Satgas Sebut Persiapan Distribusi Cold Chain Vaksin Covid-19 Capai 97%
Satgas Penanganan Covid-19 mengatakan kesiapan rantai dingin atau cold chain untuk distribusi vaksin virus corona mencapai 97%. Dengan begitu, vaksin dapat disalurkan ke berbagai daerah.
Adapun cold chain terdiri atas lemari es dan freezer sebagai ruang penyimpanan dan termos untuk membawa vaksin ke tempat pelayanan imunisasi. Terutama untuk kegiatan di luar gedung/lapangan.
"Secara logistik, kesiapan prosedur untuk menjaga suhu vaksin atau cold chain agar kualitasnya terjaga, sudah berjalan dengan baik," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof.Wiku Adisasmito dalam konferensi pers virtual pada Kamis (26/11).
Sedangkan untuk sumber daya manusia untuk program vaksinasi akan dikoordinasikan dengan pemerintah daerah. Jumlah SDM akan menyesuaikan dengan peserta vaksinasi dan kebutuhan saran dan prasaran.
Di sisi lain, pemerintah masih memfinalisasi daerah prioritas yang akan memperoleh vaksin. "Dengan mempertimbangkan jumlah kasus positif, jumlah penduduk, luas daerah, dan faktor lainnya," ujar Wiku.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, ada 78,8% puskesmas yang memiliki lemari es penyimpan vaksin sesuai standar pada 2016. Jumlahnya meningkat dengan adanya tambahan lemari es pada 2017 sebanyak 1.861 unit.
Pada akhir 2018, Kementerian Kesehatan memastikan ketersediaan rantai dingin di seluruh puskesmas dapat terpenuhi untuk mendukung pelaksanaan program imunisasi. Totalnya mencapai 9.951 puskesmas yang memiliki "cold chain" sesuai standar.
Penyimpanan vaksin membutuhkan suatu perhatian khusus karena vaksin merupakan sediaan biologis yang rentan terhadap perubahan temperatur. Secara umum, vaksin akan rusak jika terpapar oleh sinar Matahari secara langsung.
Oleh karena itu, vaksin harus disimpan pada suhu tertentu, yakni 2-8 derajat Celcius untuk vaksin sensitif beku (tidak boleh beku) dan minus 15-minus 25 derajat Celcius untuk vaksin yang sensitif panas.
Sejauh ini, Pemerintah Indonesia sudah meneken kesepakatan untuk pengadaan 143 juta dosis konsentrat vaksin dengan perusahaan farmasi asal Tiongkok, yaitu Sinovac, Sinopharm, dan CanSino dengan masing-masing menyuplai 65 juta dan 15 juta hingga 20 juta konsentrat vaksin. Vaksin itu rencananya diproduksi perusahaan BUMN, PT Bio Farma.
Uji klinis tahap ketiga vaksin COVID-19 Sinovac dilakukan tim dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran sejak Agustus 2020. Hingga kini, ada 1.620 relawan yang mendapatkan suntikan pertama, dan belum ditemukan efek samping dari vaksin.
Selain dengan Tiongkok, Indonesia menjalin kerja sama vaksin dengan perusahaan teknologi G-24 asal Uni Emirat Arab (UAE) pada pertengahan Agustus 2020. Perusahaan tersebut bakal memasok 10 juta dosis vaksin melalui kerja sama dengan PT Kimia Farma.
Selain itu, pemerintah menjalin kesepakatan pengadaaan 100 juta dosis vaksin Covid-19 dengan AstraZeneca. Vaksin tersebut diharapkan mulai dikirim pada kuartal kedua 2021.
Sambil menunggu pengiriman vaksin ke Tanah Air, masyarakat tetap bisa melindungi diri dan orang sekitar dengan menerapkan protokol kesehatan. Caranya dengan menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan