Kasus Covid-19 Melonjak, Rumah Sakit di 4 Provinsi Hampir Penuh

Image title
16 Desember 2020, 15:57
covid-19, virus corona, pandemi corona, pandemi, rumah sakit, kesehatan, satgas Covid-19, gerakan 3M, jakarta
ANTARA FOTO/China Daily /File Photo/AWW/dj
Ilustrasi, rumah sakit Covid-19 di Tiongkok. Rumah sakit hampir penuh karena lonjakan kasus Covid-19 setelah libur panjang dan Pilkada.

Libur panjang dan gelaran Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada memicu lonjakan kasus baru Covid-19. Hal itu menyebabkan kapasitas rumah sakit di berbagai daerah nyaris penuh. 

Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan Covid-19, Dewi Nur Aisyah, mengatakan kapasitas rumah sakit meningkat signifikan di empat provinsi, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. 

Adapun keterisian tempat tidur rumah sakit di Jakarta saat libur panjang akhir Oktober 2020 sebesar 60%. Persentasenya meningkat 13% setelah libur panjang menjadi 73% pada 14 Desember 2020.

Sedangkan Jawa Barat mencatat keterisian rumah sakit saat libur panjang sebesar 55%. Saat ini jumlahnya mencapai 75% atau meningkat 20% selama enam minggu.

Untuk tingkat keterisian rumah sakit di Jawa Tengah saat libur panjang hanya 63%. Namun. pekan ini meningkat 14% menjadi 77% pada pekan ini. 

"Kami mengharapkan keterpakaian di bawah 70%. Kalau ada lonjakan kasus pengaruhnya pada fatalitas (kematian)," ujar Dewi dalam acara "Covid-19 dalam Angka" yang disiarkan melalui akun Youtube BNPB Indonesia, Rabu (16/12).

Selain itu, Jawa Timur juga mencatatkan peningkatan keterisian rumah sakit dari 39% saat libur panjang menjadi 63%. "Meskipun keterisian masih di bawah 70%, namun jumlah keterpakaian rumah sakit di Jawa Timur naik signifikan sebesar 24%," ujar dia.

Dengan kondisi tersebut, Dewi mengingatkan agar masyarakat memikirkan kembali rencana liburan akhir tahun. Dia mengimbau masyarakat yang merasa kurang sehat atau sempat bertemu dengan pasien atau suspek Covid-19 untuk tetap di rumah. Begitu juga dengan masyarakat yang dalam masa menunggu hasil tes usap PCR tidak dianjurkan keluar rumah. 

Di sisi lain, pemerintah melarang kerumunan orang untuk merayakan tahun baru. Adapun masyarakat yang akan merayakan Natal didorong mengunakan teknogi digital agar ibadah bisa dilaksanakan secara virtual.

Semua aturan tersebut, lanjut Dewi, untuk memastikan mobilitas masyarakat tidak meningkat selama libur akhir tahun. "Jika memang bisa di rumah, pastikan di rumah saja. Itu jauh lebih baik," kata Dewi.  

Cerita berbeda datang dari Bengkulu. Wakil Wali Kota Bengkulu Dedy Wahyudi mengatakan dua rumah sakit rujukan Covid-19 di kota tersebut telah penuh. Sedangkan total rumah sakit yang ada di sana hanya sebanyak tujuh unit.

Lebih lanjut, Dedy mengatakan peningkatan kasus terjadi setelah Pilkada. Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu memang memperlonggar protokol kesehatan selama gelaran pesta demokrasi tersebut.

Ditambah dengan kesadaran masyarakat terhadap protokol kesehatan yang sangat rendah. Hal itu pun meningkakan kasus Covid-19 di Bengkulu. 

Dengan kondisi tersebut, Pemkot Bengkulu memutuskan menerapkan protokol kesehatan yang lebih ketat. Terutama terkait kerumunan masyarakat. 

"Pemkot Bengkulu sedang merancang larangan berkerumun, termasuk larangan pesta pernikahan. Ini pun menuai pro dan kontra, tetapi jika pemerintah tidak bersikap nanti salah, karena dianggap membiarkan nyawa berjatuhan," ujar Dedy kepada Katadata.co.id pada Rabu (16/12).

Menurut dia, Pemkot Bengkulu sempat merasa dilematis dalam menerapkan kebijakan yang lebih ketat. Pasalnya, jika pembatasan sosial semakin ketat, ekonomi tidak bergerak dan angka kemiskinan semakin tinggi. 

Namun, jika pembatasan sosial diperlonggar, jumlah kasus akan semakin meningkat dan berisiko pada kematian. "Sekarang opsi mana yang terbaik? Membiarkan wabah semakin menyebar dan nyawa berguguran atau kita perketat demi keselamatan manusia?" ujarnya.

Selain itu, Dedy mengaku rumah sakit hanya akan fokus pada pasien yang kesulitan bernafas. Sedangkan pasien dengan kondisi yang tidak mengkhawatirkan diajurkan isolasi di rumah. 

 

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...