SKK Migas Sebut Proyek Masela Bisa Mundur Setahun Imbas Pandemi Corona

Pandemi corona mengakibatkan sejumlah proyek migas terhambat. Salah satunya proyek pengembangan Blok Masela.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas menyampaikan kegiatan survei di Blok Masela tak bisa terlaksana karena penyebaran Covid-19. Kegiatan tersebut terdiri dari survei pendukung desain detail atau Front End Engineering Design (FEED) dan onshore-offshore G&G survey.
Sedangkan kegiatan survey metocean, tidal survey, dan studi-studi lainya masih berlangsung. "Tetap berjalan, tetapi tertatih-tatih," kata Julius kepada Katadata.co.id, Selasa (2/6).
Akibat hal tersebut Julius memproyeksi produksi Blok Masela bisa mundur hingga satu tahun dari target pemerintah sebelumnya pada 2026. "Belum tahu tepatnya, tapi kami excercise delay enam hingga 12 bulan, tergantung kondisi ke depan dan seberapa besar recovery efforts nanti," ujar dia.
Pemerintah sebenarnya telah berupaya agar proyek tersebut bisa produksi pada 2026. Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto sebelumnya mengatakan Pemerintah telah mempercepat proses Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) dan pembebasan lahan.
"Semoga update dan semua proyek sesuai dengan time schedule,” kata Dwi di Jakarta pada Rabu (19/2/2020).
Gubernur Maluku Murad Ismail secara resmi menyerahkan Surat Keputusan (SK) Gubernur No. 96/2020 tentang Penetapan Lokasi Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Pelabuhan Kilang Gas Alam Cair (LNG) Lapangan Abadi di Pulau Nustual, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku kepada Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto.
Proses serah terima tersebut dilaksanakan melalui virtual meeting dan disaksikan oleh perwakilan dari kedua institusi, pemerintah Kabupaten Kepulauan Tanimbar serta Inpex selaku operator Blok Masela.