Tak Punya Mitra, Pertamina Tunda Pembangunan Kilang Bontang

Image title
Oleh Verda Nano Setiawan - Febrina Ratna Iskana
5 Juni 2020, 15:51
kilang, kilang bontang, pertamina, investasi, infrastruktur
Katadata
Ilustrasi, kilang Pertamina di Balongan. Pertamina memutuskan menunda pembangunan kilang baru di Bontang karena mitra mengundurkan diri dari proyek tersebut.

Pertamina akhirnya menunda pembangunan proyek kilang baru atau Grass Root Refinery (GRR) di Bontang. Hal itu karena mitra perusahaan, Overseas Oil and Gas LLC (OOG), mengundurkan diri dari proyek tersebut. 

Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina, Ignatius Tallulembang mengatakan kerja sama dengan perusahaan migas asal Oman itu terpaksa dihentikan. Dengan kondisi tersebut, Pertamina memilih menunda proyek Kilang Bontang.

"Patner tidak bisa melanjutkan, kami hold dulu dan kaji kebutuhannya seperti apa," ujar Tallulembang melalui konferensi pers virtual pada Jumat (5/6).

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Pertamina bakal mencari mitra baru untuk Kilang Bontang. Menurut dia, OGG tidak serius menggarap proyek tersebut.

Hal itu terlihat dari tidak adanya perkembangan proyek kilang Bontang yang digarap Pertamina dengan OOG. Dengan alasan tersebut, pemerintah meminta Pertamina mencari mitra baru.

"Tidak kredibel mereka, kan sudah berapa tahun nih tidak jadi. Nanti bisa masuk dari Abu Dhabi," kata Luhut pada awal Maret 2020.

Luhut menyatakan ada dua perusahaan asal Uni Emirat Arab yang berpeluang menjadi mitra Pertamina di proyek kilang Bontang, yaitu Mubadala dan Abu Dhabi National Oil Company atau Adnoc. Namun, kedua perusahaan belum ada yang menjadi mitra Pertamina di proyek Kilang Bontang.

(Baca: Pertamina Teken Kerja Sama Pengembangan Kilang Petrokimia Dengan CPC)

(Baca: Pertamina: Pembangunan Kilang Cilacap Tetap Jalan Meski Tanpa Aramco)

Adnoc justru menjalin kerja sama dengan Pertamina untuk proyek Refinery Development Master Plan atau RDMP di Balongan. Menurut Tallulembang, pihaknya bakal berdiskusi dengan Adnoc untuk menentukan langkah selanjutnya dalam pengembangan proyek kilang Balongan.

"Kalau Adnoc kami tunggu feasibility study yang selesai di Agustus, hasil dari itu kami akan diskusikan," ujar Tallulembang

Dari semua pengerjaan proyek kilang perusahaan, Kilang Balongan menunjukkan progres yang paling cepat. Hal itu karena pengerjaan proyek dibagi dalam tiga tahap.

Pengerjaan fase pertama berupa Dual FEED Competition (DFC) dengan dua konsorsium yakni Konsorsium RRE (Rekayasa Industri, Rekayasa Engineering, dan Enviromate Technology International) serta konsorsium JSW di antaranya JGC Indonesia, Synergy Engineering, dan Wijaya Karya.

Untuk fase kedua berupa studi kelayakan serta memulai Revamp Studi Unit ARDHM. Sedangkan fase ketiga berupa studi kelayakan bersama mitra, serta penetapan lokasi, dan pengadaan lahan.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...