Kembangkan Vaksin Merah Putih, Enam Lembaga Gunakan Protein hingga RNA

Image title
18 Januari 2021, 19:15
vaksin virus corona, covid-19, virus corona, pandemi corona, pandemi, jakarta, gerakan 3M
ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/foc.
Ilustrasi, vaksin virus corona. Indonesia tengah mengembangkan vaksin Covid-19 dengan beragam metodelogi, mulai dari RNA hingga DNA.

Pemerintah berupaya memproduksi vaksin virus corona di dalam negeri. Salah satunya melalui proyek vaksin Covid-19 bertajuk Merah Putih.

Menteri Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi Bambang Brodjonegoro mengatakan ada enam lembaga penelitian yang mengembangkan bibit vaksin tersebut dengan metodologi yang berbeda. Masa produksinya pun beragam sesuai dengan bahan dasar serta platform yang digunakan.

Meski begitu, produksinya hanya akan dilakukan oleh Bio Farma. Adapun pemerintah menargetkan vaksin tersebut dapat digunakan mulai 2022. Berikut perkembangan terkini vaksin Covid-19 Merah Putih:

Eijkman

Perkembangan vaksin Covid-19 oleh Lembaga Biologi Molekuler itu merupakan yang terdepan dibandingkan lembaga lainnya. Itu lantaran Eijkman sudah ditunjuk sejak awal untuk pengembangan vaksin.

Selain itu, Eijkman sudah terbiasa bekerja sama dengan Bio Farma dalam mengembangkan obat-obatan. Khusus untuk vaksin Covid-19, lembaga itu awalnya membuat bibit vaksin dengan ekspresi mamalia.

Namun, Bio Farma mengaku kesulitan memproduksi vaksin dengan metode tersebut. Eijkman pun akhirnya mengembangkan satu bibit vaksin dari platform yang sama,  namun kali ini menggunakan sel dari ragi (yeast) yang biasa digunakan Bio Farma.

Dengan begitu, Eijkman tengah mengerjakan dua vaksin dengan  plaftorm protein rekombinan secara paralel, yakni ekspresi sel mamalia dan sel ragi (yeast). Bibit vaksin tersebut rencananya diserahkan kepada Bio Farma pada Maret 2021 dan ditargetkan masuk tahap uji klinik pada kuartal IV tahun ini. 

Universitas Indonesia (UI)

Bibit vaksin buatan Universitas Indonesia menggunakan tiga platform, yakni DNA, RNA, dan virus life particle. Secara umum, vaksin berbahan dasar DNA dan RNA memiliki teknologi yang relatif baru dibandingkan protein rekombinan.

Meski begitu, perkembangan vaksin dengan RNA cukup pesat. Seperti Pfizer-BioNTech dan Moderna yang menggunakan metode itu untuk membuat vaksin Covid-19. 

Vaksin buatan dua perusahaan itu menjadi salah satu yang tercepat mencapai efikasi. Selain itu, tingkat kemanjuran yang dihasilkan juga cukup tinggi hingga 95%. 

Dengan teknologi tersebut, Bambang berharap peneliti UI dapat mulai membuat sel CHO (sel bibit vaksin buatan UI) pada Juni 2020. Berdasarkan paparan timeline, saat ini vaksin berbasis DNA yang dikembangkan UI merupakan yang terdepan di antara tiga jenis vaksin lainnya. 

Itu lantaran vaksin berbasis DNA sudah melewati fase vektor ekspresi. Meski begitu, Bambang menargetkan tiga bibit vaksin dari UI bisa selesai pada April 2021 dan memasuki tahap pre-clinical test pada Juni tahun ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman:

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...