Kementerian ESDM Menilai Transisi Produksi Blok Rokan Berjalan Lambat

Image title
17 Agustus 2019, 21:25
kementerian esdm, pertamina, chevron, blok rokan
Katadata
Ilustrasi, blok migas. Kementerian ESDM menilai keputusan Pertamina dan Chevron terkait transisi Blok Rokan berjalan lambat.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ingin Pertamina segera menerapkan penggunaan teknologi tingkat lanjut Enhanced Oil Recovery (EOR) di Blok Rokan. Pasalnya, penurunan produksi secara alamiah (decline) hanya bisa diatasi dengan penerapan teknologi tersebut.

Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Djoko Siswanto menyebut keputusan menerapkan teknologi EOR di Blok Rokan setelah dikelola Pertamina pada 2021 nanti berjalan sangat lambat. Di samping itu, ia heran pembahasan alih kelola Pertamina dengan Chevron hingga kini belum juga rampung.

"Rokan geregetan juga saya, biaya sudah keluar US$ 235 juta sudah berhasil di Minas. Harusnya sekarang kan sudah masa transisi langsung diterapkan injeksi bahan kimianya. Sekarang apa yang dilakukan? Nothing," ujar Djoko di Kantor Gedung Migas Jakarta, Jumat (16/8).

Chevron memang telah melakukan uji coba teknologi EOR dengan menginjeksi bahan kimia ke sumur minyak di Lapangan Minas. Hasilnya, terdapat potensi produksi minyak hingga 100 ribu barel per hari. Namun Chevron belum menerapkan teknologi tersebut di Blok Rokan karena kontraknya akan berakhir. Chevron bahkan disebut-sebut telah mengurangi investasinya di Blok Rokan.

(Baca: Pertamina akan Integrasikan Blok Corridor - Blok Rokan - Kilang Dumai)

"Itu sudah komitmen investasinya sekarang tinggal beli bahan kimianya tinggal injeksi," kata Djoko.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...