco Ronald Gunawan beralasan tujuh blok tersebut tidak ekonomis untuk dikembangkan.

Tujuh blok tersebut terdiri dari Blok R Equatorial di Guinea, Blok 5 di Meksiko, satu blok di Bangladesh, Blok 123 dan Blok 124 di Vietnam, serta Blok Aru dan Papua Barat di Indonesia. "Kami melihat bahwa aset-aset yang high risk perlu investasi besar. Kami rencanakan di-release," ujar Ronald dalam paparan publik pada Senin (19/8).

Tidak hanya melepas aset, Medco juga berencana mengembangkan blok migas yang dikelola Ophir, seperti Blok Bualuang Fase 4b di Thailand. Medco menargetkan Blok Bualuang akan memproduksi 7 ribu barel minyak per hari (BOPD) mulai tahun ini.

(Baca: Infografik: Jejak Bisnis Arifin Panigoro)

Selain Blok Bualuang, Medco akan mengembangkan Blok Meliwis di Jawa Timur. Pengembangan proyek Meliwis telah mencapai 38% dan ditargetkan produksi pada kuartal II 2020. "Meliwis akan produksi sekitar 33 BBTU per hari, gas price sekitar US$ 6,7 per mmbtu," ujar Ronald.

Di sisi lain, Medco juga tengah memproses integrasi Ophir Energy Plc dan Salamander Plc untuk menjadi badan usaha terbatas atau limited (Ltd). Selain itu, Medco akan melakukan pengecilan sewa kantor pusat Ophir di London, mengintegrasikan sistem keuangan, supply chain management, sumber daya manusia dan pemeliharaan Ophir dengan sistem Medco mulai 1 Januari 2020. Dengan seluruh upaya tersebut, Medco mengklaim dapat menghemat hingga US$ 30 Juta per tahun.

Pada semester I 2019, produksi migas Medco mencapai 96 mboepd dengan target 100 mboepd. Sedangkan produksi migas Ophir mencapai 120 mboepd dari target 110 mboepd.

(Baca: Medco Energi Rampungkan Akuisisi Ophir Senilai Rp 7,6 Triliun)

Reporter: Verda Nano Setiawan
News Alert

Dapatkan informasi terkini dan terpercaya seputar ekonomi, bisnis, data, politik, dan lain-lain, langsung lewat email Anda.

Dengan mendaftar, Anda menyetujui Kebijakan Privasi kami. Anda bisa berhenti berlangganan (Unsubscribe) newsletter kapan saja, melalui halaman kontak kami.
Advertisement

Artikel Terkait