Pertamina Dapat Rapor Merah Karena Lifting Migas Tak Capai Target

Image title
17 Juli 2020, 20:09
pertamina, lifting migas, produksi migas, skk migas
Donang Wahyu|KATADATA
Kantor pusat PT Pertamina, Jakarta. SKK Migas menyebut mayoritas anak usaha Pertamina di sektor hulu migas tak mencapai target lifting migas pada semester I 2020.

Kinerja lifting migas pada semester I 2020 tak capai target APBN. Beberapa kontraktor kontrak kerja sama atau KKKS pun mendapat rapor merah karena hal tersebut.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas mencatat setidaknya ada 13 kontraktor yang tak mencapai target lifting migas pada semester I 2020. Mayoritas kontraktor tersebut merupakan anak usaha Pertamina

Advertisement

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyebut pihaknya telah memberikan peringatan dan mengajak diskusi para kontraktor tersebut. SKK Migas bakal terus memantau kinerja para kontraktor dari bulan ke bulan.

Dwi menyebut kontraktor tak bisa mencapai target karena tidak berhasil dalam kegiatan pengeboran. Selain itu, kontraktor tidak disiplin menerapkan program kerja dan anggaran (WP&B) yang telah disusun bersama SKK Migas.

Secara khusus, dia menjelaskan sejumlah kendala yang dihadapai oleh Pertamina sehingga tak bisa mencapai target lifting migas. Salah satunya kinerja tak maksimal akibat penyerapan gas rendah dan pandemi corona yang dialami Pertamina EP. Perusahaan itu juga menghadapi insiden kebakaran di fasilitas produksi gas atau CPP di Gundih.

(Baca: SKK Migas Proyeksi Divestasi Shell di Blok Masela Selesai pada 2021)

Sedangkan Pertamina Hulu Energi OSES harus menunda program work over dan well service karena kapal pendukung dipakai untuk insiden kebocoran migas di Lapangan YY Blok ONWJ. "Adapula isu pipa bocor, dan reaktivasi sumur yang tertunda karena pengadaaan rig terhambat dan penyerapan gas yang rendah," kata Dwi.

Faktor lainnya yang menyebabkan lifting migas rendah yaitu hasil pengeboran Pertamina tak sesuai target SKK Migas. Selain itu, peralatan untuk kegiatan work over dan well service tak tersedia. "Ada juga pengaruh dari unplanned shutdown," ujar Dwi.

Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno menambahkan bahwa Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati telah mengirimkan surat kepada SKK Migas yang berisi pemberitahuan pengurangan belanja modal (capex) sebesar 20%. Selain itu, biaya operasi juga dikurangi sebesar 30%.

"Hal itu menyebabkan pengurangan program kerja. Ini akan kami review lagi karena lifting migas tak capai target," ujar Julius.

(Baca: Lifting Migas Semester I Capai 1,7 juta BOEPD, di Bawah Target APBN)

SKK Migas mencatat ada 10 KKKS yang tak mencapai target lifting minyak pada semester I 2020. Salah satunya ExxonMobil di Blok Cepu dengan realisasi 219.852 bopd atau 99,9% dari target APBN tahun ini sebesar 220 ribu.

Selanjutnya, Pertamina EP sebesar 79.380 bopd atau 88,2% dari APBN 2020 sebesar 90 ribu bopd. Kemudian, Pertamina Hulu Mahakam sebesar 29.832 bopd atau 99% dari APBN 2020 sebesar 30.120 bopd.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement