Harga Minyak Minus, Perusahaan Migas Tunda Proyek dan Pangkas Produksi

Image title
21 April 2020, 12:30
harga minyak, migas, produksi migas
ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Ilustrasi, kilang minyak. Harga minyak yang rendah membuat perusahaan migas memangkas belanja modal dan biaya operasi.

Harga minyak sempat anjlok di bawah US$ 0 pada penutupan perdagangan Senin (21/4), terendah sepanjang sejarah. Rendahnya harga minyak membuat perusahaan migas menunda proyek dan memangkas produksi.

Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas) Moshe Rizal Husin menjelaskan harga minyak di bawah US$ 0 per barel merupakan minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) atau minyak mentah berjangka AS. Sebab, tangki penyimpanan minyak AS di Cushing, Oklahoma, telah penuh.

Sedangkan pelaku migas di Tanah Air menggunakan acuan harga minyak Indonesia Crude Price (ICP). ICP berpatokan pada harga minyak jenis Brent.

Biarpun begitu, harga minyak jenis Brent pun terus tertekan di bawah US$ 30 per barel. Hal itu pun membuat hampir seluruh proyek hulu migas ditunda.

"Kebijakan pertama perusahaan yaitu mempertahankan cash dengan menurunkan pengeluaran capex dan opex," kata Moshe ke Katadata.co.id pada Selasa (21/4).

(Baca: Harga Minyak Anjlok, Saham Emiten Migas Berguguran)

Lebih lanjut, menurut Moshe, jika harga minyak jenis Brent terus mengalami tekanan dan permintaan terus merosot, maka kontraktor migas bakal memangkas produksi."Suatu saat memang produksi akan dipangkas, atau mungkin sudah mulai untuk beberapa lapangan yang ada," ujar dia.

Ketua Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) John Simamora secara terpisah mengatakan anjloknya harga minyak berpengaruh terhadap kegiatan industri migas. Ditambah lagi permintaan terus turun karena industri tidak beroperasi akibat pandemi corona. 

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...