Jepang Hadapi Resesi, RI Monitor Dampak ke Investasi dan Ekspor

Ferrika Lukmana Sari
19 Februari 2024, 08:54
Jepang
BBC
Ilustrasi, Tokyo.

Hingga saat ini telah dibentuk enam Kelompok Kerja dalam satgas tersebut berdasarkan tugas dan kewenangannya masing-masing, diantaranya yakni Pokja 1 (Bidang Peningkatan Produktivitas dan Daya Saing Sumber Daya dan Industri Ekspor), Pokja 2 (Bidang Diplomasi, Promosi dan Pengembangan Pasar Ekspor).

Kemudian Pokja 3 (Bidang Simplifikasi, Sinkronisasi, dan Integrasi Proses Bisnis dan Layanan Ekspor), Pokja 4 (Bidang Pembiayaan Ekspor), Pokja 5 (Bidang Peningkatan Ekspor UMKM), serta Pokja 6 (Bidang Regulasi).

Meski Neraca Perdagangan Indonesia pada Januari 2024 masih melanjutkan tren surplus 45 bulan berturut-turut sebesar US$ 2,02 miliar yang didukung oleh kinerja sektor nonmigas sebesar US$ 3,32 miliar, namun kinerja sektor migas masih menunjukkan defisit sebesar US$ 1,30 miliar.

Hal tersebut menjadi salah satu fokus pemerintah, khususnya tim Satgas Peningkatan Ekspor Nasional. Untuk itu, masing-masing pokja saat ini tengah menyusun rencana kerja berupa quick win, rencana jangka pendek, jangka menengah, hingga jangka panjang guna mengatasi hal tersebut.

Di samping mengoptimalkan potensi pasar yang telah ditentukan tersebut, Satgas Peningkatan Ekspor juga tengah berfokus memperluas akses pasar dengan mendorong penyelesaian perundingan perjanjian khususnya Indonesia-EU CEPA.

Diikuti dengan peluang Indonesia masuk blok perdagangan The Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP), dan aksesi Indonesia menjadi anggota Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).

Fokus Ekspor ke 12 Negara Prioritas

Di tengah perlambatan ekonomi Jepang dan Inggris, pemerintah akan fokus untuk menggenjot ekspor nasional ke 12 negara prioritas. Kebijakan ini juga diharapkan dapat memperkuat neraca perdagangan, pertumbuhan ekonomi serta membuka pasar baru.

Airlangga Hartarto menyebut 12 negara ekspor prioritas tersebut, di antaranya Arab Saudi, Belanda, Brazil, Chile, Cina, Filipina, India, Kenya, Korea Selatan, Meksiko, UEA, dan Vietnam.

"Produk ekspor prioritas yang ditetapkan mulai dari ikan dan olahan ikan, sarang burung walet. Kemudian kelapa dan kelapa olahan, kopi dan rempah olahan, bahan nabati dan margarin, kakao, makanan olahan, bungkil dan pakan ternak," kata Airlangga.

Selanjutnya produk semen, kimia, karet dan produk dari karet, kulit dan produk dari kulit, pulp dan kertas, TPT dan alas kaki, logam mulia dan perhiasan, mesin-mesin, elektronik, otomotif, furnitur, serta mainan.

Halaman:
Reporter: Ferrika Lukmana Sari
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...