Pembangunan Smelter Freeport Mundur ke 2024 karena Kendala Covid-19
Freeport Indonesia menyebut pandemi corona menghambat pembangunan smelter di Gresik. Freeport pun menyatakan tak sanggup menyelesaikan proyek itu sesuai target pemerintah pada 2023.
Wakil Presiden Direktur Freeport Indonesia Jenpino Ngabdi mengatakan pembangunan smelter Freeport hingga Juli 2020 hanya mencapai 5,58 persen dari target pemerintah sebesar 10,5 persen. Kemajuan pembangunan proyek tersebut termasuk pelaksanaan visibility study, early work, front end engineering design (FEED), dan pekerjaan advance detail enggineering sebesar 49%.
Selain itu, ada pekerjaan pematangan lahan (ground improvement) yang meliputi pemasangan pre-fabricated vertical drain (PVD) dan pre fabricated horizontal drain (PHD) 100%. Adapula pekerjaan earthwork yang terdiri dari general fill dan surcharge layers sebesar 100%.
Adapun biaya yang telah dikeluarkan Freeport untuk proyek Smelter Gresik hingga Juli 2020 mencapai US$ 209 juta atau sekitar Rp 3,07 triliun. Meski begitu, pembangunan smelter Freeport tak maksimal karena pandemi Covid-19.
"Dampak Covid-19 berkontribusi pada pencapaian di bawah target dari pembangunan smelter," ujar Jenpino dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI pada Kamis (27/8).
Dia pun menyebut vendor dan kontraktor Engineering Procurement Construction (EPC) belum dapat memfinalisasi biaya dan waktu penyelesaiaan proyek. Pasalnya, pihak-pihak tersebut tidak bisa melaksanakan pekerjaan akibat karantina wilayah selama enam bulan pandemi corona.
"Kontraktor menyatakan tidak sanggup menyelesaikan apabila kami paksakan pada akhir 2023. Apabila memungkinkan, kami memohon diberikan pelonggaran penyelesaian smelter hingga 2024," ujar dia.
Meski begitu, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Ridwan Djamaluddin tetap menargetkan proyek tersebut selesai 2023. Pasalnya, pekerjaan awal, ground improvement, dan persiapan lahan sudah selesai.
"Ada beberapa kendala yang disampaikan, tetapi kami tetap berpegang pada aturan yang berlaku dan hasil pemantauan di lapangan. Proyek ditargetkan selesai pada 2023," ujar Ridwan.