Tabungan Nasabah Tajir di Perbankan Merosot, Ini Sebabnya

Ferrika Lukmana Sari
30 Januari 2024, 19:50
tabungan
LPS
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat terjadi penurunan terhadap kelompok tabungan di atas Rp 5 miliar. Ini merupakan tabungan nasabah tajir yang sebagian besar dari korporasi swasta.

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan, bahwa sepanjang tahun 2023 terdapat pertumbuhan tabungan di atas Rp 5 miliar di kisaran 14%-15% namun pada Januari 2024 hanya tumbuh 3,51%.

Dia menduga, penurunan ini terjadi pada nasabah korporasi. "Jadi kelihatannya dari [nasabah korporasi]. Kita juga takut, apakah ini pertanda mereka tidak punya duit," kata Purbaya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (30/1).

Namun, dia memperkirakan penurunan ini terjadi karena ada pergeseran dalam penggunaan uang milik korporasi. Kini banyak perusahaan yang beralih memakai uang pribadi untuk ekspansi usaha dibandingkan menggunakan pinjaman bank. Mengingat, suku bunga pinjaman yang tinggi.

“Apalagi bank luar negeri [menggunakan] dana dolar, karena bunga di luar negeri mahal dan di sini juga cenderung naik. Sehingga mereka cenderung memakai uangnya dulu sampai habis, jadi pertumbuhannya sampai habis baru (pinjam) ke bank,” ujar Purbaya.

Dominasi Simpanan di Perbankan

Berdasarkan data LPS, total simpanan bank umum mencapai Rp 8.274 triliun pada November 2023. Sementara pada periode yang sama, jumlah rekening nasabah sebanyak 554,60 juta.

Dari jumlah itu, jumlah simpanan nasabah di atas Rp 5 miliar mencapai Rp 4.369 triliun pada November 2023. Nilai itu hanya meningkat 1,6% yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Dengan begitu, simpanan nasabah di atas Rp 5 miliar ini masih mendominasi total simpanan di bank nasional. Sebab, kontribusinya mencapai 52,80% dari simpanan Rp 8.274 triliun.

Sementara dari sisi rekening, mencapai 135.147 pada November 2023, atau hanya meningkat 4,8% yoy. Sebaliknya, rekening untuk simpanan di bawah Rp 100 juta meningkat hingga 13,5% pada periode yang sama.

Secara umum, simpanan di Indonesia masih didominasi swasta nasional sebesar Rp 3.452 triliun. Kemudian disusul BUMN Rp 3.557 triliun, BPD sebesar Rp 758 triliun, asing Rp 259 triliun dan campuran Rp 248 triliun.

Kredit dan DPK Bank Naik

Purbaya menyebut, fungsi intermediasi perbankan yang terus membaik. Di mana pada Desember 2023, kredit perbankan tumbuh sebesar 10,38% secara yoy, sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 3,73% yoy.

Selain itu, tingkat permodalan dan likuiditas perbankan juga terus terjaga. Tercatat Rasio permodalan (KPMM) industri terjaga di level 27,69% pada periode Desember 2023.

Sementara itu, likuiditas perbankan juga relatif memadai dengan rasio AL/NCD berada di level 127,08% dan AL/DPK sebesar 28,73% pada Desember 2023 relatif tinggi di atas threshold yang masing-masing sebesar 50% dan 10%.

Kemudian jumlah rekening nasabah bank umum yang dijamin seluruh simpanan sebesar 99,94% dari total rekening atau setara dengan 559,561 juta rekening pada Desember 2023. LPS menjaminkan simpanan nasabah sampai dengan Rp 2 miliar.

"Sedangkan pada BPR/BPRS, jumlah rekening yang dijamin seluruh simpanannya sebesar 99,98% dari total rekening atau setara dengan 15,56 juta rekening," kata Purbaya.

Reporter: Zahwa Madjid

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...