Vaksin Bukan Satu-satunya Jalan Keluar dari Pandemi Corona

Image title
8 Oktober 2020, 19:13
vaksin virus corona, covid-19, gerakan 3M
ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter/AWW/dj
Ilustrasi, seorang pria berada di laboratorium pembuat vaksin milik China Sinovac Biotech di Beijing, China, Kamis (24/9/2020). Satgas Penanganan Covid-19 menyatakan vaksin bukanlah jalan satu-satunya untuk menekan penularan Covid-19.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 99/2020 tentang pengadaan dan pelaksanaan vaksin virus corona. Meski begitu, vaksin bukanlah satu-satunya cara untuk keluar dari pandemi Covid-19.

Juru Bicara Satgas Penangan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito mengatakan vaksin merupakan salah satu bentuk intervensi medis untuk memperkuat imunitas masyarakat di tengah pandemi. Agar program itu berhasil, vaksinasi harus diikuti kesadaran masyarakat tentang protokol kesehatan.

"Tanpa kedisipilan masyarakat, upaya penutasan pandemi corona sangat sulit dilakukan," ujar Wiku dalam konferensi pers daring pada Kamis (8/10).

Pemerintah pun telah menetapkan protokol kesehatan dalam #Gerakan3M. Salah satunya menggunakan masker dengan benar, yaitu menutupi hidung dan mulut.

Selain itu, masyarakat harus disiplin menjaga jarak dan menghindari kerumunan. Terakhir, rajin mencuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer.

"Perilaku disiplin protokol kesehatan dan konsisten menjalankannya merupakan investasi jangka panjang dalam menciptakan ketahanan kesehatan masyarakat," ujar dia.

Berdasarkan kajian ilmiah, orang yang mencuci tangan dengan sabun bisa menurunkan risiko tertular hingga 35 persen. Sedangkan jika menggunakan masker kain bisa menurunkan risiko hingga 45 persen.

Bahkan, tingkat risiko bisa diturunkan hingga 70 persen jika menggunakan masker bedah. Tingkat risiko penularan pun bisa semakin rendah hingga turun 85 persen jika disiplin menerapkan jaga jarak dan menghindari kerumunan. Jaga jarak yang disarankan pemerintah minimal 1,5 meter.

Harga Vaksin Belum Ditetapkan

Sejauh ini, pemerintah belum menetapkan mekanisme pelaksanaan vaksin virus corona. Pemerintah juga belum menetapkan harga vaksin tersebut.

Menurut Wiku, pemerintah masih membahas harga vaksin. Pemerintah akan menentukan harga vaksin dengan hati-hati.

Sedangkan untuk persiapan pelaksanaan vaksinisasi Covid-19, pemerintah masih membahas kategori prioritas penerima vaksin. Adapun parameter penerima vaksin yang tengah dikaji pemerintah yaitu termasuk tingkat transmisi lokal, logistik, hingga sumber daya manusia dan layanan yang sesuai standar internasional.

Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) Rizal E. Halim memperkirakan harga vaksin virus corona kemungkinan dijual sekitar Rp 500 ribu. Adapun varian harga vaksin Covid-19 di dunia saat ini berkisar US$ 5-22 dolar atau sekitar Rp 73 ribu hingga Rp 324 ribu. 

"Taruhlah kita masukkan sekitar 30 persen dari harga tertinggi (22 dolar AS), maksimal harga vaksin di level US$ 30 per vaksin. Artinya harga vaksin berada di kisaran Rp500 ribu per vaksin," ujar Rizal dilansir dari Antara pada Kamis (8/10).

Oleh karena itu, pihaknya meminta Menteri Kesehatan dan Menteri BUMN untuk memperhatikan dan mengatur harga vaksin yang akan diberikan kepada seluruh masyarakat Indonesia. Rizal meminta harga vaksin tidak dihitung berdasarkan mekanisme pasar.

Menurut dia, masyarakat berhak mendapatkan hak kesehatan dan fasilitas kesehatan yang berkeadilan. Pemerintah pun harus bertanggung jawab dalam menyelenggarakan kesehatan bagi masyarakat secara merata dan terjangkau.

Reporter: Febrina Ratna Iskana, Antara

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...