Dipakai Trump Atasi Corona, Terapi Antibodi Regeneron Naik Pamor di AS
Pasien Covid-19 di Amerika Serikat (AS) berminat bergabung dalam uji klinis obat virus corona berbasis antibodi yang diproduksi Regeneron Pharmaceuticals Inc. Permintaan tersebut meningkat setelah Presiden AS Donald Trump mendapatkan perawatan serupa pada minggu lalu.
Trump pun menggembar-gemborkan manfaat dari terapi tersebut. Dalam sebuah video yang diambil di luar Gedung Putih, Trump memuji terapi Regeneron karena dia merasa jauh lebih baik dibandingkan saat pertama kali didiagnosis Covid-19.
Trump keluar dari rumah sakit pada Senin (5/10) malam setelah beberapa hari didiagnosis dengan Covid-19. Padahal dia sempat didiagnosa menderita peradangan paru-paru yang dapat menurunkan kadar oksigen darah.
Dokter Trump mengatakan tes darah pada hari Senin mendeteksi antibodi yang melawan infeksi. Juru bicara Regeneron pun mengatakan kemungkinan hal itu terjadi karena pengobatan dari terapi antibodi.
Trump pun berjanji memberikan terapi obat itu secara gratis kepada warga AS. Selain itu, dia mendorong otorisasi penggunaan darurat (EUA) untuk mengizinkan perawatan dengan obat antibodi Regeneron.
Regeneron mengatakan sedang berbicara dengan Badan Pangan dan Administrasi AS tentang EUA. Mitra Regeneron, Eli Lilly, pada Rabu (7/10) menyatakan pihaknya telah uji coba tahap tengah terapi antibodi kombinasi.
Hasilnya menunjukkan bahwa terapi tersebut membantu memotong rawat inap dan kunjungan ruang gawat darurat untuk pasien Covid-19. Oleh karena itu, mereka berencana berdiskusi dengan EUA.
Regeneron sejauh ini telah menerima US$ 450 juta dari pemerintah AS untuk pesanan 300.000 dosis koktail antibodi ganda. Perusahaan mengatakan pasokan itu akan didistribusikan secara gratis.
Saham Regeneron naik hampir 6% sepanjang bulan ini, ditutup pada US$ 591,69 pada hari kemarin. Saham Lilly naik 3,4% dan ditutup pada US$ 148,96.
Adapun metode antibodi Regeneron merupakan gabungan dua antibodi monoklonal. Salah satu antibodi bakal menjadi senjata utama yang menghasilkan sistem kekebalan untuk melawan infeksi.
Meski begitu, pakar medis meminta lebih banyak data untuk menilai kemanjuran pengobatan sebelum diperbolehkan digunakan secara luas. Perusahaan farmasi itu sejauh ini telah merilis beberapa data awal yang menunjuk pada janji terapi untuk Covid-19. Namun, dokter khawatir perawatan Trump dan promosi yang disampaikan dapat memberi tekanan pada regulator.
Dr. Gary Kleiner, ahli imunologi anak di Fakultas Kedokteran Universitas Miami Miller mengatakan dia telah didekati oleh pasien yang mencari obat tersebut sejak minggu lalu. Dia merupakan peneliti dalam uji coba yang dirancang untuk melihat apakah antibodi Regeneron dapat mencegah infeksi virus corona.
Dr Dirk Sostman, kepala jaringan penelitian di Houston Methodist Hospital, situs uji coba untuk program antibodi Regeneron dan Eli Lilly & Co, mengatakan lebih banyak pasien yang meminta untuk berpartisipasi dalam uji coba antibodi. Meski begitu, dia berhati-hati tentang penggunaan yang lebih luas tanpa lebih banyak data.
“Situasi politik akan menunjukkan kepada saya bahwa ceritanya bisa jadi Trump tertular Covid... kemudian teknologi Amerika yang dipupuk oleh Administrasi Trump menyembuhkan Covid. Saya pikir akan ada tekanan pada regulator," kata Sostman.
Pakar penyakit menular terkemuka AS Dr. Anthony Fauci kepada CNN pada Senin (5/10), mengatakan curiga bahwa obat Regeneron telah berkontribusi pada kemajuan Trump. “Jelas Anda tidak dapat membuktikannya sampai Anda melakukan sejumlah penelitian untuk menunjukkan bahwa itu benar-benar berhasil,” katanya.
Para dokter menekankan bahwa garis waktu penyakit Trump tidak sepenuhnya jelas. Dr. Edward Jones-Lopez, spesialis penyakit menular di Fakultas Kedokteran Universitas Southern California Keck di Los Angeles menyebut pemberian perawatan kepada presiden tampaknya merupakan dukungan diam-diam dari birokrasi medis federal untuk pengobatan Regeneron.
Menanggapi hal tersebut, Regeron mengatakan pasien yang paling mungkin mendapat manfaat dari pengobatan ini memiliki profil yang mirip dengan Presiden Trump. "Karena mereka memiliki antibodi yang tidak terdeteksi pada awal dan berada di awal perjalanan penyakit," kata juru bicara Regeneron Alexandra Bowie.
Hingga saat ini, ahli kesehatan di seluruh dunia terus mengembangkan obat dan vaksin yang tepat untuk menyembuhkan pasien virus corona. Berdasarkan data pada Jumat (10/7), setidaknya ribuan obat dan vaksin dalam status uji klinis.
Obat-obatan yang dalam tahap uji klinis dibagi dalam beberapa jenis, sesuai dengan peruntukannya. Setidaknya terdapat 1.344 pengujian yang digunakan untuk perawatan. Selain itu, 744 pengujian guna menanggulangi komplikasi Covid-19 juga dalam status uji klinis.
Sambil menanti obat dan vaksin yang telah teruji klinis, masyarakat bisa membentengi diri dengan taat protokol kesehatan #Gerakan3M. Protokol kesehatan itu terdiri dari menggunakan masker dengan benar menutupi hidung dan mulut, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, dan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan